Oleh karena itu, saat hari pertama saya belum menulis nota, saya masih tenang2saja. Saat hari ke2, stand saya dikunjungi teman saya Sinta. Dia awalnya hanya berniat mampir karena tujuannya ke toilet. Iseng saya menawarkan mahar scrapbook yang memang tidak hanya bisa digunakan untuk mahar namun bisa juga digunakan sebagai pajangan dirumah. Saya merayunya agar membuatkan ketiga buah hatinya scrapbook. And it works. Terima kasih yang sangat mendalam saya sampaikan kepadanya dari lubuk hati yang paling dalam karena telah bersedia menjadi customer saya yang pertama. Tidak tanggung2, sinta langsung memesan 3 scrap untuk semua putra/putrinya.
Pameran Wedding ini dimulai pada hari Rabu hingga hari Minggu. Lima hari. Pasca pemesanan yang dilakukan sinta, hingga keesokan harinya, belum ada transaksi yang mampu mendongkrak penjualan. Hari Jumat berlalu dengan adem ayem saja dan saya mulai was2.
Hari Sabtu, secara iseng saya menghubungi guru saya tercinta, Pak Fay. Saya mengabarkan bahwa saya mengikuti pameran wedding dan menyampaikan bahwa saya akan sangat senang sekali seandainya beliau mau datang menengok saya. Sekali lagi saya hanya iseng. Tidak terlalu berharap. Namun 1 jam kemudian, saya mendapat sms bahwa beliau bahkan telah sampai di depan lokasi pameran. Tidak terkira betapa senangnya hati saya. Beliau datang ditemani dengan istrinya.
Kembali secara sambil lalu saya menawarkan kepada beliau jika berkenan memesan produk mahar saya. Saya menawari produk yang sama seperti yang dipesan sinta. Kali ini bukan untuk anaknya, namun untuk cucunya. Maklum kakek bercucu 2 ini dikenal sangat menyayangi generasi ketiganya, seperti para kakek dan nenek pada umumnya. Dan kembali rasa terima kasih yang terdalam saya sampaikan kepada bapak Fauzi yang berkenan memesan produk scrap saya.
Dan mungkin karena doa yang saya pinta kepada beliau untuk dipanjatkan guna kelancaran rezeki saya selama pameran, hari sabtu itu ada beberapa transaksi yang berhasil saya dealkan. Pada hari itu saya juga banyak dikunjungi oleh keluarga saya sebagai bentuk support mereka terhadap apa yang saya kerjakan. Tercatat bapak, ibu, adik saya yang besar Vily Damayanti dan suaminya Rogo Suwasono yang membawa serta si kecil pula. Sedangkan adik saya yang kecil Silvy Yuniarti, sebelumnya telah ikut membantu jaga pameran selama 1 hari pada hari pertama pameran.
Berhenti sampai disitu? Tidak. Saya juga dikunjungi sahabat2terbaik saya. Ada mba Titin Agustine, yang datang bahkan dengan memberikan hadiah kepada saya. Iya hadiah. Diberinya saya sebuah cardigan hasil buatan tangannya sendiri sebagai bentuk apresiasinya terhadap apa yang saya kerjakan selama ini. Saya memang baru membukanya pada saat saya dirumah, dan saya lantas terharu. Bagaimana tidak, saya yakin, baju itu dibuat dengan cinta kasih pada setiap jahitan benang yang terjalin di dalamnya. Dan bahkan saya tidak bisa membalas dengan apa2. Saya hanya mendoakannya semoga Allah mengabulkan jiwa yang baik dan mulia itu.
Pemberian hadiah itu bukan kali pertama dilakukan oleh mba agustin, karena pada pameran sebelumnya, beliau memberikan siomay dan minuman yang menyegarkan. Dan meski kami tidak sempat mengobrol banyak, namun saya sungguh2sangat menghargai apa yang beliau lakukan kepada saya.
Sahabat saya satu lagi, dari jaman SMA, Yuana, juga memberikan sesuatu dengan judul oleh2. Dia memang baru datang dari jakarta untuk tugas pekerjaannya. Tidak tanggung2, dia memberiku jilbab dalam jumlah yang tidak sedikit. Sebelumnya juga dia datang untuk memberikan pandangannya tentang dekorasi stand saya. Dia memang sangat jeli untuk menilai sesuatu dan menjadikan sesuatu hal yang biasa menjadi luar biasa.
Untuk kedua sahabat terbaik saya, saya akan menceritakan dalam tulisan tersendiri saya, sebagai bentuk apresiasi saya terhadap keberadaan mereka.
Hari Minggu menjelang, Hari terakhir. Siang hari saya kembali dikunjungi keluarga saya. Kali ini bukan hanya keluarga inti saya, namun keluarga besar saya. Tercatat paklik dan bulik saya yang ada di Kranggan, orang tua dari Mardiana Chephey dan Dimas Firs, juga paklik dan bulik saya yang ada di driyorejo, orang tua dari Wak Wau dan Armansyah Tak Akan Berubah. Kembali saya meminta doa kepada mereka supaya dagangan saya laris manis ;p
Namun hingga sore menjelang, transaksi tidak kunjung bertambah. Saya menjadi bersedih hati. Saya berpikir bahwa, sekecil apapun hasil yang diperoleh dari pameran di TP ini, setidaknya harus lebih banyak sedikit dibanding dengan pameran sebelumnya, hingga bisa dikatakan bahwa ada progress dari pameran satu ke pameran lainnya. Dan meski pada pameran di TP jumlah vendor yang mengajak kerjasama lebih banyak dibandingkan dengan saat di ITC, tak urung saya sempat berkecil hati.