Mohon tunggu...
Devi permata sari Sitompul
Devi permata sari Sitompul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pejuang toga

Mahasiswa universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah "Anak Perantau Pejuang Toga"

9 November 2021   02:00 Diperbarui: 10 November 2021   06:29 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan kuyakin kebahagian yang utuh akan kembali kelak kita bersatu

Menjadi seorang anak rantau, berjalan di negeri orang, tiada sanak saudara, hanya teman sebagai andalan, Begitulah nasib sebagian orang saat ini.Teruma saya,Saya berjalan kesana kemari hanya untuk mencari setitik ilmu. Hanya bisa mengingat kata-kata terakhir orang tua yang memberikan motivasi untuk saya dalam membentuk Kesabaran dalam hati agar saya bisa menerima keadaan hidup di tanah perantauan Walau terkadang keadaan tidak seperti yang saya inginkan, tapi itulah yang harus saya lalui .

Orang tua dan sanak saudara yang jauh di kampung, tidak akan tahu apa yang saya alami di rantau, Keluarga hanya tahu bahwa keadaan saya baik-baik saja,. Saya tidak selalu bergantung pada mereka" Saya tidak ingin terlena dengan kehidupan yang membuat jejak langkah ini terhenti" Saya harus berjalan menemukan siapa saya, bagaimana saya bisa mempertahankan hidup walau dengan sesuap nasi.

Walau terkadang hati menangis karena nasib, namun sebenarnya tangisan hanya membuat lemah. Namun tangisan bisa hadir sebagai ungkapan suara hati. Entah bagaimana masa depan.ini yang selalu saya membayangkannya setiap saat, Tapi biar semuanya berjalan menurut waktu. Karena apa yang ada didepan itulah yang harus saya hadapi. Entah esok atau lusa akan terjadi dalam hidup ini, Hanya Tuhan yang tahu semua ini.

Tapi saya bersyukur, karena kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa masih tercurah memberikan orang-orang yang terbuka hatinya untuk menolong, memberikan tempat berteduh, dan memberikan support kepada saya" tetap bisa kuat menjalani hidup. Tapi, saya tidak akan terlena dengan semuanya. saya tidak mungkin terus berharap kepada mereka. Mungkin saja disuatu saat nanti, bisa saja terjadi keadaan yang tidak semulus dengan harapan.. Saya harus siap untuk menghadapinya, walau saya tak tahu kemana lagi kaki ini akan melangkah

Selama menjadi anak perantauan yang menuntut ilmu di kampung orang, banyak sekali problema-problema yang saya hadapi,. Namun itu semua menjadi proses pembelajaran bagi saya untuk bisa lebih bijak dan dewasa dalam menangani problem-problem yang saya hadapi saat ini.

Problema seperti: 

1. Jam kuliah yang tidak menentu

Disini seorang mahasiswa agak susah membagi waktunya, karena jam kuliah sangat jauh berbeda dengan jam sewaktu masih duduk di bangku SMK dulu. Kadang kala jam kuliah membuat anak-anak kuliah jarang masuk kuliah karena malas akan jam kuliah yang tidak menentu dan kadang membuat jenuh, apalagi ketika masuk kuliah sore bawaannya ngantuk dan ingin tidur. Belum lagi kuliah dadakan, tugas yang menumpuk, dosen yang killer dan lain sebagainya.

2. Materi kuliah

Kadang kala materi kuliah yang diberikan memang sama sekali tidak dimengerti oleh Mahasiswa, karena materi-materi tersebut adalah hal baru yang diterima oleh Mahasiswa, butuh Adaptasi yang lama untuk dapat memahami kata-kata ilmiah yang diberikan oleh dosen. Dan ini menjadi tantangan bagi Mahasiswa untuk lebih giat belajar, karena materi kuliah jauh berbeda 360 derajat dengan materi yang diberikan sewaktu SMA/MA/SMK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun