Mohon tunggu...
Devira Sari
Devira Sari Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Saya adalah Psikolog yang menyukai dunia tulis menulis dan Sastra. Tarot Reader. A Lifelong Learner. INFJ-A. Empath. Sagittarian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Narcissistic dan Gaslighter

26 Januari 2021   08:30 Diperbarui: 1 Februari 2021   08:37 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya rasa banyak dari kita yang sudah familiar dengan kepribadian Narcissistic. Tipe kepribadian ini dicirikan kepercayaan diri yang berlebihan, kesombongan yang berlebihan, keyakinan bahwa dirinya ditakdirkan untuk hal-hal besar (grandiosity), merasa diri spesial dan hanya pantas bergaul dengan orang yang spesial juga, optimis berlebihan, suka dipuji/dikagumi, kurangnya empati, memanipulasi dan mengeksploitasi orang lain. 

Biasanya Narcissistic memang memiliki satu atau dua kelebihan seperti kecantikan, kecerdasan, prestasi, kekayaan. Namun mereka akan menampilkannya supaya terlihat lebih wow untuk membuat orang lain (yang kurang memahami hal ini) terpana. Ada pula Narcissistic yang sebenarnya tidak memiliki kelebihan menonjol, namun dirinya yakin dan punya fantasi bahwa dirinya dilahirkan sebagai orang yang memiliki kelebihan.

Sering kali orang bersikap berlebihan untuk menutupi suatu kondisi tidak menyenangkan dalam dirinya. Begitu pula para narsisistic yang sebenarnya menyimpan rasa tidak aman (insecure) dan mudah merasa terancam. Mereka tidak suka orang lain lebih tinggi dan lebih hebat darinya. 

Mereka menginginkan hal-hal besar dan merasa pantas mendapatkan yang besar, namun mereka tidak suka berusaha dan bekerja keras. Mereka lebih suka orang lain yang mengusahakan untuknya. Mereka pintar memanipulasi dan mengeksploitasi orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Ditambah dengan penampilan mereka yang meyakinkan, tidak sulit untuk menjerat mangsa. Sifat mereka cenderung pasif dan hanya mau aktif jika eksistensinya terancam.

Target yang paling mereka sukai adalah orang-orang dengan compassion dan empati tinggi atau sering kita kenal dengan sebutan Empath. Semua orang berpotensi menjadi mangsa Narcissistic dengan segala macam manipulasinya. 

Namun, Empath tidak perlu banyak diberi manipulasi. Empath akan dengan senang hati memberi dan membantu karena memang kecenderungan bawaannya begitu. Kecenderungannya ini membuat Empath menjadi makanan empuk untuk dieksploitasi oleh Narsiccistic.

Biasanya Narsiccistic mudah sekali dikenali dari penampilan, gaya bicara, dan cara mereka berinteraksi dengan orang lain. Mereka berpenampilan sangat menawan, menampilkan sisi kelebihan mereka dengan berlebihan, berusaha menyakinkan, pintar berkata-kata, memandang orang lain rendah dan hanya mau bergaul dengan orang-orang yang "sekelas" dengannya. 

Orang-orang akan tertipu dengan pesona mereka jika tidak berhati-hati. Aslinya Narsiccistic itu adalah kepribadian yang tidak genuine dan tidak dapat dipercaya. Mereka banyak menyembunyikan kebohongan tentang diri mereka.

Narsiccistic jarang menggunakan cara keras dan kasar untuk memanipulasi targetnya. Hal ini karena bagi mereka sangat penting menjaga penampilan baik dan sempurna di mata publik. 

Senjata utama mereka adalah GASLIGHTING. Gaslighting adalah manipulasi mental yang biasa dilakukan narcissistic untuk membuat orang lain tidak yakin akan persepsi, perasaan, dan kewarasannya sendiri, kemudian memposisikan diri sebagai orang yang bersalah secara suka rela. Gaslighting itu termasuk mental abuse (kekerasan mental).

Kita tahu orang yang abusive itu melakukan kekerasan terhadap orang lain dengan perilaku tampak dan dapat dibuktikan. Abusive itu misalnya si A memukuli si B, atau si X memaki si Y. Kedua contoh itu abuser melakukan langsung kekerasan terhadap korban dan perilakunya kelihatan. 

Nah, dalam gaslighting, kekerasan yang dilakukan tidak tampak dan tidak dapat dibuktikan karena melibatkan manipulasi mental. Misalnya, si A membuat si B merasa bersalah sehingga si B menampar dirinya sendiri. 

Contoh lain si X membenci si Z, kemudian si X memberikan penjelasan sedemikian rupa yang terkesan rasional sehingga malah si Y yang bertengkar dengan si Z. Sementara si X ongkang-ongkang kaki di rumah bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Korban gaslighting akan merasa dirinya rendah, tidak yakin akan dirinya sendiri, menyalahkan diri sendiri, mempertanyakan keyakinan/ingatan/perasaannya, bahkan bisa sampai meragukan kewarasan diri. Mereka akan meminta maaf tanpa mengetahui apa kesalahannya. 

Walaupun mereka aslinya mandiri, mereka akan menjadi sangat bergantung dengan si Narcissistic. Seolah mereka tidak punya daya dan tidak berharga. Jika korban mengeluh, Narcissistic akan meyakinkan bahwa keluhan itu hanya ada di pikiran si korban saja dan si korban terlalu sensitif.

Orang yang rentan kena gaslighting adalah orang yang lemah mentalnya, polos/naif, mudah merasa bersalah, dan mudah merasa kasihan. Orang seperti ini gampang sekali dimanipulasi dengan kata-kata atau tindakan yang seolah-olah tulus. Sering kali Narcissistic lebih suka memanipulasi orang yang "bersinar" karena bisa meningkatkan harga dirinya. Tingkat keberhasilan gaslighting juga dipengaruhi kelihaian si Narcissistic dalam memoles diri.

Semoga bermanfaat.

Devira Sari
Jakarta, 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun