Mohon tunggu...
Devira Sari
Devira Sari Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Saya adalah Psikolog yang menyukai dunia tulis menulis dan Sastra. Tarot Reader. A Lifelong Learner. INFJ-A. Empath. Sagittarian.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghadapi Bulying

2 September 2020   15:00 Diperbarui: 2 September 2020   15:08 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada orang normal yang suka dibully. Namun bullying kadang tidak dapat diprediksi datangnya. Orang yang dibully pun sering kali tidak mengetahui mengapa dijadikan target. Jelas saja, bullying terjadi karena ada masalah pada pembully dan bukan pada yang dibully. Jadi wajar lah jika orang yang dibully merasa kaget, kesal bahkan marah. Seperti tulisan saya di postingan sebelumnya, membalas perbuatan pembully atau melampiaskan kekesalan pada orang lain tidak akan membuat Anda menjadi lebih baik. Malah hanya akan memperburuk keadaan Anda.

Lalu apa yang sebaiknya dilakukan saat berhadapan dengan pembully? Berikut saya berikan beberapa poin yang dapat dilakukan jika mengalami bullying:

1. Jangan bereaksi

Reaksi adalah hal yang dicari oleh para pembully. Reaksi yang Anda tunjukkan seperti takut, marah, menangis, atau membalas hanya akan membuat pembully senang, karena memang itu tujuannya. Reaksi tersebut akan menjadi penguatan bagi perilaku mereka sehingga suatu saat mereka akan mengulanginya lagi. Seorang anak yang cengeng adalah salah satu sasaran empuk pembully. Setiap anak tersebut menangis, pembully akan merasakan kesenangan. Maka ketika ia merasa bosan atau ingin melampiaskan kekesalan, ia akan mengganggu anak tersebut. Begitu si anak menangis, muncul rasa superior dalam diri si pembully.

Tegakkan badan, tatap langsung ke matanya, dan bersikap seperti biasa, kalau perlu berikan senyuman, atau berjalan saja melewatinya seolah ia tidak ada. Lanjutkan kegiatan yang sedang Anda lakukan dengan santai tanpa menghiraukannya. Jangan tunjukkan ekspresi dan sikap tubuh inferior. Postur yang kuat dapat menyadarkan pembully bahwa ia salah sasaran. Karena pada dasarnya mereka memiliki kemampuan dan self esteem yang rendah, pembully hanya akan membully orang yang punya celah untuk dibully.

2. Tunjukkan Compassion (kasih sayang)

Kebanyakan pembully membully untuk meningkatkan harga dirinya dan mendapatkan pengakuan. Mereka merasa insecure dan putus asa karena merasa tidak diterima dan dicintai, sehingga tidak suka melihat orang lain yang diterima dan dicintai. Biasanya pembully itu belum sembuh dari luka hati yang sangat mengganggu kehidupan mereka, maka mereka melampiaskan luka itu pada orang lain. Sering kali pula mereka tidak pernah mengetahui bagaimana diperlakukan dan memperlakukan dengan baik. Boleh jadi di keluarga atau lingkungan tempat mereka tinggal memang suka berlaku kasar, merugikan, dan merendahkan orang lain. Oleh sebab itu mereka begitu haus akan penerimaan dan pengakuan. Dengan kata lain, pembully itu menderita di dalam dirinya. Maka berikanlah orang-orang ini kasih sayang. Biarkan mereka mendengarkan pujian dan persetujuan. Mereka sangat membutuhkannya.

(Baca juga tentang bullying)


3. Tingkatkan kepercayaan diri

Pembully paling senang mengganggu orang yang kurang percaya diri dan terlihat ragu-ragu. Sebaliknya kecil kemungkinan orang yang percaya diri dan berani untuk menjadi target bullying. Maka coba tingkatkan kepercayaan diri dengan mengembangkan bakat dan bergabunglah dengan orang-orang yang juga percaya diri.

Selain itu, salah satu target pembully adalah orang yang memiliki kelebihan yang menonjol sehingga membuatnya merasa terancam. Ada sesuatu dalam diri si target yang tidak dimiliki pembully dan membuatnya merasa minder atau tersaingi. Bisa jadi itu bakat, kemenarikan fisik, prestasi, sanjungan publik, keberuntungan, dan lain sebagainya. Tetaplah bersinar dengan kelebihan yang ada dan kembangkan potensi diri hingga maksimal. Terkadang ketika ada orang-orang yang berusaha menjatuhkan Anda, itu artinya Anda berada di atas mereka.

4. Menghindar

Jika Anda berpikir menghindar akan menunjukkan bahwa Anda lemah, maka itu salah. Pada kondisi seperti ini, menghindar bukan lah suatu kelemahan melainkan pilihan bijak. Terutama jika cara-cara di atas tidak berhasil. Menghindar untuk kebaikan, keamanan, tetap bisa fokus pada tujuan Anda, dan terbebas dari gangguan. Dan kalau ternyata masih sangat mengganggu dan pembully benar-benar tidak dapat dihindari lagi, maka coba pindah lah ke tempat lain.

5. Cari teman/kelompok

Selain yang lebih lemah, target yang dipilih pembully untuk dibully adalah yang suka menyendiri, sedang berjalan sendirian atau yang tinggal seorang diri. Pembully tidak akan berani mengganggu orang yang berkelompok, di kelilingi teman-teman, atau yang berada dalam perlindungan. Maka carilah teman dan masuklah dalam suatu komunitas yang Anda sukai. Hindari atau kurangi beraktivitas seorang diri, terutama jika masih ada kemungkinan menjadi target bullying.

6. Cari bantuan otoritas atau pihak berwajib

Jika pembully dirasa sangat meresahkan dan mengganggu aspek kehidupan anda, segera laporkan ke pihak yang memiliki otoritas setempat (guru/atasan/RT) atau pihak berwajib. Bagaimanapun keamanan dan keselamatan diri Anda perlu diutamakan.

7. Cari bantuan profesional

Apabila Anda telah jika sudah merasakan adanya gejala-gelaja tidak sehat akibat bullying, segera cari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor. Hal ini penting agar dampak ini tidak mengganggu aktivitas dan kehidupan sehari-hari Anda. Dan juga guna mencegah dampak psikologis jangka panjang dari bullying (baca postingan sebelumnya tentang dampak jangka panjang bullying)

8. Peran orang tua/orang terdekat

Ini terutama untuk korban anak dan remaja. Bekali anak-anak dengan kepercayaan diri, rasa aman dan keterampilan sosial. Banyak korban bullying yang memiliki masalah keluarga dan tidak dekat dengan orang tuanya, sehingga mereka lebih rapuh dan lebih mudah terombang-ambing. Ketika bullying terjadi mereka juga enggan memberitahukan orang tua, guru ataupun orang lain karena takut tidak dipercaya, dimarahi, atau malah dibully juga oleh keluarganya. Akibatnya mereka semakin ketakutan dan menjadi sasaran empuk bagi para pembully. Maka bagi orang tua dan orang terdekat, jalin komunikasi yang sehat dan secara rutin tanyakan bagaimana teman-teman mereka memperlakukan mereka. Selain itu, jadilah model ketegasan di rumah, dan pastikan anak-anak tahu bagaimana sepantasnya mereka diperlakukan.

9. Memaafkan

Jangan pernah membalas pembully, karena hal itu hanya akan memburuk keadaan. Cara plaing tepat untuk menyembuhkan luka hati adalah dengan memaafkan. Melepaskan segala emosi negatif dan ingatan buruk tentang kejadian bullying dan pembully. Memaafkan itu pilihan, maka tidak perlu menunggu pelaku meminta maaf ataupun menganti rugi.

Beberapa orang memang tidak pernah akan mengubah perilaku mereka dan mungkin melakukan hal yang sama lagi terhadap Anda, di masa depan. Memaafkan juga bukan berarti Anda menyetujui perbuatan pembully. Namun tetaplah memaafkan. Memaafkanlah untuk kesehatan fisik dan psikis Anda sendiri.

Semoga bermanfaat.

Devira Sari, Psikolog

Repost dari tulisan saya di facebook dengan judul yang sama.

Jakarta, 26 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun