Selain itu, penyuntikan ini juga dilakukan 72 jam setelah bayi dilahirkan dengan tujuan untuk mengurangi reaksi antibodi ibu terhadap sisa-sisa sel darah merah bayi yang masih ada dalam tubuh ibu baik dalam peredaran darah maupun karena adanya tali pusar yang tertinggal. Untuk mencegah tertinggalnya tali pusar, dapat dihindari cara penghilangan plasenta secara manual karena dapat memicu sel-sel janin untuk masuk ke dalam peredaran darah ibu. Penyuntikan RhoGAM ini juga dapat dilakukan setelah adanya pendarahan pada ibu dan juga setelah analisis cairan amnion (amniocentesis) dan pengambilan sample tali pusar.
Cara-cara yang telah disebutkan diatas menunjukkan bahwa eritroblastosis fetalis mampu untuk dicegah dan diatasi oleh kita mengingat saat ini, ilmu serta penemuan di bidang kesehatan makin berkembang.
Saat ini, di Asia dan Afrika masih jarang ditemui penyakit eritroblastosis fetalis. Hal ini dikarenakan rhesus yang dimiliki oleh orang Asia dan Afrika adalah rhesus positif. Sedangkan di Eropa, Amerika, dan Australia lebih banyak orang yang memiliki rhesus negatif sehingga lebih banyak dijumpai penyakit eritroblastosis fetalis.
Maka dari itu, penting bagi kita semua untuk mengecek dan mengetahui apa jenis golongan darah serta rhesus kita sehingga mampu mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan kedepannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H