Ji Ho sendiri tengah meniti karir di Eropa, menjadi seorang pianist terkenal yang ia mimpikan sejak kecil. Ji Ho selalu menjadi idaman di sekolah karena cantik dan jago bermain piano. Namun, suatu hari ia mengalami stuck dalam karirnya, dan ingin segera kembali ke kampung halamannya di Korea Selatan.
Pada suatu hari, terjadilah pertemuan antara Seung Ryong dengan Ji Ho, yang telah lama dinati-nanti oleh Seung Ryong. Namun, Ji Ho acuh dan takut ketika Seung Ryong menyambut di sebuah jalan menuju rumah Ji Ho. Ji Ho berjalan cepat dan segera ingin tiba di rumahnya, meskipun saat itu Ji Ho bertanya-tanya dan berusaha mengingat siapa Seung Ryong yang merupakan teman sekolahnya dulu, karena Ji Ho sangat lama tingga di luar negeri. Seung Ryong ingin sekali meminta maaf atas peristiwa di bangku sekolah dulu.
Mengutamakan Orang Lain, Hingga Lupa Memperhatikan Diri Sendiri
Seung Ryong, dengan keterbatasannya itu tidak mengurangi kasih sayang dan kepeduliannya terhadap sang adik, Ji In. Namun, Ji In justru bertolak belakang dengan sang kakak. Ji In benar-benar malu mempunyai kakak seperti Seung Ryong, yang lusuh, kotor dan mempunyai keterbelakangan mental.Â
Roti panggang yang setiap hari disediakan Seung Ryong di depan kamar Ji In, selalu ditendang oleh Ji In dan ia berangkat ke sekolah tanpa pernah sarapan. Seung Ryong dengan sabar segera menyusul Ji In dengan membuka dagangannya lebih awal dari Ji In tiba di sekolah.Â
Seung Ryong, dengan pakaian lusuhnya masih dikaruniai keberuntungan oleh Tuhan, karena meski keadannya demikian, roti panggannya selalu laku dan digemari oleh beberapa siswa di sekolah Ji In. Bagaimana dengan Ji In? Ji In tidak pernah sedikitpun menoleh ke toko Seung Ryong. Sedangkan bagi Seung Ryong, melihat Ji In sehat dan tetap bersekolah sudah cukup bagi dirinya.
Apalagi setelah ada Ji Ho, Seung Ryong menjadi semakin bahagia. Ji Ho akhirnya mengenali Seung Ryong, walaupun Seung Ryong sangat malu dan meminta maaf dengan terbata-bata. Ji Ho justru bertanya-tanya mengapa Seung Ryong mengatakan permintaan maaf berulang kali.Â
Meski begitu, Seung Ryong selalu ingin pergi dari hadapan Ji Ho, dan cukup melihat Ji Ho dari jauh. Namun Ji Ho berkata tegas dan meminta Seung Ryong untuk tidak kabur ketika melihatnya. Seung Ryong bahagia tidak terkira. Â
Ketika Kasih Sayang dan Kepedulian Tak Terbatas
Hingga pada suatu hari, kejadian yang dikhawatirkan oleh Seung Ryong terjadi. Ji In tampak belum kembali di jam pulang sekolah. Seung Ryong tidak melihat Ji In pulang melewati tokonya. Seung Ryong pun menunggu Ji In hingga larut malam, hingga tak terasa tangannya memegang mesin panggang dan melepuhkan kulitnya.Â
Begitu menyadari bahwa hari telah malam, Seung Ryong bergegas mencari Ji In, ditemani oleh Ji Ho. Ji In telah berada di rumah dan kondisinya mulai tidak sehat. Namun, Ji In ternyata terindikasi mempunyai sebuah penyakit.