Mohon tunggu...
Devi Permata Putri
Devi Permata Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa progam studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Book

Cinta dan Luka yang Sejalan

23 September 2023   09:55 Diperbarui: 23 September 2023   10:00 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. penerbit Basabasi

Pagi itu, diantara belukar rumput yang nyaris kuyup oleh embun, dia menemukan sebuah tanda yang sudah dipasangnya sehari sebelumnya. Sebatang rantai kering yang ditancapi irisan kecil buah pepaya sudah tidak tegak seperti semula. Semua buah pepaya yang tertancap berhamburan dimana-mana, lalu ia melihat tempat perangkap nya yang telah tertutup. Pagi itu mereka terus mengobrol tentang apa saja yang terlintas di kepala, hal-hal yang mungkin tidak di perbincangkan oleh orang tua. Esoknya, saat musim sekolah tiba, di kelasnya kedatangan seorang murid baru. Karina, ya gadis kecil yang dia temui di sekitar loji. Ternyata, Karina adalah anak administratur perkebunan kopi di daerah itu. Orang-orang loji pun kerap memanggilnya untuk memburu babi hutan tersebut. Di tempat itu ia sering melihat laki-laki tua berkumis tebal sedang duduk di kursi tua dibawah pohon mangga. Setelah itu ia pasti akan melihat seorang gadis kecil berlari-lari menyongsong lelaki tua itu. Setiap melihat gadis kecil itu, dia sering kali merasa dejavu.

Bab 8 yang berjudul "Anggrek di Rumah Kakek"

Ingatan Pio tentang anggrek bermula saat ia berumur enam tahun. Ia sering melihat kakek duduk-duduk di teras rumahnya. Ia boleh bermain apa saja kecuali memetik bunga. Pio bertanya mengapa tak boleh memetik bunganya, lalu sang kakek menjawab, jika bunga itu di petik, maka akan mati. Pada suatu kesempatan ibu menceritakan perihal kakek dan nenek. Kakek dulu mencintai gadis anak seorang perambah. Ibu menceritakan jika kakek dulu adalah seorang perambah, pernah suatu hari ketika kakek dan Wana salah seorang temannya sedang merambah bunga di hutan. Namun kejadian naas menimpa mereka. Wana, teman kakek itu jatuh ke jurang meluncur seperti batu. Kunti, anak satu- satunya dari Wana juga menangis, mendengar kabar itu. Setahun kemudian, Kayah menyusul mendiang suaminya Sebulan setelah kematian ibu nya virus kolera menggerogoti Kunti. Dali membujuk agar Kunti tinggal bersamanya, akhirnya Kunti pun setuju. Setelah cukup lama, akhirnya Dali dan Kunti menikah, mereka memiliki anak perempuan yang diberi nama Kuntum.

Bab 9 yang berjudul "Daun Kenari Menggil"

Kepak seekor burung gereja yang sama seperti dulu. Begitu bebas terbang kesana kemari, pergi dari dahan dan ranting lainnya. Pohon kenari yang menginginkan dirinya seperti burung, tetapi menjadi burung pun tak seindah yang dipikirkan. Seperti pada musim yang sama sebelumnya. Di depan perpustakaan, pohon kenari itu tabah dari waktu ke waktu Pohon tersebut melihat seekor burung gereja menceracau, hingga akhirnya burung tersebut berpindah dari ranting ke ranting merekatkan jarak kepadanya. Di tengah-tengah pembicaraan mereka, mereka akan selalu membahas jika ingin bertukar posisi lebih tepatnya sang pohon yang selalu menginginkan dirinya menjadi seekor burung. Tetapi sang burung memberikan pengertian bahwa cukup menjadi pohon saja, menjadi pohon yang baik hati.

Bab 10 yang berjudul "Rumah Violetta"

Peta, seorang bocah laki-laki berusia 7 tahun. Seorang bocah laki-laki yang menyandang status sebagai murid kelas biola yang paling bungsu. Karena dia murid paling bungsu, dia bisa semau-maunya. Di saat ia sedang bermain bersama kawan kecilnya, yaitu Dalli dan Deffrina. Violetta, nama gadis kecil yang memainkan biola tersebut. Tak disangka pertemuan itu adalah pertemuan pertama sekaligus pertemuan terakhir mereka karena Peta akan pindah ke kota asal ibunya. Beberapa tahun setelah itu, Peta yang telah berstatus sebagai mahasiswa, diutus untuk menjadi perwakilan dari Pekan Ilmiah Mahasiswa untuk berangkat di kota masa kecilnya. Ia mengamati rumah tersebut, tetapi sepertinya sudah tidak dihuni lagi. Hingga akhirnya dia dikejutkan oleh seorang perempuan, dan dia bertanya adakah Violetta di dalam. Perempuan tersebut menjawab bahwa Violetta telah menunggunya sudah sangat lama. Peta dipersilahkan masuk dan diminta untuk melihat lukisan seorang anak perempuan yang bermain biola dan di depannya terdapat seorang anak laki-laki yang sedang mengaguminya.

Bab 11 yang berjudul "Sepasang Kekasih Terakhir di Bibir Pantai"

Sepasang kekasih yang sedang menikmati senja di bibir pantai. Mereka sedang membicarakan laki-laki di kampung mereka banyak yang pergi mengikuti kapal- kapal besar untuk melemparkan pukat-pukat yang lebih besar dan menjaring ikan yang lebih banyak. Pria tersebut berkata jika dia tidak akan pernah meninggalkan sang perempuan tersebut. Di hari yang semakin larut ini sepasang kekasih tersebut memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Di salah satu rumah pasir yang telah mereka buat kemarin terdapat sepucuk surat yang tak lain dan tak bukan adalah dari sang perempuan. Lalu lelaki tersebut membaca surat yang menceritakan tentang mengertinya sang perempuan mengapa pria tersebut sering marah-marah karena lubang-lubang yang terdapat pada bibir pantai menganga lebar. Dan dia juga bercerita bahwa truk-truk yang mengangkut pasir di pantai mereka perizinannya telah dicabut. Perempuan tersebut juga berkata bahwa dia akan mengikuti paman sopir yang telah memberitahunya tentang hal tersebut untuk bekerja di suatu rumah makan yang biasanya menjadi tempat singgah para sopir truk tersebut.

Buku "Kota yang Berumur Panjang" menyajikan tentang cerita cinta yang memberikan banyak pelajaran bagi para pembacanya. Dimulai dari sebuah arti perjuangan dalam cinta, ikhlas, syukur, menahan rindu dan lain sebagainya. Dalam buku ini kita dapat memetik pembelajaran yang telah disampaikan penulis kepada para pembacanya. 

*) Devi Permata Putri Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun