Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Pengajar - Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan featured

Kisah Sedih di Balik Raihan Owi-Butet di Indonesia Open 2018

9 Juli 2018   08:51 Diperbarui: 18 Mei 2020   10:51 1657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertandingan babak final Indonesia Open telah memasuki babak final pada MInggu, 8 Juli 2018 di Istora Senayan, Jakarta. Dengan dukungan publik yang kuat, Indonesia berhasil mempersembahkan 2 gelar melalui partai keempat dari sektor ganda campuran, Tantowi Ahmad/Lilyana Natsir dan pertain kelima dari sektor ganda putra, Marcus Fenaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Setelah penantian kurang lebih 10 tahun, Indonesia dapat mempersembahkan setidaknya lebih dari satu gelar. Terakhir, Indonesia meraih 2 gelar di tahun 2008 di sektor ganda campuran, Nova Widiyanto/Lilyana Natsir dan tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro. Bagi Tantowi/Liliyana, ini adalah gelar beruntun setela mereka juga meraihnya tahun lalu namun ditempat yang berbeda, tepatnya di Jakarta Convention Center(JCC).

Sebagai tuan rumah, Indonesia setidaknya harus bisa meraih satu gelar di ajang turnamen berpredikat level seri 1000 ini. Total hadiah yang digelontorkan pun mencapai 1,25 juta US Dollar atau kurang lebih 18 miliar rupiah yang telah meningkat dari tahun ke tahun.

Turnamen Indonesia Open adalah turnamen terbesar diantara rangkaian turnamen lainnya yang diselenggarakan oleh Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) di berbagai negara. Tentu menjadi suatu kebanggaan mengingat Indonesia memiliki tradisi kuat di bulutangkis.

Selain itu, daya magis Istora Senayan Jakarta dan dukungan dari ribuan penonton Indonesia menjadi keunikan tersendiri dari Indonesia Open. Kedua faktor tersebut dapat menjadi keuntungan bagi sebagian pemain, namun juga tidak sedikit pemain yang dirugikan.

Beberpa pemain unggulan yang belum pernah menjuarai Indonesia Open adalah Lin Dan (Cina), Carolina Marin (Spanyol) dan Pusarla Sindhu (India). Selain itu, Jepang yang mulai menunjukkan kekuatan tim bulutangkisnya belum dapat meraih gelar satupun di sektor ganda putra dan ganda campuran sejak Kento Momota, pemain bulutangkis Jepang yang menjadi peraih gelar turnamen ini di sektor tunggal putra tahun 2015.

Akhiri Kutukan

Pasangan Tantowi Ahmad/Lilyana Natsir atau yang akrab disapa Owi/Butet hampir saja menjadi bagian dari pemain unggulan yang tidak atau belum pernah akan merasakah gelar Indonesia Open khususnya yang diselenggarakan di Istora Senayan Jakarta.

Owi/Butet yang selalu gagal di Indonesia Open, sangat berambisi untuk dapat segera memecahkan rekor tersebut. Lilyana memang pernah merasakan gelar Indonesia Open sebelumnya dengan pasangan berbeda, namun sejak dipasangna dengan Owi, mereka harus menelan kegagalan di final sebanyak dua kali, yakni di tahun 2011 dan 2012.

Hingga akhirnya pada tahun 2017, ketika lokasi penyelenggaraan Indonesia Open diubah di JCC, mereka dapat meraih gelar ini. tapi, rasa penasaran Liliyana akan Istora Jakarta. Tahun ini mereka pun mencobanya kembali dan akhirnya, mereka dapat menundukkan daya magis IStora.

Ganda Campuran Terbaik BWF

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun