Kuda Lumping atau jaran kepang adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Tari ini merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis dan agresif, melalui kibasan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda ditengah peperangan.
Nilai-nilai pancasila yang ada dalam kesenian ini yaitu nilai estetika dalam sila persatuan Indonesia, nilai sosial dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab dan nilai hiburan dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kesenian Pencak Tradisional
Kesenian ini dulunya hanya berpusat di Kelurahan Sisir dan Junrejo, namun sekarang setiap desa telah memiliki perkumpulan pencak sendiri.
Tari Sembromo
Tari Sembromo merupakan seni asli masyarakat Batu, yaitu tarian pelengkap untuk menyambut tamu penting dari pusat. Selain ditampilkan untuk menyambut tau, tari ini juga sering ditampilkan di momen selamatan desa, suroan, dan peresmian fasilitas baru di Kota Batu seperti peresmian Alun-alun.
Tari Sembromo mengacu pada nilai-nilai dan tradisi masyarakat lokal yang mempunyai karakteristik. Nilai-nilai itu seperti Owah (punya kebanggaan/secara ekonomis bagus baik orang kecil maupun kaya), Oweh (dermawan dan kental bergotong royong/berani mengeluarkan uang demi kebersamaan), dan Ewoh (pertanian andalan yaitu apel dan sayur yang menjadi penghasilan sebagaian besar masyarakat Batu.
Tari ini dimainkan oleh 5 orang perempuan. Lima bagi orang jawa adalah sifat. Syarat untuk membawakan tari ini yaitu harus suci atau mandi besar, tidak haid dan harus ikhlas. Ada ciri khas lain yaitu 2 bunga melati yang dipasang di telinga, haruslah berwarna merah putih.
Kedua bunga tersebut melambangkan bendera Indonesia, sekaligus bisa menumbuhkan rasa nasionalisme dalam hati sang penari. Saat ini di Kota batu sudah banyak sanggar yang berdiri dan mengajarkan tari ini.