Mohon tunggu...
Devi Fitri Anggraini
Devi Fitri Anggraini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Nutrisionis

Tertarik dalam kepenulisan isu kesehatan terkait gizi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stunting di Balik Tumbuhan Subur: Bagaimana Pestisida Mengancam Pertumbuhan Anak

24 September 2024   19:00 Diperbarui: 24 September 2024   21:09 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mari kita bayangkan dua anak yang lahir di dua lingkungan berbeda. Anak pertama tinggal di daerah pertanian di mana pestisida sering digunakan. Anak kedua tinggal di kota dengan sedikit paparan pestisida. Ketika mereka berusia 2 tahun, ternyata anak yang tinggal di daerah pertanian tumbuh lebih lambat dan lebih pendek dibandingkan temannya di kota. Mengapa ini bisa terjadi?

Penelitian menunjukkan bahwa paparan pestisida dapat mempengaruhi pertumbuhan anak-anak dengan cara mengganggu proses yang penting untuk pertumbuhan anak. Beberapa bahan kimia dalam pestisida dapat mengganggu sistem hormonal tubuh yang bertugas mengatur pertumbuhan dan perkembangan. 

 

Temuan Menarik dari Penelitian:

Sebuah penelitian yang dilakukan kepada 94 balita usia 2-5 tahun di Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, mengungkapkan bahwa paparan pestisida berhubungan dengan kejadian stunting. Anak-anak yang sering bermain di sekitar ladang yang menggunakan pestisida memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting. Pestisida meninggalkan residu yang mengendap di permukaan tanah. Akibatnya, anak-anak bersentuhan dengan tanah yang mengandung residu pestisida. Selain itu, risiko anak terpapar pestisida juga dapat berasal dari Ibu yang terlibat dalam penyemprotan pestisida. Karena residu bisa terbawa pulang lewat pakaian atau tangan mereka, dan tanpa disadari, anak-anak mereka bisa terpapar di rumah.

Masuknya pestisida ke dalam tubuh melalui berbagai cara, yaitu: melalui kulit, mulut atau pernapasan. Penyerapan melalui kulit bisa terjadi jika bahan beracun menempel lama pada kulit. Sedangkan paparan melalui saluran pernapasan dapat terjadi dari uap, tetesan, atau debu halus yang menempel pada pakaian. Ketika terpapar pestisida dengan kandungan bahan kimia yang memiliki sifat Thyroid Disrupting Chemical, maka fungsi tiroid dan hormon pertumbuhan (IGF-1) akan terganggu. Padahal, hormon tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan tulang, jaringan tubuh, organ-organ penting termasuk otak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang sering terpapar pestisida cenderung memiliki kadar IGF-1 yang lebih rendah, yang bisa menghambat pertumbuhan mereka hingga menyebabkan terjadinya stunting. 

 

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Untuk melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan dari dampak penggunaan pestisida, dua regulasi penting menjadi acuan utama: Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 107/Permentan/SR.140/9/2014 tentang Pengawasan Pestisida.  Kolaborasi antara semua pihak penting untuk menegakkan aturan sekaligus mengembangkan metode pertanian yang lebih ramah lingkungan secara efektif.

 Pemerintah, melalui Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Hidup berperan dalam memberikan pelatihan kepada petani, mengawasi penerapan peraturan, dan mendukung praktik pertanian berkelanjutan yang aman. Penyuluhan harus fokus pada penggunaan pestisida yang bijaksana serta mendorong lebih banyak penggunaan pestisida alami seperti bawang putih, kulit bawang merah, tembakau, serai dan lain sebagainya. Gapoktan (gabungan kelompok tani) melatih anggotanya, membantu penerapan praktik yang benar di tingkat lokal. Petani harus menggunakan pestisida dengan benar, memakai alat pelindung diri, dan membersihkan diri setelah penggunaan. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun