Mohon tunggu...
Devira Putri Ferdiana
Devira Putri Ferdiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Saya merupakan pribadi yang tertarik dengan hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menelusuri Jejak Kepemimpinan Khofifah: Pemimpin Perempuan dalam Pembangunan Daerah

1 Juni 2024   15:44 Diperbarui: 1 Juni 2024   15:51 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam sejarah kepemimpinan Indonesia, salah satu pemimpin perempuan yang menonjol adalah Ibu Khofifah Indar Parawansa. Dengan latar belakang yang kaya akan pengalaman dalam bidang politik dan sosial, Ibu Khofifah telah menunjukkan komitmen yang luar biasa terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur, bahkan melampaui batas wilayahnya. 

Sebagai seorang pemimpin, Ibu Khofifah tidak hanya diakui karena kebijaksanaan dan keberaniannya dalam mengambil keputusan, tetapi juga karena pendekatannya yang inklusif dan empatik terhadap kebutuhan rakyatnya. Dalam esai ini, kami akan mengeksplorasi gaya kepemimpinan Ibu Khofifah sebagai gubernur Jawa Timur perempuan yang pertama, prestasi-prestasi yang telah dicapainya, serta dampak positif yang telah dihasilkan oleh kepemimpinan yang inspiratif ini. 

Dengan visi progresifnya yang memimpin salah satu provinsi terbesar di Indonesia, Ibu Khofifah memegang kendali sebagai gubernur Jawa Timur dengan dedikasi yang tak terbantahkan. 

Dengan pengalaman yang luas dalam pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat, kepemimpinannya tidak sekadar mengenai pembangunan infrastruktur, tetapi juga menumbuhkan semangat kebersamaan dan inklusi. Dalam esai ini, kita akan mengeksplorasi peran dan pencapaian Ibu Khofifah dalam mewujudkan transformasi positif bagi Jawa Timur, serta dampaknya dalam konteks yang lebih luas bagi pembangunan nasional.

Ibu Khofifah Indar Parawansa merupakan gubernur Jawa Timur perempuan yang pertama menjabat. Meskipun sebagai seorang perempuan, Ibu Khofifah bukanlah seseorang yang layak untuk diragukan.  Hal ini didukung dengan pernyataan yang berbunyi, "Perempuan    juga    memiliki peran  dan  tanggung  jawab  kepemimpinan  dalam  setiap  tingkatan di manapun." (Astuti, Rini Puji, 2019). Beliau merupakan sosok aktivis hebat yang dapat dikatakan sebagai pioner baru perjuangan perempuan pada masa kini, hal ini terlihat dari gaya pemikiran dan kepemimpinannya dalam mempertahankan martabatnya sebagai perempuan. 

Dalam pemikirannya, Ibu Khofifah Indar Parawansa sangat mendukung kesetaraan gender dan partisipasi perempuan dalam segala bidang terutama bidang politik dikarenakan partisipasi perempuan dalam bidang politik dianggap masih sangat rendah, karena pemikiran tersebut membuatnya diangkat 4 kali menjadi ketua organisasi muslimat islam Nahdlatul Ulama (NU). 

Ibu Khofifah Indar Parawansa merupakan seorang politisi yang mengembangkan feminisme dengan caranya sendiri, feminisme yang melekat pada dirinya adalah Psychoanlytic yang merupakan gender feminisme yang menyebutkan bahwa perempuan dan laki-laki harus sama derajatnya tanpa adanya diskriminasi di salah satu pihak. 

Gaya kepemimpinan Ibu Khofifah memberikan terobosan terbaru, dimana Ibu Khofifah menyatukan strategi politik dengan pemikirannya terhadap kesetaraan gender yang selalu diterapkan dalam perjalanannya dibangku parlemen dan organisasi perempuan, sehingga Ibu Khofifah dapat menjadi seorang pemimpin sekaligus seorang perempuan yang dapat mengangkat derajat perempuan dalam urusan sosial dan pemberdayaan perempuan. 

Dengan demikian, sistem patriarki yang menjadi akar permasalahan kaum perempuan dapat dihilangkan sedikit demi sedikit melalui pola kepemimpinan Ibu Khofifah. Secara eksklusif, Ibu Khofifah Indar Parawansa tidak menjelaskan secara terperinci budaya patriarki seperti apa yang ingin dihilangkan, namun yang pasti sistem patriarki yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Gaya dan pola kepemimpinan tersebut mengantarkan Ibu Khofifah menjadi gubernur perempuan pertama di Jawa Timur.

Ibu Khofifah Indar Parawansa juga memiliki sikap visioner atau pandangan yang mengarah ke depan serta keyakinan yang kuat melekat pada sosok Ibu Khofifah Indar Parawansa. Di bawah kepemimpinannya, fokus terhadap pelayanan untuk masyarakat Jawa Timur tertuang dalam program Nawa Bhakti Satya, yaitu sembilan program kerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) yang diimplementasikan dengan cepat, efektif, tanggap, transparansi, dan responsif (CETTAR). 

Ibu Khofifah paham akan langkah yang harus diambil, yaitu senantiasa menekankan implementasi, serta tujuan yang ingin diraih, yaitu perubahan. Lalu Ibu Khofifah memiliki sifat tidak dramatisasi merupakan pribadi yang berintegritas serta tegas dalam memperjuangkan aspirasi dan mengupayakan perubahan yang berlandaskan kemaslahatan bersama. 

Tindakan Ibu Khofifah nyata sehingga minim dramatisasi yang berlaku di bawah kepemimpinannya. Tindakan tersebut di antaranya, yaitu tercermin dalam pemberian layanan pendidikan gratis dan berkualitas (Tistas) sebagai upaya terhadap pemerataan pendidikan, serta peresmian lapangan Jatim Seger yang dilengkapi dengan fasilitas publik yang memadai sebagai upaya terhadap penerapan pola hidup yang bugar.

Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah Indar Parawansa, memaparkan pencapaian kinerja yang mengedepankan sinergi dan kolaborasi selama lima tahun masa kepemimpinannya. "Sejak awal saya memegang prinsip no one left behind. Jadi tidak seorang pun yang ditinggalkan untuk menikmati hasil pembangunan di Jatim," katanya saat peringatan Hari Jadi ke-78 Provinsi Jatim di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis. 

Ibu Khofifah Indar parawansa memastikan selama kepemimpinannya selalu bergerak agar terjadi kesetaraan ekonomi di tengah masyarakat. Hasilnya, kemiskinan ekstrem di Jatim yang pada tahun 2020 tercatat sebesar 4,4 persen, berhasil ditekan menjadi 2,23 persen di tahun 2021. "Data terakhir di tahun 2022, kemiskinan ekstrem di Jatim turun menjadi 1,56 persen sampai sekarang," ujarnya. 

Di bidang pendidikan, lanjut Ibu Khofifah, Provinsi Jatim tercatat yang paling banyak se-Indonesia mengantarkan siswa-siswinya diterima di perguruan tinggi negeri tanpa tes selama empat tahun terakhir berturut-turut. Bagi Ibu Khofifah, keberhasilan pendidikan menjadi kunci dalam mengurangi ketimpangan sosial. "Pendidikan menjaga keseimbangan antara perkotaan dan perdesaan," katanya. Menurutnya, keberhasilan di bidang pendidikan turut mendorong kemajuan desa mandiri di berbagai kabupaten/ kota wilayah Jatim. 

"Di tahun 2023 ini, desa mandiri di Jatim tercatat sebagai yang paling banyak di antara provinsi lainnya se-Indonesia. Yaitu sebanyak 2800 desa mandiri di Jatim. Itu 24,3 persen dari keseluruhan desa mandiri se-Indonesia," ucapnya. Di penghujung masa jabatannya yang akan berakhir pada 31 Desember 2023, Ibu Khofifah menyatakan tekad untuk terus mengupayakan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Jatim yang tangguh, mengingat Indonesia ke depan menghadapi berbagai tantangan global, seperti perubahan cuaca ekstrem, selain mengejar kedaulatan pangan, digital, riset dan teknologi. 

"Kita harus mencetak pemuda Jatim yang sat set wat wet, serta memiliki kekuatan untuk merubah keadaan," ujarnya. Dengan kinerja yang mengedepankan sinergi dan kolaborasi, Ibu Khofifah meyakini jika telah mencetak SDM yang dapat merubah keadaan maka berbagai tantangan global ke depan mampu terlewati.  

"Kita telah berhasil melewati pandemi virus corona atau COVID-19. Maka kita yakin mampu menghadapi tantangan global dengan menumbuhkan karakter inisiatif, kolaborasi dan inovasi pada SDM yang memiliki kekuatan untuk merubah keadaan," tuturnya. 

Pembangunan di bawah kepemimpinan Ibu Khofifah Indar Parawansa memiliki orientasi yang jelas dan nyata. Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2023, dijabarkan prioritas pembangunan Provinsi Jawa Timur. Prioritas utama pembangunan tersebut di antaranya sebagai berikut. 

Pertama, pemulihan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan nilai tambah sektor sekunder dan pariwisata. Kedua, penguatan konektivitas antar wilayah dalam upaya pemerataan hasil pembangunan serta peningkatan layanan infrastruktur. Ketiga, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, produktivitas dan daya saing ketenagakerjaan, serta pengentasan kemiskinan. Keempat, peningkatan kemandirian pangan dan pengelolaan sumber daya energi. 

Kelima, peningkatan ketahanan bencana dan kualitas lingkungan hidup. Keenam, peningkatan ketentraman, ketertiban umum, dan peningkatan kualitas pelayanan publik bagi masyarakat di Jawa Timur. Ketujuh, peningkatan kepedulian sosial dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal. 

Kesuksesan Ibu Khofifah Indar Parawansa dalam berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait lainnya untuk mengupayakan segala pencapaian pembangunan di Jawa Timur tercermin pada berbagai prestasi yang berhasil diraihnya. Realisasi pemulihan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur merupakan salah satu pencapaian pembangunan di era kepemimpinannya. 

Pertumbuhan di Jawa Timur tersebut ditopang oleh beberapa sektor. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang berbunyi, "Berdasarkan  data  fundamental  makro ekonomi,    pertumbuhan    ekonomi    Jawa Timur ditopang oleh tiga sektor utama yaitu Sektor Pertanian, Sektor Industri Manufaktur, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran." (Anggoro, Diovany, Sishadiyati & Muhammad Wahed, 2021).

Dapat disimpulkan bahwa Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah Indar Parawansa, adalah contoh nyata pemimpin yang berdedikasi, visioner, dan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat. Beliau telah menunjukkan bagaimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat melalui kebijakan dan program-program yang telah dijalankan. Gaya kepemimpinan beliau yang merakyat, visioner, transformasional, dan karismatik telah membawa perubahan positif bagi masyarakat Jawa Timur. 

Selain itu, Ibu Khofifah juga menunjukkan bagaimana seorang pemimpin harus mampu mengambil keputusan strategis, berani, dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Semua sisi positif ini menjadikan Ibu Khofifah sebagai contoh pemimpin yang efektif dan inspiratif dalam konteks kepemimpinan kontemporer. 

Dengan demikian, beliau adalah contoh pemimpin yang efektif dan inspiratif dalam konteks kepemimpinan kontemporer. Diharapkan melalui pembahasan ini, kita dapat memahami lebih dalam tentang apa yang membuat seorang pemimpin menjadi efektif dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan dalam berbagai konteks kepemimpinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun