Setiap ada tawuran atau bentrok antar perguruan silat, pandangan orang spontan tertuju pada PSHT sebagai pembuat onarnya. Ada kabar rusuh karena perguruan, PSHT juga menjadi sasarannya.
Benarkah PSHT memang senegatif pandangan masyarakat?
Bahkan orang tua secara otomatis akan merasa cemas jika anaknya ikut latihan PSHT. Banyak kekhawatiran yang muncul saat anaknya akan atau sudah bergabung dalam latihan. Hal ini utamanya bagi orang tua yang tidak memiliki background PSHT atau sudah menjadi warga (Sebutan untuk anggota PSHT).
Tentu saja kekhawatiran tersebut adalah hal wajar. Informasi yang sering terdengar membuat pandangan masyarakat mengkategorikan bahwa PSHT identik dengan masalah, kebrutalan, dan segala sikap tidak baik lainnya.
Namun perlu dipahami lebih dalam bahwa pandangan secara umum bisa jadi salah. Terlabih pandangan tersebut adalah opini masyarakat berdasarkan ulah oknum atau pribadi yang bermasalah.
Lebih fair kalau kita melihat fakta-fakta dalam ajaran PSHT itu sendiri. Berikut beberapa poin yang semoga bisa menjadi pencerahan bahwa PSHT tidak seburuk pandangan masyarakat:
Tujuan Luhur PSHT
Salah satu tujuan PSHT adalah mendidik manusia yang berbudi luhur tau benar dan salah. Juga mengajarkan kepada anggotanya untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan.
Dari kedua tujuan ini, apakah tampak adanya nilai negatif? Tidak ada. Karena tujuan luhur PSHT adalah hal mendasar yang menjadi pondasi keimanan dan sikap manusia.
Saat menjadi siswa, calon warga sudah dibiasakan dengan sikap-sikap baik, salah satunya adalah menghormati yang lebih tua. Benar bahwa manusia tidak gila hormat, namun menghormati orang yang lebih tua adalah etika dasar yang tanpa diminta melakukanpun seharusnya sudah melekat.
Bukan Asal Main Fisik
Masalah main fisik juga kerap menjadi topik viral jika sudah membahas masalah image negative PSHT. Sering ada yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan pelatih PSHT terlalu kejam dan tidak ada pakemnya. Tambahkan lagi dengan pandangan bahwa yang dilakukan pelatih adalah bentuk penganiayaan.
Sebenarnya, semua bentuk pelatihan dalam PSHT juga ada aturannya. Tingkat kesulitan pelatihan juga disesuaikan dengan tingkatan sabuk siswanya. Jika siswa masih sabuk polos, tentu saja materi dan serangkaian olah fisik yang diberikan masih standart.