Under The Queen's Umbrella episode 9 sukses menjadi part yang membuat penonton banjir air mata. Pasalnya, pada episode ini benar-benar ditunjukkan secara mendalam bagaimana mencintai anak-anak dengan tidak mengesampingkan isi hatinya.
Selir Ko memiliki seorang putra bernama pangeran Simso. Selir Ko sangat berharap pada putranya agar dia bisa menang dalam kompetisi putra mahkota. Bahkan selir Ko menegaskan dengan sangat bahwa pangeran Simso harus berhasil bagaimanapun caranya.
Setelah harta perjalanannya dirampok, pangeran Simso merasa kesulitan untuk meneruskan perjalanan. Dengan keadaan lusuh dan lapar, pangeran Simso akhirnya kembali ke istana. Dia menemui ibunya dan bilang bahwa dia lapar.
Namun dengan teganya selir Ko malah menyuruh pangeran Simso kembali ke medan. Padahal dalam keadaan demikian, pangeran Simso setidaknya harus makan terlebih dahulu.
Setelah 'diusir', pangeran Simso akhirnya pingsan di istana dan ditemukan oleh dayangnya ratu. Pangeran Simso dibawa ke istana ratu dan dia mendapatkan perlakuan dengan baik. Seperti diberi makan dan mendapatkan kesempatan untuk beristirahat dengan cukup.
Mendengar kabar bahwa anaknya di istana ratu, selir Ko marah besar kepada pangeran Simso. Selir Ko bahkan dengan kejam mengatakan kalau dia menyesal telah melahirkan pangeran Simso.
Well, mendengar hal demikian dalam kondisi mental lemah langsung membuah pangeran Simso down. Dia bahkan nekat untuk gantung diri. Untungnya ratu cepat bertindak sehingga pangeran Simso berhasil diselamatkan.
Dari kejadian ini, kita semakin melihat bahwa ratu sangat bijaksana. Terbukti dengan bagaimana dia memperlakukan pangeran Simso layaknya anak sendiri. Karena bagi ratu, anak-anak selir memang telah dia anggap sebagai anaknya sendiri.
"Namun meski kau memarahinya, bukankah setidaknya dia harus tetap sehat setelah dimarahi?"
Ini adalah kalimat yang dikatakan ratu kepada selir Ko. Ratu paham bahwa selir Ko kecewa terhadap anaknya. Namun bukan berarti dia bisa begitu saja membuang anaknya.
Aslinya, selir Ko juga tidak tega untuk melakukan hal demikian kepada anaknya. Namun ambisi membuat selir Ko tega menekan putranya yang sama sekali tidak berambisi pada tahta.
Jadi ratu berpesan agar selir Ko tetap menjadi ibu yang memarahi anaknya saat ada kesalaan. Namun meski dimarahi, selir Ko tidak boleh mengabaikan kondisi anaknya.
"Kau boleh keras kepala sedikit, dengan begitu kau baru bisa bernafas."
Kalau kalimat ini diucapkan ratu kepada pangeran Simso. Ratu berusaha memberikan pengertian terbaik kalau pangeran Simso boleh melakukan apa yang dia inginkan. Dia boleh untuk melawan hal yang tidak dia suka alih-alih melakukannya dengan terpaksa.
Mendengar ratu berkata demikian, pangeran Simso tersenyum dan hatinya terasa sangat lega. Hal ini menunjukkan kalau pengeran Simso ingin hidup tanpa terbebani dengan hal-hal yang dia sendiri tidak menginginkannya.
Menjalani hidup dengan biasa-biasa saja bukanlah hal yang menyedihkan. Justru merupakan suatu pencapaian untuk menjalani hidup sederhana yang bahagia tanpa tekanan. Yang menyedihkan adalah saat dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak diinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H