Kemudian menurut Ketua Pengurus Perkumpulan Keluarga Berencana Bali, dr oka Negara melalui RRI, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan angka pernikahan di Indonesia. Faktor utama, katanya, sama secara global, yaitu diantaranya alasan ekonomi, dimana jika punya keluarga dan anak akan ada beban ekonomi yang tinggi.
Pengaruh tren terhadap populasi di Indonesia, tanggapan para ahli
      Namun menurut oka, kasus Indonesia tak sama dengan negara lain yang memiliki permasalahan yang sama,  ia beranggapan tren ini tidak mempengaruhi pertumbuhan penduduk, "Jadi belum bisa dikatakan sampai pada masalah yang kritis akan terjadi penurunan populasi seperti yang terjadi di negara lain. Meskipun angka pernikahan trennya menurun dalam 10 tahun terakhir," katanya dalam perbincangan dengan RRI Pro 3, Kamis (7/3/2024) (Oka,2024)
      Hal yang sama juga disampaikan  Deputi Bidang Advokasi, Pergerakan, dan Informasi Badan Keluarga Berencana Internasional (BKKBN), Sukaryo Teguh Santoso ia mengatakan tidak perlu sampai khawatir Indonesia akan mengalami penurunan populasi (sukaryo,2024)
      Di kutip dari laman resmi (UNAIR) menurut Guru Besar Sosiologi, fenomena seperti ini  wajar bila terjadi "fenomena ini hal wajar, konsekuensinya yang tidak terhindarkan", ujarnya. Lebih lanjut, penurunan angka ini  terjadi dalam waktu yang lama maka akan ada kemungkinan menurunkan angka kelahiran. Meskipun begitu ini tidak perlu dikhawatirkan "menurunnya angka pernikahan itu wajar. Tidak ada yang harus diperbaiki. Tapi yang penting memastikan hal ini berdampak positif untuk memberdayakan Perempuan dan Masyarakat," jelasnya (Bagong,2024)
Penutup
      Kita menyadari bahwa menikah saat ini di anggap tidak serius oleh sebagian orang dan hanya menjadi ajang yang tidak jelas juga apa tujuan sebenarnya, hal ini mengakibatkan banyaknya angka perceraian yang terjadi, karna menikah secara terburu-buru dan asal saja. Banyak dari mereka bahkan tidak memperdulikan bagaimana jika mereka memiiliki anak nantinya, mereka hanya mementingkan diri sendiri.
      Akhirnya dimasa depan anak-anak tak berdosa pun menjadi terkena dampaknya, mereka menutup mimpi dan harapan mereka di depan orang tua mereka, membuang mimpi mereka dengan Ikhlas dan penuh harapan bahwa di masa depan tidak ada lagi anak seperti mereka.
      Ini salah satu penyebab menurunnya angka pernikahan di Indonesia, kebanyakan mereka yang memiliki luka dan trauma, mereka sangat takut untuk melangkah ke jenjang pernikahan dan memilih untuk sendiri, mereka takut akan terulangnya kejadian yang sama mereka takut akan menjadi orang tua yang sama.
      Maka dari itu Ketika memikirkan untuk menikah, nikahilah pujaan hati anda, jika terpaksa melakukannya, berhentilah. Jika masih belum cukup mapan, mapankan lah. Dan jika masih memiliki ego yang tinggi, belajarlah untuk bersabar dan mengalah. Jika memiliki emosi yang tidak terkontrol dan suka main tangan, tahanlah diri mu sendiri. Melembutlah jangan bertengkar di depan anak mu, mereka peniru handal. (psikolog A.Kasandra.2023)
      Generasi masa kini semakin melek dengan pendidikan dan finansial yang stabil. Hal itu lebih dianggap penting ketimbang menikah dan membangun keluarga yang dianggap bukan proioritas dalam hidup. Situasi ini membuat generasi ini memilih karier dari pada menikah (penelitian lembaga pendidikan inggris, Vespa Academy,2021)