Dari kedua contoh tersebut sangat terlihat sekali perbedaan penerapan sistem pembelajaran yang di dapat oleh kelompok elit sebagai pemilik modal dengan kelompok menengah dan menengah bawah. Penerapan pembelajaran daring ini sangat terlihat diperuntukan untuk para kelompok pemilik modal.
Model pembelajaran yang diberikanpun sangat jelas sekali berbeda. Guru yang mengajar di sekolah kelompok pemilik modal sangat berdedikasi untuk memberikan materi pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Guru mereka bekerja dengan optimal agar materi pembelajaran tersebut sampai dan membuat muridnya paham akan materi pembelajaran.
Hasil pembelajaran dengan model dan metode yang berbeda tersebut akan memunculkan tenaga dengan kualitas yang berbeda juga. Mereka para kelompok elit sangat memperhatikan kegiatan pembelajaran di sekolah. Pelajaran yang mereka dapat sangat berpengaruh untuk bekal di masa depan ia nantinya. Berbeda dengan kelompok menengah dan menengah bawah, mereka menganggap sekolah sebagai suatu hal yang wajib di jalankan saja, tidak berpatokan bahwa materi pembelajaran yang telah diberikan sangat memberi pengaruh nantinya bagi kehidupan mereka. Serta mereka tidak paham akan meningkatkan kualitas dirinya sendiri.
Selanjutnya ketika pemerintah mulai menerapkan sistem pembelajaran yang lebih flexible di perbolehkannya pembelajaran tatap muka dengan catatan harus mengikuti protocol Kesehatan yang sudah ditentukan.
Ada standar tersendiri untuk menerapkan protocol Kesehatan guna mempersempit adanya penyebaran kembali virus covid-19. Menurut saya tidak semua sekolah mampu untuk menerapkan standar protocol Kesehatan yang sesuai, karena di luar sana ada banyak sekali sekolah yang memenuhi sarana prasarana penunjang pembelajaran saja belum cukup, lalu bagaimana mereka memenuhi aturan prokes tersebut.
Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah memang bersifat positif karena sangat memperhatikan agar mengurangi penyebaran virus covid-19 di elemen sekolah. Tetapi kurikulum tersebut di buat dan di tujukan untuk kelompok-kelompok elit atau kelompok pemilik modal. Mereka para pemilik modal dengan mudah dapat mentaati setiap prokes yang diberikan oleh pemerintah.
Misalnya sekolah elit pasti pemenuhan protocol kesehatannya lebih terdistribusi dengan baik dan para warga sekolahnyapun menyanggupi. Mereka memiliki modal untuk terus bisa mengoptimalkan proses pembelajaran, karena bagi mereka pendidikan ini sangat penting agar bisa menciptakan tenaga kerja yang berkualitas nantinya.
Karena hal-hal tersebutlah Bowles dan Gintis merasa bahwa pendidikan dalam sekolah ini salah satu yang terpengaruh oleh adanya kapitalisme. Menurut saya pendidikan adalah modal utama bagi seseorang untuk menunjukan kualitas dirinya agar bisa bersaing di dunia kerja. Menurut Bowles dan Gintis juga sekolah adalah tempat dimana dominasi terus berjalan atau sebuah sarana untuk mengkekalkan dominasi.
Refrensi:
Bowles&Gintis. 1976. Schooling in Capitalist America - Educational Reform and the Contradiction of Economic Life. American Sociological Education.
Putria, Hilna dkk. 2020. Analisis Proses Pembelajaran dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi Covid- 19 Pada Guru Sekolah Dasar. Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.