Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

✨

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menguak Misteri Buku Bajakan Lewat Novel "Selamat Tinggal"

20 Desember 2021   10:06 Diperbarui: 20 Desember 2021   10:09 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/terereader

Novel Selamat Tinggal menjadi karya best seller Tere Liye yang kesekian. Novel setebal 350 halaman ini diterbitkan pada tahun 2020, tepatnya bulan November. Terpantau hingga pertengahan tahun 2021, novel dengan tokoh utaman bernama Sintong Tinggal ini telah dicetak ulang sebanyak tujuh kali.

Memiliki judul 'Selamat Tinggal' yang terkesan mellow, jangan salah karena ternyata novel ini kisahnya tentang sindiran. Jika kalian mengikuti perkembangan tulisan Tere Liye di halaman facebook, maka akan kalian temui bahwa Tere Liye secara rutin menulis tentang gerakan menolak produk bajakan, utamanya novel. Hal ini mengingat bahwa diranah novel dan juga banyak buku pelajaran, yang laris manis adalah produk bajakannya.

Kembali ke novel 'Selamat Tinggal'. Jadi novel ini sekaligus merangkum maksud dari tulisan seputar bajakan yang ditulis Tere Liye di halaman facebook resminya. Jika kita baca novel ini sampai tuntas, akan kita dapati kenyataan bahwa industri bajakan itu sangat jahat. Mereka merampas hak pemilik paten original.

Jadi kalau dibahas secara garis besar, produk bajakan adalah curian. Kalian tentu dapat menyimpulkan sendiri bagaimana aspek-aspek yang beredar di sekitar barang curian.

Dalam Novel Selamat tinggal sendiri, segala sesuatu tentang bajakan telah diulas secara mendalam. Dan yang menjadi topik utaman dalam novel ini adalah pada ranah buku bajakan. Berikut rangkumannya :

1. Ciri buku bajakan

Tanpa kita teliti secara mendalampun, buku bajakan dan orisinil memiliki perbedaan yang sangat jauh. Utamanya dari segi harga. Buku bajakan jelas dijual dengan harga sangat murah, bahkan untuk kategori buku best seller hanya dijual dengan setengah harga.

Loh kan lumayan dapat harga murah ? Eits tunggu dulu. Rumus umum dalam dunia jual beli adalah harga membawa kualitas. Jadi mengapa buku bajakan murah ya karena kualitasnya jauh dari memadai. Dari segi kertas mereka buram, cetakan tulisan juga tidak rapi, belum lagi ditambah dengan jilidan yang mudah lepas.

Satu lagi ciri buku adalah dijual secara bebas di marketplace. Jadi kalau membeli secara online, memang pembeli tidak bisa meraba apakah buku itu bajakan atau orisinil. Namun patokan pertama adalah harga. Jika kategori buku best seller dijumpai dengan harga miring, setengah atau bahkan lebih dari harga asli, fiks itu bajakan.

Kecuali memang ada diskon dari tempat penjualan resminya. Tere liye sendiri juga kerap memberikan diskon untuk novel-novel karyanya. Tentu saja diskon ini melalui marketplace resmi yang terpercaya.

2. Barang bajakan mengintai disetiap sudut kehidupan kita

Dan tanpa kita sadari, ternyata barang bajakan mengintai diseluruh sudut hidup kita. Barang-barang yang telah kita beli tanpa sadar mungkin ada satu dua yang bajakan. Memang terkadang bajakan dan orisinil sulit dibedakan karena mereka sangat mirip.

Namun jika mau mengamati lebih dalam, jelas bahwa barang bajakan, KW, atau palsu kualitasnya tidak jempolan. Ada saja masalah yang dimiliki barang bajakan.

Dan dalam novel Selamat tinggal Tere Liye juga tidak hanya menegaskan soal buku. Dari produk sandang hingga obat-obatam juga berpotensi untuk muncul barang palsu alias KW.

Atau jika kalian hobi nonton film, sadarkah kalian bahwa tidak semua link nonton film itu legal. Dan kebanyakan link yang mudah diakses adalah link ilegal. Bayangkan betapa dekatnya produk bajakan, KW, dan juga palsu ini.

3. Mirisnya orang yang membenarkan bajakan dengan beralasan

Mengambil kisah dalam novel Selamat Tinggal. Jadi dalam novel ini ada toko buku bernama 'Berkah'. Toko buku ini terletak di dekat kampus sehingga laris manis dibeli oleh mahasiswa. We know kalau mahasiswa memang biasanya dituntut untuk memiliki buku fisik sebagai pegangan.

Namun sayangnya toko buku Berkah ini yang dijual adalah buku bajakan. Dan lebih miris lagi, mahasiswa-mahasiswa yang pintar itu langganan mebeli buku bajakan.

Rumus yang berlaku seperti ini : Buku bajakan itu murah, jadi bersahabat dengan kantong mahasiswa. Ini yang paling miris. Buku bajakan memang menjadi pilihan banyak mahasiswa karena harganya yang terjangkau.

Namun coba kita renungkan. Bagaimana mungkin ilmunya akan berkah jika sumber ilmunya saja buku bajakan. Ingat bahwa buku bajakan adalah hasil curian. So, lanjutkan sendiri untuk merenungkannya.

4. Beberapa orang tidak menyadari akan jahatnya industri bajakan

Pengalaman pribadi sebelum membaca tulisan seputar bajakan dari Tere Liye, saya dulunya juga tidak tahu kalau industri bajakan itu jahat. Saya juga pernah membeli beberapa buku bajakan. Namun setelah membaca tulisan-tulisan dari Tere Liye, saya memilih untuk tidak punya daripada harus membeli versi bajakan.

Jadi yang pertama melintas di pikiran orang adalah persoalan harga. Yang mana barang bajakan lebih murah sehingga dinilai lebih hemat. Namun rumusnya tidak sesederhana itu jika dikaitkan dalam rantai secara keseluruhan.

***

Demikianlah gambaran seputar barang bajakan dalam novel Selamat Tinggal karya Tere Liye. Intinya barang bajakan itu adalah curian dan merugikan pemilik paten aslinya. Suburnya industri bajakan adalah kemarau gersang bagi pemilik produk aslinya.

Jadi melalui novel Selamat Tinggal, mari kita juga ucapkan selamat tinggal pada semua barang bajakan yang mungkin telah langganan kita gunakan. Ucapkan selamat tinggal dan jangan ragu untuk beralih menggunakan barang-barang orisinil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun