Mohon tunggu...
igha devira
igha devira Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya bercita cita besar dan pendirian yang kuat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menurunnya Angka Pernikahan di Indonesia Tahun 2024

11 Juni 2024   18:10 Diperbarui: 11 Juni 2024   18:36 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurunnya Angka Pernikahan Di Indonesia Pada Tahun 2024

Penulis: Igha Devira Pristine

Vera Sardila M.PD

UNIVERSITAS NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

Abstrak : Pada Tahun 2024 ini pernikahan bukan lagi menjadi akhir dari semua yang telah ditempuh seorang dalam hidupnya. Saat ini pernikahan justru jauh dari rencana masa depan orang di era ini. Hal ini dikutip dari beberapa artikel dan juga pengalaman orang di sekitar. Artikel ini bertujuan untuk membahas kenapa dan bagaimana pernikahan di Indonesia saat ini menurun derastis, dan apakah ini dapat berpengaruh terhadap Indonesia di masa depan?

Kata kunci: Trend menurunnya angka pernikahan, Angka pernikahan di Indonesia menurun

PENDAHULUAN

            Pernikahan merupakan ikatan sakral antara pria dan wanita yang memutuskan untuk hidup Bersama dan tentunya ini tidaklah mudah karna melibatkan dua kepala yang berbeda, ini merupakan Sebagian dari faktor tren angka pernikahan menurun yang di laporkan terjadi saat ini di Indonesia setelah Korea, Jepang, hingga Singapura. (CNN Indonesia)

            Data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ,Penurunan di Indonesia terjadi dalam kurun waktu 10 tahun. Jika simpulkan menurut data BPS, angka pernikahan pada 2021 sebesar 1.742.049, kemudian pada 2022 turun menjadi 1.705.348, dan pada 2023 kembali turun  1.577.255. Sedangkan pada 2024 melaporkan angka perkawinan di Indonesia tercatat terus menurun. (BPS)

            Artikel ini bertujuan untuk membahas, kenapa angka pernikahan akhir-akhir ini menurun secara derastis dan apakah ini akan berpengaruh kepada Indonesia di masa yang akan datang, ataukah justru ini awal yang baik karna karir lebih penting dari pada pernikahan terutama pada Wanita, karna sekarang peluang Wanita berkarir sangat luas maka ini dapat menaikan martabat Wanita. Semoga artikel ini dapat menjadi bacaan yang berguna dan membuat pembaca memahami maksut dan tujuan penulis.

PEMBAHASAN

Angka Pernikahan

            Banyak orang ingin menikah karna ingin hidup bahagia bersama dengan pujaan hati, dan dari pandangan agama islam ada yang disebut dengan menyempurnakan ibadah saat kita menikah serta keinginan untuk menjadi orang tua (Universitas Islam Indonesia,2020)

            Tapi lama kelamaan kenapa angka pernikahan di Indonesia menurun secara derastis? Melansir dari laman resmi Universitas Airlangga (Unair), mengutip data dari Badan Pusat Statistik 2024, beberapa daerah mengalami fenomena menurunnya pernikahan ini. DKI Jakarta sekitar 4.000. Untuk Jawa Barat mengalami penurunan sebanyak 29.000. Kondisi yang sama juga terjadi di wilayah Jawa Tengah dengan angka 21.000 dan Jawa Timur 13.000 (UNAIR)

            Berdasarkan data dari BPS menjelaskan bahwa jumlah pernikahan di Indonesia pada tahun 2023 sebanyak 1.577.255. Dibandingkan dengan tahun 2022, angka tersebut turun sebanyak 128.000. Sedangkan angka pernikahan Indonesia dalam satu dekade terakhir turun sebanyak 28,63 persen.

Penyebab  Menurunnya Pernikahan

            Penyebab menurunnya angka pernikahan ini sendiri menjadi perhatian publik, beberapa peneiliti dan juga dosen besar pun ikut menyoroti dan menanggapi soal ini, beberapa di antaranya, Peneliti dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Merry Sri mengatakan membaiknya ekonomi dan banyaknnya fasilitas Pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi menurunnya pernikahan sekarang ini

            "Tingkat ekonomi kita membaik, sekarang sudah masuk kelas menengah, bukan kelas bawah. Seiring dengan itu, berbagai fasilitas semakin tersedia. Sekolah misalnya, sekarang sudah jauh lebih banyak dibandingkan dengan dulu."  (Merry,2024)

            Karna Pendidikan dan juga ekonomi sekarang yang memadai, orang berlomba-lomba untuk berinfestasi pada Pendidikan yang di percaya akan dibawa hingga mati, jadi di zaman ini juga banyak lapangan pekerjaan yang lebih terbuka termasuk bagi Perempuan, sehingga membuat pemikiran berbeda dengan yang dahulu, yang mengatakan bahwa standar menikah adalah di umur 25 jika belum menikah lama-lama akan jadi perawan tua, Wanita saat ini tidak lagi memikirkan tentang standar pendahulu seperti itu, mereka fokus pada apa yang ingin mereka raih dan yang mereka cita-citakan

            Mereka yang berfikir menikah tidaklah penting tentunya pernah juga menginginkan menjadi orang tua yang baik dan rumah tangga yang indah, tetapi mereka bisa jadi memiliki alasan personal karna trauma masalalu yang pedih dikeluarga dan juga KDRT dialami. Mereka menarik batas dalam untuk Impian membangun rumah tangga rukun, karna takut akan menjadi pengaruh buruk yang memikirkan bisa saja mereka seperti itu di keluarga kecilnya kelak.

            Hal ini juga berpengaruh kepada menurunnya angka pernikahan saat ini, selanjutnya adalah karna faktor tingginya angka perceraian yang ada bisa mempengaruhi penurunan pernikahan, selanjutnya dari Prof Bagong juga menjelaskan penyebab lainnya ialah sedikitnya angka laki-laki yang dalam kondisi mapan, ia berpendapat karna pekerjaan saat ini yang sulit dicari. (Prof Bagong, UNAIR)

            Kemudian menurut Ketua Pengurus Perkumpulan Keluarga Berencana Bali, dr oka Negara melalui RRI, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan angka pernikahan di Indonesia. Faktor utama, katanya, sama secara global, yaitu diantaranya alasan ekonomi, dimana jika punya keluarga dan anak akan ada beban ekonomi yang tinggi.

Pengaruh tren terhadap populasi di Indonesia, tanggapan para ahli

            Namun menurut oka, kasus Indonesia tak sama dengan negara lain yang memiliki permasalahan yang sama,  ia beranggapan tren ini tidak mempengaruhi pertumbuhan penduduk, "Jadi belum bisa dikatakan sampai pada masalah yang kritis akan terjadi penurunan populasi seperti yang terjadi di negara lain. Meskipun angka pernikahan trennya menurun dalam 10 tahun terakhir," katanya dalam perbincangan dengan RRI Pro 3, Kamis (7/3/2024) (Oka,2024)

            Hal yang sama juga disampaikan  Deputi Bidang Advokasi, Pergerakan, dan Informasi Badan Keluarga Berencana Internasional (BKKBN), Sukaryo Teguh Santoso ia mengatakan tidak perlu sampai khawatir Indonesia akan mengalami penurunan populasi (sukaryo,2024)

            Di kutip dari laman resmi (UNAIR) menurut Guru Besar Sosiologi, fenomena seperti ini  wajar bila terjadi "fenomena ini hal wajar, konsekuensinya yang tidak terhindarkan", ujarnya. Lebih lanjut, penurunan angka ini  terjadi dalam waktu yang lama maka akan ada kemungkinan menurunkan angka kelahiran. Meskipun begitu ini tidak perlu dikhawatirkan "menurunnya angka pernikahan itu wajar. Tidak ada yang harus diperbaiki. Tapi yang penting memastikan hal ini berdampak positif untuk memberdayakan Perempuan dan Masyarakat," jelasnya (Bagong,2024)

Penutup

            Kita menyadari bahwa menikah saat ini di anggap tidak serius oleh sebagian orang dan hanya menjadi ajang yang tidak jelas juga apa tujuan sebenarnya, hal ini mengakibatkan banyaknya angka perceraian yang terjadi, karna menikah secara terburu-buru dan asal saja. Banyak dari mereka bahkan tidak memperdulikan bagaimana jika mereka memiiliki anak nantinya, mereka hanya mementingkan diri sendiri.

            Akhirnya dimasa depan anak-anak tak berdosa pun menjadi terkena dampaknya, mereka menutup mimpi dan harapan mereka di depan orang tua mereka, membuang mimpi mereka dengan Ikhlas dan penuh harapan bahwa di masa depan tidak ada lagi anak seperti mereka.

            Ini salah satu penyebab menurunnya angka pernikahan di Indonesia, kebanyakan mereka yang memiliki luka dan trauma, mereka sangat takut untuk melangkah ke jenjang pernikahan dan memilih untuk sendiri, mereka takut akan terulangnya kejadian yang sama mereka takut akan menjadi orang tua yang sama.

            Maka dari itu Ketika memikirkan untuk menikah, nikahilah pujaan hati anda, jika terpaksa melakukannya, berhentilah. Jika masih belum cukup mapan, mapankan lah. Dan jika masih memiliki ego yang tinggi, belajarlah untuk bersabar dan mengalah. Jika memiliki emosi yang tidak terkontrol dan suka main tangan, tahanlah diri mu sendiri. Melembutlah jangan bertengkar di depan anak mu, mereka peniru handal. (psikolog A.Kasandra.2023)

            Generasi masa kini semakin melek dengan pendidikan dan finansial yang stabil. Hal itu lebih dianggap penting ketimbang menikah dan membangun keluarga yang dianggap bukan proioritas dalam hidup. Situasi ini membuat generasi ini memilih karier dari pada menikah (penelitian lembaga pendidikan inggris, Vespa Academy,2021)

            Tapi tentunya menikah ataupun tidak menikah kembali kepada individu masing-masing. Tentunya semua hal memiliki alasan masing-masing.

Daftar Pustaka

Hussin, Utami. 2024. Artikel Gaya Hidup "Angka Pernikahan Terus Menurun, tanggapan ahli"

Salsabila, Allysa. 2024. "Angka Pernikahan Indonesia Menurun, Tanggapan Pakar"detikjatim

Zaini, Achmat. 2024. "Angka Pernikahan Indonesia Juga Menurun" RRI PRO 3

Uiversitas Airlangga. 2024. "Guru Besar UNAIR Tanggapi Angka Pernikahan di Indonesia"

Universitas Islam Indonesia. 2020. "Menyempurnakan Ibadah Dengan Menikah"

Permata, Indah. 2023. "Hypereport: Saat Mereka Memutuskan Tidak Menikah, Trauma Masa                                                                                                              Lalu dan Realistis" Hypeabis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun