Mohon tunggu...
Kinda Lia
Kinda Lia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Integritas dan Kegalakan Sudirman Said terhadap Korupsi

19 Juli 2017   21:13 Diperbarui: 20 Juli 2017   08:45 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tulisannya, yang secara khusus mengungkapkan arti penting seorang ibu dalam hidupnya, Sudirman Said mengungkapkan secara manis, bahwa meski tak berpendidikan, ibunya yang sederhana mempunyai visi yang tegas tentang pendidikan, dan tentu saja moral. Dengan kehidupan yang serba kekurangan, ibunya seperti tahu, bahwa pendidikanlah yang akan mengangkat nasib dan derajat seseorang. Kuat sekali ingatan itu tertanam bersama dawuh tentang moral, kesederhanaan, kejujuran, semangat, dan konsistensi atau singkatnya disebut dengan integritas, versi sekarang.

Maka, bagi Sudirman Said, integritas adalah segalanya. Ia adalah modal utama, bagi siapa saja yang masih merasa dirinya manusia. Tapi, "integritas tak pernah jatuh gratis dari langit",pungkasnya suatu kali. Meski manusia terlahir dalam keadaan suci, tapi integritas didapatkan melalui serangkaian sikap yang secara konsisten ditampilkan sepanjang hidup seseorang, dan didapatkan melalui pembelajaran tanpa henti. Integritas tak pernah menyalahi nilai, prinsip, dan keyakinan, sebab abai terhadap hal tersebut, bagi Sudirman Said, adalah pengkhianatan; atas diri dan kehidupan.

Idealis sekali, Pak Sudirman Said. Begitu sebagian orang memberikan tanggapan. Bukan, ini bukan soal idealisme semata, apalagi memalaikat diri disaat tak ada seorang manusia pun tanpa dosa. Tanpa cela. Ini hanya soal kewajiban sebagai manusia, yang diperintahkan untuk menambahkan kebaikan setiap harinya. Atau jika tidak bisa berbuat baik pun, jangan lantas menjahati dan menyakiti orang lain. Jangan terlalu rumit menggunakan teori integritas, cukuplah dengan jujur, konsisten, bertanggung-jawab, gigih, dan berkomitmen.

Apa jadinya jika seorang pemimpin tidak mempunyai integritas? Banyak sekali contohnya, yang akhir-akhir menghiasi perjalanan hidup bangsa. Begitu miris dan memilukan ketika banyak pejabat, para pemimpin lembaga yang terhormat tersangkut kasus korupsi. Merampok uang negara atas nama pribadi.

Integritas itulah yang menjadi pegangan Sudirman Said ketika diberi kesempatan untuk mengabdi kepada negara dengan berbagai jabatan yang beragam, mulai dari jabatan kelas bawah hingga sekelas menteri yang "wah". Tak pernah ada masalah, kecuali keberaniannya yang kadang membuat kalangan tertentu jengah  lalu mempergunakan cara-cara murah untuk menegasikannya sebagai sosok yang pongah.

Bermodal integritas dan pengalaman yang melimpah, terutama soal restrukturisasi perusahaan atau lembaga (meski lulusan akuntansi di STAN), Sudirman Said melakukan kerja-kerja produktif, kreatif, dan inovatif. Kemampuannya yang mumpuni dalam hal nukangi  dan mempreteli  managemen dan sistem dalam sebuah perusahaan atau lembaga tak bisa diragukan kerap menuai keberhasilan. Tangan dinginnya mampu "mengangkat" kembali sesuatu yang "tersendat-sendat".

Artinya, sebagai seorang profesional, integritas Sudirman Said tak bisa diragukan. Sebagai seorang pemimpin, di berbagai level jabatan, Sudirman Said tak pernah menjadi pesakitan  atau dibully  oleh masyarakat karena perilakunya yang menyalahi moral maupun undang-undang. Tak ada!

Sebagai bagian dari integritasnya, sejak lama ia menggeluti dunia aktivis pergerakan untuk melawan korupsi sebagai kejahatan kelas kakap. Sudirman Said sadar, bahwa salah satu sumber penyakit bangsa ini adalah bergerak bebasnya para koruptor untuk menggarong uang negara. Kongkalikong kerap terjadi untuk memperkaya diri, atau kelompoknya. Korupsi sudah mengakar kuat, terjadi dari tingkat elit dengan uang milyaran hingga sekelas pungli pakai  uang recehan.

Sejak awal, komitmen anti-korupsi Sudirman Said tak perlu dipertanyakan. Bahkan ia termasuk salah satu tokoh yang ikut "berpat-gulipat" untuk melahirkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebagai aktivis anti-korupsi, ia menjadi pendiri sekaligus ketua badan pelaksana Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) yang mendukung percepatan pemberantasan korupsi di Indonesia dengan mendorong terselesaikannya kasus seperti penyelewengan dana Pemilu oleh anggota KPU.

MTI juga menjadi lembaga independen yang mendorong transparansi anggota kabinet (2001), penyelesaian kasus Bibit-Chandra, serta mendirikan Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)  untuk menciptakan dunia usaha yang sehat (tanpa suap dan kongkalikong). Ketika ditugaskan untuk Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh-Nias, yang dikenal dengan BRR, Sudirman Said menjaga betul agar semua bantuan tidak diselewengkan dan menjaga trustmasyarakat yang memberikan bantuan. Sehingga ia menerapkan kebijakan single income  serta Satuan Anti Korupsi (SAK).

Dengan track record  seperti itu, tidak aneh kiranya Sudirman Said begitu "galak" dan berani ketika berkaitan dengan korupsi dan koruptor. Keberanian yang paling tampak adalah skandal #PapaMintaSaham yang membuat bangsa Indonesia gaduh selama beberapa hari. Sudirman Said dengan berani mengungkapkan, melalui rekaman, bahwa Setya Novanto (Ketua DPR RI) mencatut nama Presiden untuk bagi-bagi saham divestasi melalui cara-cara licik. Artinya, soal korupsi, siapapun orang dan jabatannya, tetaplah menjadi keharusan bagi Sudirman Said untuk melaporkan. Ini sudah bagi-bagi saham, kongkalikong tingkat elit dengan membawa-bawa nama Presiden (simbol negara dijadikan jaminan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun