Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Pengajar - Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yogyakarta Istimewa Hanya untuk Dirinya Sendiri? Kunjungi Dulu yang Satu Ini!

21 Februari 2018   22:30 Diperbarui: 22 Februari 2018   08:46 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malioboro Bersolek Menjelang Perayaan Imlek (Sumber : starjogja.com)

Negeri ini dikenal sebagai negeri demokrasi

Dengan bhineka tunggal ika sebagai semboyan di hati

Lalu ada Yogyakarta sebagai bagian dari NKRI

Siapa bilang Jogja Istimewa hanya untuk dirinya sendiri?

Kunjungi dahulu Pekan Budaya yang satu ini

Tepatnya mulai 24 Februari

Benarkan kan Ko? Benarkan Ci?

Sepenggal puisi diatas bahwa Yogyakarta dapat dikagumi dari berbagai sisi. Keistimewaan yang tidak untuk dimiliki sendiri. Melainkan juga dinikmati untuk beragam masyarakat yang datang dari kepribadian berbeda namun hakiki. Ditengah isu dan kejadian-kejadian yang menodai hakikat toleransi, ternyata masih ada sebagian orang yang berusaha mematahkan predikat Yogyakarta sebagai kota intoleransi. Mengajak masyarakat lain untuk bisa hidup berdampingan dan saling menghormati.

Sedih memang berkali-kali negeri ini diterpa kejadian atas nama perbedaan. Saling membenci dan saling menghujat hingga mengusik kenyamanan. Mengabaikan esensi terpenting bahwa untuk berbangsa dan bernegara dibutuhkan persatuan. Namun, hal itu seakan-akan terabaikan. Padahal mempunyai memiliki semua satu tujuan. Hidup tenang dan penuh perdamaian.

Nah, Sejatinya perdamaian juga dapat ditemukan di kota penuh keistimewaan, Yogyakarta. Dijelaskan di muka bahwa Yogyakarta istimewa tidak untuk dirinya sendiri saja. Di kota ini perbedaan ada dan  berdiri. Rumah bagi lima agama dan akulturasi budaya. Hidup berdampingan tak kurang suatu apa. Salah satu yang dapat dijadikan cerminan, adalah diadakannya Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) di bumi hadiningrat ini.

Pekan Budaya Tionghoa, Cerminan Yogyakarta Istimewa Bagi Siapa Saja

Tahun ini, Yogyakarta kembali menghadirkan sebuah acara bertajuk Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) ke-13 dalam rangka memperingati tahun baru Imlek. Malioboro pun sudah bersolek untuk menyambut acara tahunan ini. lihat saja di sepanjang jalan, lampion merah sudah bergelayut manja dan membentuk wajah baru Malioboro yang tengah mempunyai hajatan. Menjamu dan merayakan salah satu unsur masyarakatnya yang mempunyai budaya berbeda namun tetap diterima.

Oh iya, Saat perayaan Imlek, kita kan sering kali mendengar ucapan berbahasa mandarin yaitu Gong Xi Fa Cai. Namun, tahukan kamu, kompasianer bahwa Gong Xi Fa Cai ini artinya bukan selamat tahun baru loh, melainkan selamat sejahtera atau tenteram.

Kembali ke PBTY, bahwa waktu acara ini diselenggarakan diantara 15 hari pertama di awal tahun baru imlek selama satu minggu. Bila hari pertama Imlek jatuh pada tanggal 16 Februari 2018, maka PBTY dimulai tanggal 24 Februari hingga 2 Maret 2018. Penutupan PBTY bertepatan dengan Cap Go Meh, atau tanggal 15 bulan pertama di awal tahun Imlek.

Lalu dimana acara PBTY dilaksanakan? Ada apa di PBTY selama seminggu? Kesenian apa saja yang akan ditampilkan?

Pembukaan PBTY, Karnaval Budaya Sepanjang Jalan Malioboro

Tepat tanggal 24 Februari 2018 pukul 6 sore, Karnaval Budaya Tionghoa akan dibuka! Dimulai dari garis start Taman Parkir Abu Bakar Ali, Malioboro menuju ke Alun-alun Utara, Yogyakarta. Bagi yang pernah ke Malioboro, tentu ingat bangunan tinggi tempat ratusan kendaraan berjejer rapi. Nah disitulah tempatnya. Rombongan karnaval yang menampilkan tarian naga yang dipersembahkan oleh The Best of Jogja Dragon Festival, Ondel-ondel Taiwan, Gendawang, Naga LED hingga Barongsai Kolosal. Kosongkan jadwal!

Tarian Naga (Dok. PBTY Offical IG Account)
Tarian Naga (Dok. PBTY Offical IG Account)
Kampung Ketandan, Dari Koko-Cici Hingga Wayang Potehi

Setelah menyaksikan Pembukaan PBTY oleh Karnaval Budaya di sepanjang Jalan Malioboro, bergeraklah segera ke Kampung Ketandan yang tepat berada di tengah jantung Malioboro. 

Disanalah ruang perjamuan sesungguhnya. Di Kampung Ketandan, ada panggung utama yang menampilkan sederet agenda lomba diantaranya Sajian Tarian Naga dan Barongsai, Grand Final Koko-Cici Yogyakarta dan Dance Competiton dengan tema Unity in Diversity. Oh iya siapakah yang bertindak sebagai juri Dance Competition? Geri Kristianto, Kompasianers. Beliau merupakan mentor dari The Dance Icon Indonesia.

Selain itu, ada Wayang Potehi yang merupakan akulturasi budaya Tionghoa dan Indonesia. Eh, sejenak jadi inget juga di adegan Karate Kids ya? Wohoo, kala Dre Parker dan Meiying kencan!

Pertunjukan Wayang Potehi (Sumber: Antaranews.com)
Pertunjukan Wayang Potehi (Sumber: Antaranews.com)
Berbagai macam perlombaan lainnya juga turut memeriahkan acara ini. lebih jelasnya, bisa dilihat di poster gambar di bawah ini!

Sumber: PBTY Official IG Account
Sumber: PBTY Official IG Account
Poster Berbagai Perlombaan PBTY 2018

Sumber: PBTY Official IG Account
Sumber: PBTY Official IG Account
Pameran Kuliner Tionghoa Berpadu dengan Masakan Lokal

Gag lazim dong ya, acara gag ada kulinernya!

Pasti ini adalah stand yang wuajib sekali untuk disinggahi. Karena kuliner adalah yang membuat suatu acara berkesan, dan membuat para pengunjung ketagihan untuk mendatangi acara serupa di kesempatan yang akan datang lagi. Bagi umat muslim, jangan ragu untuk mendatangi stand kuliner Tionghoa. Ada tanda pengenal bagi masakan yang mengandung daging babi. Karena bertema Harmoni Budaya Nusantara, suguhan masakan Nusantara yang berpadu Tionghoa juga ada! Contohnya, ini! Halal!

Sate Potehi hadir di PBTY tahun lalu (Sumber: PBTY Official IG Account)
Sate Potehi hadir di PBTY tahun lalu (Sumber: PBTY Official IG Account)
Imlek Light Festival dan Guest Star, Yang Baru di PBTY 2018

PBTY diselenggarakan setiap tahun? Iya! Lalu apa yang beda di tahun ini?

Imlek Light Festival, menurut info akan hadir untuk spot berfoto bersama keluarga tercinta. Tempat adalah taman lampion yang berkonsep "thematic". Kok belum ada fotonya? Karena kamu yang akan ambil foto disana. Segera berkunjung!

Tak lupa, PBTY 2018 akhirnya bisa menghadirkan seorang bintang tamu special yang belum ada di PBTY sebelumnya. Siapakah dia? Adalah Ekik, salah satu peserta The Voice Kids Indonesia Season 2. Dia akan tampil menyumbangkan suara merdunya pada Senin, 26 Februari 2018 di Kampoeng Ketandan, Yogyakarta.

Melalui PBTY, Yogyakarta Tegaskan Ingin Wujudkan City of Tolerance

Pekan Budaya Tionghoa (PBTY) tak terasa memasuki penyelenggaraaan yang ketiga belas bertajuk Harmoni Budaya Nusantara. Berarti, 13 tahun jua budaya Tionghoa turut mewarnai peradaban Kota Yogyakarta sebagai kota pelajar dan budaya. Tak banyak yang tahu, tak banyak yang mengerti. Yogyakarta memang memiliki segudang acara yang terus dinanti. Lalu lalang yang belum tentu diketahui, latar belakang dan tujuan diadakannya sebuah acara untuk masyarakat Yogyakarta ini.

Ya, Pekan budaya Tionghoa diadakan untuk memperkenalkan budaya Tionghoa yang telah menjadi bagian dari budaya Indonesia melalui proses akulturasi. Pekan Budaya Tionghoa dengan tema Harmoni Budaya Nusantara akan menunjukkan berbaurnya budaya Tionghoa dengan budaya lokal Yogyakarta. Budaya yang hidup berdampingan.

Kapan PBTY pertama digagas?

Pada tahun 2005, seorang dosen Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, bernama ibu Moerdijati Gardjito ingin membuat buku Resep Masakan Khas Tionghoa. Ibu Moerdijati pun berdiskusi dengan Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X yang secara kebetulan ingin menggagas Yogyakarta sebagai City of Tolerance. Maka, dari persamaan pandangan, muncullah gagasan Pekan Budaya Tionghoa.

PBTY pertama diadakan tahun 2006 dengan agenda suguhan kuliner saja di Rumah Budaya, Yogyakarta. Hingga akhirnya, PBTY menjadi agenda tahunan yang membutuhkan panitia. Pembentukan panitia tersebut sekaligus dalang dibentuknya Jogja Chinese Art and Culture Center (JACC), organisasi yang mewadahi penyelenggaraan PBTY.

Panitia PBTY berkunjung ke Surat Kabar Lokal Yogyakarta dalam Audiensi PBTY (Sumber : PBTY Official IG account)
Panitia PBTY berkunjung ke Surat Kabar Lokal Yogyakarta dalam Audiensi PBTY (Sumber : PBTY Official IG account)
Ke Jogja? Sayang lah bila tak mampir ke Ketandan, Malioboro Yogyakarta. Kunjungi, hayati dan jadilah saksi bahwa bumi Yogyakarta, menerima perbedaan yang hakikatnya berasal dari Tuhan.

Kita Nengga Sanget Rawuhipun Sedoyo Mawon.  

Salam hangat Kompasiana, sekedar berbagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun