Mohon tunggu...
Devi Puspita
Devi Puspita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bisa bila ditekuni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ada Apa dengan Clubhouse?

8 Maret 2021   11:42 Diperbarui: 8 Maret 2021   12:02 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Platform digital belakangan ini diramaikan oleh perbincangan mengenai aplikasi baru yang tidak lain dan tidak bukan adalah Clubhouse. 

Aplikasi ini menjadi viral karena dijagokan oleh Elon Musk -- pengusaha teknologi yang sangat terkenal. Tak lama setelah Elon Musk mengenalkan aplikasi ini kepada dunia, Clubhouse pun menjadi trending topic di Twitter. Di beberapa platform lain seperti Instagram dan Tiktok, Clubhouse juga banyak dibicarakan.

Apa sih Clubhouse itu?

Clubhouse merupakan aplikasi berbasis audio yang mengizinkan para penggunanya untuk bincang-bincang pada suatu ruang konferensi. Dalam satu ruang, terdapat moderator dan pendengar. Anda dapat mendengarkan atau ikut terlibat dalam obrolan, diskusi, dan sharing terkait satu topik tertentu. Topiknya dapat dipilih sesuai dengan minat Anda. Misalnya tentang bisnis, saham, teknologi, kesehatan, dan lainnya.

Namun, obrolan dalam ruang konferensi hanya dapat dinikmati secara live atau langsung karena setelah obrolan selesai dan ruangan ditutup, maka tidak dapat didengar kembali.

Untuk menjadi bagian dari  Clubhouse, Anda harus merupakan seorang penggunna Iphone atau IOS dan juga telah mendapatkan undangan dari pengguna Clubhouse yang sudah ada. Sayangnya, setiap pengguna Clubhouse hanya diberikan kesempatan untuk mengundang orang sebanyak dua kali saja pada awalnya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa netizen Indonesia khususnya pengguna IOS berbondong-bondong untuk ikut menggunakan platform viral tersebut dan membentuk sebuah budaya digital. Apakah Anda salah satunya? Mengapa begitu? Apa yang membuat aplikasi ini begitu menarik perhatian kita? Pertanyaan ini dapat terjawab melalui salah satu elemen dari Circuit of Culture yaitu representasi. 

Mengenal Elemen Representasi dalam Circuit of Culture

Stuart Hall mengemukakan konsep circuit of culture atau sirkuit budaya sebagai sebuah proses kultural. Di dalam sirkuit budaya, terdapat lima elemen yang saling bertautan yaitu, representasi, regulasi, produksi, konsumsi, dan identitas.

Source: medium.com
Source: medium.com

Elemen representasi merupakan elemen utama dari konsep sirkuit budaya. Elemen ini menjelaskan adanya pembentukan makna melalui bahasa. Secara sederhana, semua yang ktia lakukan dapat membentuk makna pada masing-masing individu yang kemudian bisa kita terjemahkan melalui bahasa yang dapat merepresentasikan sesuatu (Junifer, 2016)

Pemaknaan tentu akan berbeda pada setiap individu tergantung pada kebudayaan yang ada di lingkungan sekitar kita. 

Elemen Representasi dari Clubhouse

Seperti yang saya ceritakan di atas, Clubhouse secara tidak langsung telah membentuk sebuah budaya digital. Lantas, bagaimana kita dapat memaknai Clubhouse? 

Berikut adalah bentuk representasi dari Clubhouse yang sekaligus dapat menjawab pertanyaan di awal tadi. Apa yang membuat aplikasi ini begitu menarik perhatian kita?

1. Eksklusivitas

Tentu Anda sudah tahu bahwa aplikasi ini sangat eksklusif atau terbatas. Hanya pengguna IOS yang bisa mengunduh Clubhouse karena belum tersedia di Andorid. 

Selain itu, walaupun Anda seorang pengguna IOS, Anda belum bisa begitu saja mengunduh dan membuat akun Clubhouse. Melainkan, Anda harus mendapat undangan dari yang sudah menjadi pengguna Clubhouse duluan. Sedangkan, Clubhouse hanya menyediakan dua undangan bagi setiap pengguna baru Clubhouse. 

Clubhouse menjadi representasi dari aplikasi yang eksklusif sehingga eksklusivitasnya inilah yang menjadikannya menarik di kalangan pengguna IOS. Mereka dapat menjadi bagian dari pengguna Clubhouse, dimana tidak semua orang dapat menggunakan Clubhouse seperti pengguna Android.

2. Media Sharing 

Sebagai aplikasi yang didesain khusus audio, Clubhouse menyediakan ruang konferensi, dimana kita sebagai pengguna dapat berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai banyak hal. 

Berkorelasi dengan poin eksklusivitas, tidak sembarang orang dapat menjadi pengguna Clubhouse sehingga topik-topik yang diangkat sangat menarik ataupun personal. Seperti misalnya bagaimana seseorang mengolah keuangannya atau bagaimana cara menghadapi istri yang sedang hamil. Topik yang sangat personal bukan? 

Namun, karena sangat eksklusif dan apalagi dalam ruang konferensi tidak dapat merekam diskusi, maka orang-orang berani membahas hal personal.

Tentunya hasil diskusi juga dapat menambah insight kita. Sehingga, representasi ini juga dapat menarik kita untuk menggunakan Clubhouse.  

3. Tempat Berkumpulnya Para Influencer

Platform yang dijagokan dan digunakan oleh Elon Musk, Clubhouse menarik sangat banyak influencer atau orang-orang penting untuk saling diskusi. Terlebih berita Elon Musk menggunakan Club House untuk berdiskusi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. 

Selain itu, banyak selebriti yang juga berdiskusi atau open room di Clubhouse. Mungkin tak jarang Anda juga melihat selebgram ataupun selebtok memposting bahwa mereka juga menggunakan Clubhouse. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Clubhouse merepresentasikan aplikasi wajib para influencer. 

Oleh karena itu, banyak orang beranggapan bahwa, dengan menjadi pengguna Clubhouse, maka mempunyai kesempatan untuk mendengarkan atau bahkan berbincang secara langsung dengan tokoh-tokoh keren tersebut. 

Ketiga poin di atas menjadi hal-hal yang merepresentasikan aplikasi Clubhouse. Secara tidak langsung, ketika Anda mendengar kata Clubhouse, maka ketiga poin tersebut muncul dalam benak Anda sebagai karakteristik aplikasi itu.

Representasi Clubhouse juga membantu pengguna media sosial untuk membedakannya dari media yang lain. 

Seemoga artikel ini dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Junifer, C. (2016). Brightspot Market sebagai Representasi Identitas "Cool" Kaum Muda di Jakarta. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 21(1), 109-131.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun