Ketika orang lain melihat sebuah kasih sayang akan begitu sangat berarti jika diberikan oleh orang yang kita harapkan, apakah lantas orang tersebut yang paling mengerti tentang diri kita?Â
Bagaimana bila ada seseorang yang kita benci justru mampu memberikan apa yang kita butuhkan?
Sadari sebelum terlambat. Kasih sayang tidak terlihat, namun begitu besar bila kita mampu merasakan, dan akan sangat menyesal bila kita melewatkan.
Miracle of Giving Fool (2008) atau dalam bahasa Korea berjudul Ba:Bo (Bodoh) adalah sebuah film yang diangkat dari sebuah webtoon Babo. Film ini dirilis pada tanggal 28 Februari, 2008 yang juga masih bertepatan pada hari kasih sayang. Pada masa itu, film ini berhasil menduduki peringkat ke-3 Box Office Korea Selatan kala itu karena adegan demi adegan yang menguras air mata, dan diperankan cukup epic oleh sang aktor utama, Cha Tae Hyun dan Ha Ji Won. Â
Bagi pemerhati industri hiburan Korea, tentu nama aktor Cha Tae Hyun dan Ha Ji Won sudah tidak asing di telinga. Cha Tae Hyun, pria kelahiran 2 Maret 1976 adalah aktor senior panutan bagi para selebriti di negeri gingseng tersebut. Kemampuannya dalam seni peran sudah tidak diragukan lagi.Â
Sebelumnya, Cha Tae Hyun juga bermain bersama ratu drama, Song Hye Kyo pada tahun 2005 dalam film bergenre sama bertajuk My Girl and I. Gesture dan dialog mampu ditunjukkan oleh Cha Tae Hyun secara alami, sehingga tak terasa air matapun turut membanjiri dalam setiap adegan yang akan disampaikan.
Sedangkan Ha Ji Won, juga merupakan aktris Korea Selatan yang penuh talenta. Wanita kelahiran 28 Juni 1978 Â ini memiliki nama asli Jeon Hae Rim. Ha Ji Won, adalah bintang drama Secret Garden yang sempat booming di Asia pada tahun 2010, dan beradu akting dengan Hyun Bin. Terakhir, Ha Ji Won bermain dalam drama Hospital Ship pada tahun 2017. Akting Ha Ji Won memang sangat memikat.
Betapa Istimewanya Dia
Adalah Seung Ryong (Cha Tae Hyun), seorang pria berusia 27 tahun yang mempunyai keterbelakangan mental, dan bertingkah seperti anak 6 tahun. Dia berusaha menjalani kehidupan dengan riang, meskipun ada sekelumit beban dalam hati dan pikirannya. Namun, itu semua tidak mematahkan semangatnya untuk membahagiakan orang disekelilingnya, tak terkecuali adiknya, Ji In (Park Ha Sun).Â
Apa yang ia bisa akan ia lakukan meskipun tidak semua orang mampu menerima kehadirannya. Namun, dia tak mempedulikan. Setiap hari, Seung Ryong menjual roti panggang dalam sebuah bangunan kecil, di depan sekolah tempat adiknya Ji In, menimba ilmu. Seung Ryong berjualan sekaligus mengawasi Ji In, memastikan bahwa Ji In selalu dalam keadaan baik-baik saja. Â
Sembari bekerja dan menghidupi adiknya, Seung Ryong juga selalu menanti kepulangan seseorang, yang dari dulu ia selalu perhatikan dari jauh, tepatnya sejak bangku sekolah. Ji Ho (Ha Ji Won), adalah gadis yang selalu dinanti oleh Seung Ryong. Seung Ryong ingin sekali bertemau Ji Ho karena ingin mengatakan sesuatu hal yang terjadi dulu pada saat bangku sekolah.
Ji Ho sendiri tengah meniti karir di Eropa, menjadi seorang pianist terkenal yang ia mimpikan sejak kecil. Ji Ho selalu menjadi idaman di sekolah karena cantik dan jago bermain piano. Namun, suatu hari ia mengalami stuck dalam karirnya, dan ingin segera kembali ke kampung halamannya di Korea Selatan.
Pada suatu hari, terjadilah pertemuan antara Seung Ryong dengan Ji Ho, yang telah lama dinati-nanti oleh Seung Ryong. Namun, Ji Ho acuh dan takut ketika Seung Ryong menyambut di sebuah jalan menuju rumah Ji Ho. Ji Ho berjalan cepat dan segera ingin tiba di rumahnya, meskipun saat itu Ji Ho bertanya-tanya dan berusaha mengingat siapa Seung Ryong yang merupakan teman sekolahnya dulu, karena Ji Ho sangat lama tingga di luar negeri. Seung Ryong ingin sekali meminta maaf atas peristiwa di bangku sekolah dulu.
Mengutamakan Orang Lain, Hingga Lupa Memperhatikan Diri Sendiri
Seung Ryong, dengan keterbatasannya itu tidak mengurangi kasih sayang dan kepeduliannya terhadap sang adik, Ji In. Namun, Ji In justru bertolak belakang dengan sang kakak. Ji In benar-benar malu mempunyai kakak seperti Seung Ryong, yang lusuh, kotor dan mempunyai keterbelakangan mental.Â
Roti panggang yang setiap hari disediakan Seung Ryong di depan kamar Ji In, selalu ditendang oleh Ji In dan ia berangkat ke sekolah tanpa pernah sarapan. Seung Ryong dengan sabar segera menyusul Ji In dengan membuka dagangannya lebih awal dari Ji In tiba di sekolah.Â
Seung Ryong, dengan pakaian lusuhnya masih dikaruniai keberuntungan oleh Tuhan, karena meski keadannya demikian, roti panggannya selalu laku dan digemari oleh beberapa siswa di sekolah Ji In. Bagaimana dengan Ji In? Ji In tidak pernah sedikitpun menoleh ke toko Seung Ryong. Sedangkan bagi Seung Ryong, melihat Ji In sehat dan tetap bersekolah sudah cukup bagi dirinya.
Apalagi setelah ada Ji Ho, Seung Ryong menjadi semakin bahagia. Ji Ho akhirnya mengenali Seung Ryong, walaupun Seung Ryong sangat malu dan meminta maaf dengan terbata-bata. Ji Ho justru bertanya-tanya mengapa Seung Ryong mengatakan permintaan maaf berulang kali.Â
Meski begitu, Seung Ryong selalu ingin pergi dari hadapan Ji Ho, dan cukup melihat Ji Ho dari jauh. Namun Ji Ho berkata tegas dan meminta Seung Ryong untuk tidak kabur ketika melihatnya. Seung Ryong bahagia tidak terkira. Â
Ketika Kasih Sayang dan Kepedulian Tak Terbatas
Hingga pada suatu hari, kejadian yang dikhawatirkan oleh Seung Ryong terjadi. Ji In tampak belum kembali di jam pulang sekolah. Seung Ryong tidak melihat Ji In pulang melewati tokonya. Seung Ryong pun menunggu Ji In hingga larut malam, hingga tak terasa tangannya memegang mesin panggang dan melepuhkan kulitnya.Â
Begitu menyadari bahwa hari telah malam, Seung Ryong bergegas mencari Ji In, ditemani oleh Ji Ho. Ji In telah berada di rumah dan kondisinya mulai tidak sehat. Namun, Ji In ternyata terindikasi mempunyai sebuah penyakit.
Dengan tergopoh-gopoh, Seung Ryong berlari menuju gedung sekolah dan berteriak memanggil Ji In setelah mendengar dari beberapa siswa tentang kondisi Ji In di sekolah yang tidak sadarkan diri. Seisi kelas kaget ketika tahu bahwa Seung Ryong, penjual roti panggan di depan sekolah adalah kakak dari Ji In. Seung Ryong tanpa pikir panjang menggendong Ji In, suatu hal yang sangat langka terjadi. Bagi Seung Ryong, menjamah kamar Ji In pun tidak pernah, karena kehadirannya Ji In menjadi terganggu. Tanpa alas dan toko yang masih terbuka, Seung Ryong berlari menuju rumah sakit.
Tidak Menyadari dan Mengabaikan, Penyesalan datang Kemudian
Seung Ryong, telah memberikan pengorbanan kepada dua wanita yang sangat dia sayangi, yaitu Ji Ho dan Ji In. Kasih sayang yang diberikan oleh seseorang yang berbeda, tidak diharapkan namun justru istimewa dan mengubah hidup keduanya. Begitu besar kasih sayang dan kepedulian Seung Ryong pada kedua wanita terebut, sehingga menjadi pengerobanan besar. Lalu, Pengorbanan apa yang telah Seung Ryong relakan untuk dua wanita tersebut?
Film ini bisa menjadi shock therapy bagi anda yang merasa sulit disentuh hatinya. Dalam proses menceritakan ulang film ini, saya pun menitikkan air mata. Saya takut, penyesalan juga akan datang pada diri sendiri ketika terlambat mengetahui kasih sayang dari orang-orang yang berbeda dari kita pada umumnya.Â
Semoga, kita selalu bisa menerima kehadiran orang-orang yang "istimewa" tersebut dengan perjuangannya dalam mempedulikan orang lain yang lebih beruntung darinya. Kasih sayang mereka itu nyata, hanya beda bentuknya. Â
Salam hangat kompasiana, sekedar berbagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H