"Raja. Bidak utama dalam catur. Jika Raja mati, permainan selesai," dosen menatap mahasiswa 3 yang menatapnya tajam dengan ekspresi yang serius. "Tapi jangan lupa, Raja punya keterbatasan. Karena keterbatasannya itu Raja butuh pelayan yang banyak untuk melindunginya. Selesainya permainan juga karena bantuan para pelayan, bukan dari tangan Raja sendiri." Mahasiswa 3 seperti kehilangan kata-kata, air wajahnya berubah dan rahangnya terlihat menegang.
Dosen melanjutkan penjelasannya, "Catur adalah permainan strategi. Strategi itu antara lain sikap pantang mundur, tahu kapan maju dan kapan mundur dan kapan bertahan, mengambil langkah pendek atau panjang, termasuk juga pengorbanan, dan kerja sama. Setiap bidak punya karakteristik dan tugasnya masing-masing yang jika dijalankan dengan baik maka tujuan bersama akan tercapai. Dan pada akhirnya semua permaian akan berakhir. Semua bidak akan masuk ke dalam kotak yang sama dan papan pun dilipat. Baik Pion, Ratu maupun Raja tinggallah sebatas nama. Tidak ada lagi langkah yang bisa diambil. Tidak ada strategi. Tak ada lawan maupun kawan. Semua berakhir sampai permainan yang baru dimulai."
"Hampir sama seperti di kehidupan nyata. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan serta tanggung jawabnya masing-masing sesuai dengan porsinya. Siapapun kamu saat ini, Pion, Ratu, Raja atau lainnya, jalani 'permainan' hidupmu dengan sebaik-baiknya. Jika saat ini kamu adalah Pion, jalanilah peranmu dengan sepenuh hati. Jika kamu saat ini adalah Raja, bertindaklah dengan bijaksana. Karena tugas manusia adalah berusaha sebaik-baiknya dan menjalankan peran yang telah diamanatkan kepada kita dengan penuh tanggung jawab. Sampai saatnya kehidupan usai dan kita kembali ke dalam kotak yang sama. Tak ada lagi yang namanya status atau strategi. Di mata Tuhan kita semua sama. Hanya amalan yang menjadi pembeda."
Setelah mencium tangan sang dosen, ketiga mahasiswa pulang dengan membawa pemahaman baru. Mereka pun berkomitmen untuk berhenti berdebat, lebih menghormati dan menyayangi satu sama lain, dan menjalankan peran mereka sebaik-baiknya.
***
The End
Devira
11 Desember 2018
Ditulis sembari menunggu.
Mengisi waktu, menuangkan isi pikiran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H