Mohon tunggu...
Devira Sari
Devira Sari Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Saya adalah Psikolog yang menyukai dunia tulis menulis dan Sastra. Tarot Reader. A Lifelong Learner. INFJ-A. Empath. Sagittarian.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Reminisensi

10 Juli 2021   10:00 Diperbarui: 10 Juli 2021   10:16 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kota yang baru, kami mendirikan panti asuhan dan sekolah dasar dengan bantuan sponsor. Istriku menjadi pengelola utama dan masih sering diundang menjadi pembicara dimana-mana. Dulu aku masih sering ikut dengannya pergi ke berbagai tempat hingga ke luar kota untuk mengisi acara, namun sekarang aku sudah tidak mampu. Jadi aku lebih banyak tinggal di rumah atau mengajar anak-anak panti. Kami tidak dikaruniai anak lagi, maka anak-anak inilah yang menjadi anak-anak kami.

"Kita berangkat sekarang, Pak?" tanya salah seorang pegawaiku membuyarkan lamunanku. Aku masih menatap foto pernikahan kami dan tersenyum puas dengan perjalanan hidupku bersamanya. Kuambil tongkatku dan berangkat. Dia sudah menungguku di taman itu, duduk dengan senyuman manis di wajahnya. Istriku memang selalu datang lebih cepat. Dia tidak muda lagi, sudah banyak gurat di wajahnya dan uban di rambutnya. Namun bagiku dia tetap yang paling cantik.

Aku masih mampu bertahan dengan kehilangan anak dan masih bisa menerima kehilangan ibu. Namun aku tidak dapat membayangkan bagaimana jika kehilangannya. Terima kasih telah lahir ke dunia ini dan menjadi istriku. Terima kasih telah menemaniku, memahamiku, dan berjuang bersamaku melewati semuanya. Terima kasih telah menjadi sumber kebahagiaanku.

Selamat hari ulang tahun pernikahan ke 50.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun