Mohon tunggu...
Devi Rahardiono
Devi Rahardiono Mohon Tunggu... Lainnya - Truenorth Indonesia

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perspektif Pendidikan Kepramukaan

9 September 2020   15:28 Diperbarui: 9 September 2020   15:32 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita terkadang melihat tunas seperti melihat tanaman yang lengkap, tunas untuk menjadi tumbuhan lengkap menjadi pohon memerlukan waktu dan proses penumbuhan, Karena itu pendidikan kepramukaan merupakan pendidikan jangka panjang di mulai dari siaga sampai pandega dari usia 7 tahun sampai 25 tahun.

Anak anak sebagai tunas yang baik, juga memerlukan lahan yang subur untuk bertumbuh kembang, dimana lahan yang subur yang pertama dirumah, kedua di sekolah, ketiga diantara rumah dan sekolah yaitu lingkungannnya, pendidikan kepramukaan bisa menjadi lahan subur ketiga untuk tumbuh kembang tunas tunas bangsa, kalo kita berbicara pendidikan maka kita harus membayangkan seperti menumbuhkan tunas untuk menjadi pohon, pendidikan itu jangan mengunakan kata membentuk, seperti karakter, karakter itu tidak dibentuk tapi di tumbuhkan. Pendidikan kepramukaan itu bukanlah sesuatu yang tertulis dan dibaca dihapal dan diuji, pendidikan kepramukaan merupakan proses pembiasaan.

Pembiasaan dapat diartikan sebagai proses membuat sesuatu/seseorang menjadi terbiasa. Pembiasaan merupakan kegiatan intervensi yang difokuskan kepada tenaga pendidik melalui partisipasi aktif, dengan partisipasi tenaga pendidik tersebut akan mendukung berlangsungnya kegiatan peserta didik untuk mendapatkan pengalaman hingga melakukannya dengan sendiri. Bahwa "menolong sesama hidup" atau "rela menolong dan tabah" itu di tidak hanya sekedar diucapkan tetapi harus dilakukan pembiasaan.

Hakekat dari pendidikan kepramukaan sesungguhnya adalah membuat anak anak dan remaja Indonesia kelak setelah dewasa menjadi manusia yang bermanfaat, mengapa menjadi manusia yang bermanfaat karena memang dalam agama mengajarkan Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia. Seperti dalam pesan terakhirnya baden powell "...Aku yakin, bahwa Tuhan menciptakan kita dalam dunia yang bahagia ini untuk hidup berbahagia dan bergembira. Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari jabatan yang menguntungkan, ataupun dari kesenangan bagi diri sendiri. Jalan menuju kebahagiaan ialah: membuat dirimu lahir dan batin sehat dan kuat pada waktu kamu masih anak-anak, sehingga kamu dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati hidup, jika kamu kelak telah dewasa..."

Menjadi manusia yang bermanfaat atau berguna itu kemudian dikiaskan seperti pohon nyiur atau kelapa, dimana pohon kelapa merupakan pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya, ini mengkiaskan bahwa tiap Pramuka kelak menjadi manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan Tanah Air, bangsa, dan negara Republik Indonesia serta kepada umat manusia. Karena pendidikan kepramukaan itu di tujukan untuk anak-anak dan remaja yang memang belum dapat di petik hasilnya maka kiasan itu menjadi tunas kelapa, tunas kelapa inilah yang kemudian dijadikan lambang pendidikan kepramukaan yang berupa gambar siluet tunas kelapa, lambang tersebut diciptakan oleh Soehardjo Admodipura. Dia merupakan pembina pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian.

Untuk menjadi manusia yang bermanfaat atau berguna maka di dalam diri anak anak dan remaja harus ditumbuhkan yang namanya karakter, yaitu karakter mandiri dan peduli, Karakter mandiri merupakan sikap yang tidak selalu bergantung kepada orang lain dalam menyelesaikan permasalahan yang menimpa dirinya. Karakter peduli (peduli sosial dan peduli lingkungan alam sekitar), peduli sosial Merupakan sikap yang selalu memberi bantuan atau menolong orang lain yang memang sedang membutuhkan bantuan. Peduli lingkungan alam sekitar merupakan sikap yang selalu mencegah kerusakan terhadap lingkungan, dan selalu berupaya untuk memperbaikinya jika terjadi kerusakan pada lingkungan serta selalu menjaga kelestarian alam, maka pendidikan kepramukaan sejatinya untuk menumbuhkan karakter karakter tersebut.

Untuk menumbuhkan karakter mandiri dan peduli maka dalam pendidikan kepramukaan menerapkan suatu prinsip, Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, prinsip artinya asas, kebenaran yang jadi pokok dasar orang berpikir, bertindak, dan sebagainya. Dengan demikian prinsip sebagai landasan penyelenggaraan. Karena pendidikan kepramukaan begitu penting maka dalam penyelenggaraannya perlu ditegakkan prinsip-prinsip secara konsekuen, sehingga tujuan penyelenggaraan pendidikannya dapat tercapai sebagaimana mestinya, prinsip dalam pendidikan kepramukaan kita kenal dengan Prinsip Dasar Kepramukaan yaitu :

a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;

c. Peduli terhadap diri pribadinya; dan

d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun