Mohon tunggu...
Devi Shanti Salsabila
Devi Shanti Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

sedang belajar sejarah kolonial di Indonesia dan sejarah budaya dan adat-istiadat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Sektor Perikanan yang Menjadi Andalan Kabupaten Sidoarjo

10 Juni 2024   10:49 Diperbarui: 10 Juni 2024   11:22 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Sidoarjo terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, dengan posisi geografis antara 112o5' -- 112o9' Bujur Timur dan 7o3' -- 7o5' Lintang Selatan. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik di utara, Selat Madura di timur, Kabupaten Pasuruan di selatan, serta Kabupaten Mojokerto di barat. Sidoarjo merupakan bagian dari kawasan Gerbangkertosusila, yang merupakan kawasan metropolitan di Provinsi Jawa Timur. 

Kabupaten Sidoarjo memiliki luas wilayah 71.424,25 Ha, 40,81 persennya terletak di ketinggian 3-10 m yang berasa di bagian tengah dan berair tawar, 29,99 persen memiliki ketinggian 0-3 meter yang berada di sebelah timur dan merupakan daerah pantai dan pertambakan, 29,20 persen terletak di ketinggian 10-25 meter dibagian barat (Hijriani & Artono, 2018). Topografi wilayah ini umumnya datar dengan beberapa bagian berupa area pertambakan, terutama di sebelah timur yang berhadapan langsung dengan Selat Madura. 

Di bagian tengah dan barat, terdapat area permukiman dan pertanian yang subur. Letaknya yang berada di antara dua sungai besar, Sidoarjo dikenal dengan hasil laut nya yang berupa ikan dan udang. Selain dikenal dengan kota delta, Sidoarjo juga dikenal dengan julukan 'Kota Bandeng dan Udang' karena ikan bandeng dan udang merupakan hasil perikanan yang umum ditemui.

Perikanan di Sidoarjo memiliki sejarah yang panjang dan berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Awal mula perikanan di Sidoarjo tidak dapat dipisahkan dari kondisi geografisnya yang berdekatan dengan laut dan wilayah perairan yang subur. Sejak zaman dahulu, masyarakat Sidoarjo telah memanfaatkan sumber daya alam ini untuk mata pencaharian mereka. 

Pada awalnya, perikanan di Sidoarjo dilakukan dengan cara tradisional, dimana nelayan menggunakan perahu kecil dan alat tangkap sederhana. Seiring berjalannya waktu, teknik dan alat tangkap perikanan di Sidoarjo mengalami perkembangan. Pada era kolonial, perikanan di Sidoarjo mulai dikelola dengan sistem yang lebih terorganisir, termasuk pengenalan teknologi penangkapan ikan yang lebih modern. 

Setelah kemerdekaan Indonesia, sektor perikanan di Sidoarjo terus berkembang dan menjadi salah satu sektor penting dalam perekonomian lokal. Pemerintah daerah mulai memberikan perhatian lebih dengan menyediakan pelatihan dan pendidikan bagi para nelayan serta memperkenalkan teknologi baru dalam budidaya dan pengolahan hasil perikanan.

Pengembangan perikanan di Sidoarjo menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan yang kompleks. Salah satu isu utama adalah penggunaan teknologi yang masih sederhana, yang membatasi efisiensi dan produktivitas sektor ini. Kemitraan usaha yang kurang berkembang juga menjadi hambatan, karena hal ini mengurangi kesempatan untuk inovasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih luas. 

Selain itu, market share yang terbatas menunjukkan adanya kebutuhan untuk memperluas pasar baik secara domestik maupun internasional. Permasalahan lain yang dihadapi termasuk kualitas infrastruktur yang belum memadai, yang menghambat distribusi dan logistik produk perikanan. 

Sumber daya manusia di sektor perikanan juga sering kali tidak memiliki keahlian yang cukup, yang berdampak pada kualitas dan daya saing produk. Overfishing di beberapa area telah menyebabkan penurunan stok ikan, yang memerlukan manajemen sumber daya perikanan yang lebih berkelanjutan.

Pencemaran lingkungan, terutama di perairan dekat area industri, juga menjadi tantangan besar karena berpotensi merusak habitat ikan dan kualitas produk perikanan. Perubahan iklim dan bencana alam seperti banjir dan kekeringan dapat mempengaruhi produksi perikanan, baik tangkap maupun budidaya. Regulasi yang tidak konsisten dan kurangnya dukungan kebijakan juga sering kali menjadi penghambat bagi pengembang dan investor di sektor ini.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat. Penggunaan teknologi yang lebih canggih, peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan dan pendidikan, serta pembangunan infrastruktur yang lebih baik dapat menjadi langkah awal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun