PENYEBAB PSIKOSOMATIS
1. Daya Tahan Terhadap Tekanan Psikologis Rendah
Orang yang tidak pernah dihadapkan pada situasi stresful, biasanya memiliki daya tahan terhadap stres yang rendah. Ketika kena stres sedikit saja akan memicu terjadinya psikosomatis.
2. LingkunganÂ
- Tuntutan semakin tinggi sementara kemampuan tidak dapat mengimbangi.
- Lingkungan yang mengancam, menyakitkan, mengganggu.
- Ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan
3. Faktor Kognitif
Menurut Lazarus, stres dipengaruhi oleh penilaian kognitif dan interpretasi terhadap suatu kejadian (primer), serta keyakinan akan kemampuan diri untuk menghadapi masalah secara efektif (sekunder).
Jika seseorang merasakan suatu kejadian sebagai hal yang mengancam, maka ia akan mengalami stres. Dan akan semakin stres jika ia tidak yakin mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Maka kemungkinan terkena psikosomatis lebih besar.
Namun, jika orang tersebut tidak menganggap suatu kejadian sebagai hal yang mengancam, maka ia tidak akan stres. Atau jika pun ia menganggap suatu kejadian sebagai hal yang mengancam dan ia yakin mampu menyelesaikannya, maka ia juga tidak akan stres. Dengan begitu, kemungkinannya terkena psikosomatis akan lebih kecil.
4. Faktor Kepribadian
Orang dengan ciri kepribadian di cluster C (mudah cemas) seperti Dependent (bergantung), Avoidant (menghindar) dan Obsesive Compulsive (perfeksionis). Selain itu tipe kepribadian Histrionic (haus perhatian) sering terlihat pada kasus psikosomatis tertentu.
5. Tubuh Yang LemahÂ
Memiliki penyakit bawaan atau penyakit kronis, imun tubuh sedang menurun akan membuat seseorang lebih rentan terhadap psikosomatis.
Teori Kelemahan Organ (Theory Of Somatic Weakness) mengatakan bahwa gangguan psikosomatis akan terjadi pada seorang yang mempunyai organ yang secara biologis sudah lemah atau peka. Kelemahan bisa terjadi karena faktor genetik, penyakit atau luka sebelumnya.
6. Emosi Negatif Yang Terpendam
Memendam emosi atau perasaan tidak hanya berdampak pada gangguan psikis tetapi juga dapat berdampak langsung pada gangguan kesehatan tubuh. Emosi itu tidak hanya sebatas kata-kata keras / menyakitkan yang diucapkan seseorang pada saat ia marah loh. Tapi emosi itu bisa dalam berbagai bentuk seperti kemarahan, kekhawatiran, kesedihan, kesepian, ketakutan, kecemburuan, dan emosi negatif lainnya. Suatu emosi negatif memiliki dampak spesifik terhapat organ tubuh tertentu, antara lain :
a. Kemarahan didefinisikan sebagai perasaan yang intens dalam menanggapi rasa frustrasi, sakit hati, kecewa atau terancam. Orang yang pemarah lebih rentan terhadap penyakit jantung dan hipertensi.
b. Sering khawatir tentang masalah tertentu menyebabkan masalah perut seperti muntah, diare, dan maag.
c. Kesedihan dan duka cita adalah emosi berkepanjangan yang dapat melemahkan paru-paru, menyebabkan kelelahan dan sesak napas (asma).
d. Kesepian menciptakan ketidakharmonisan dalam paru-paru dan menghambat aliran darah dan oksigen yang beredar ke seluruh tubuh.
e. Ketakutan dapat menghilangkan kepercayaan diri, moral, keyakinan dan kebahagiaan dan berdampak pada kesehatan ginjal dan sistem reproduksi.
Â
JENIS-JENIS PSIKOSOMATIS DALAM ILMU PSIKOLOGI
Sebelumnya telah saya jelaskan bahwa dalam profesi psikologi tidak lagi menggunakan istilah psikosomatis. Dalam DSM V, istilah yang digunakan adalah Gangguan Simptom Somatik dan Gangguan Terkait. Nah, gangguan ini terdiri dari beberapa jenis, antara lain:Â
Gangguan Simptom Somatik
- Ada satu atau lebih gejala somatik yang terasa mengganggu
- Kadang disertai nyeri
- Penderita berpindah dari satu dokter ke dokter lainÂ
Gangguan Kecemasan Akan Penyakit/Hipokondriasis
- Yakin dirinya punya penyakit serius
- Tidak ada atau minimal simptom somatik
- Usaha berlebihan untuk mencegah penyakit
- Mudah cemas melihat orang lain sakit
- Biasanya ada histori penyakit dari keluarga/orang terdekat
Gangguan Konversi
- Satu atau lebih fungsi sensori atau motorik terganggu/hilang
- Biasanya karena trauma berat
- Kadang menjadi diagnosis tambahan untuk Gangguan Simptom Somatik
Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Kondisi Medis Lainnya
- Ada simptom medisnya atau sudah ada penyakit fisik sebelumnya
- Adanya faktor psikologis/perilaku yang meningkatkan resiko sakit medis atau mengganggu treatment yang sedang dijalani atau memperparah penyakit yang sudah ada.
Gangguan Factitious
- Sakit yang dibuat sendiri. Membuat diri menjadi benar-benar sakit.
- Bukan sakit pura-pura yang bertujuan untuk lari dari tanggung jawab, hukuman atau mendapatkan reward eksternal tertentu (Malingering).
- Merasa senang saat mendapatkan perhatian dan perawatan medis.
NOTE :
Disebut disorder/gangguan jika :
- menimbulkan distres/tidak nyaman dalam diri
- adanya kesulitan beradaptasi dengan keadaan
- mengganggu keberfungsian (pendidikan, pekerjaan, relasi sosial)
Saat diperiksa ke dokter tidak ada bukti penyakit fisik, atau tidak separah yang dirasakan.
Ada jangka waktu biasanya minimal 6 bulan. Jika kurang dari 6 bulan disebut gangguan ringan.
bersambung ke.....penanganan psikosomatis
sebelumnya....pengenalan psikosomatis
Jakarta, 24 Agustus 2020
(tulisan ini merupakan materi kuliah Whatsapp yang saya adakan beberapa waktu lalu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H