Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Long life hallucinations

✨

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

5 Alasan yang Salah untuk Menikah

16 September 2021   09:51 Diperbarui: 16 September 2021   09:57 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
@loveftmarriageanddivorce

Target menikah kalian usia berapa ?

Usia berapapun pastikan pernikahan menjadi golden time yang mana kita siap pada segala resikonya. Siap untuk menyabut kebahagiaan, siap menerima luka dan siap untuk berkomitmen penuh.

Pernikahan harusnya tidak menjadi hubungan main-main yang kapanpun bisa diakhiri. Jangan hanya mencari seseorang yang siap membahagiakan. Pilih kandidat paling tepat yang siap bertengkar dengan kita seumur hidup.

Pernikahan yang baik adalah suatu hubungan yang tidak dimulai dengan alasan yang bertujuan untuk ambisi pribadi. Pernikahan adalah kesepakatan dan komitmen bersama. Maka sebaiknya hindari kelima alasan ini :

1. Menikah karena dituntut oleh keluarga

Menikah karena dituntut keluarga bisa karena banyak alasan. Mulai dari perjodohan, mengejar waktu hingga yang paling ekstrim pernikahan bisnis. Pernikahan karena tuntutan keluarga banyak menjadi topik kisah-kisah dalam novel maupun film. Namun di dunia nyata sungguhan ada orang-orang yang menikah karena alasan ini.

Terkadang keluarga merasa bertanggung jawab dan menjadi pihak yang paling mengerti mana yang terbaik bagi anaknya, terlebih masalah pernikahan. Dalam hal ini, aslinya keluarga hanya merasa sayang terhadap anaknya. Mereka ingin mencarikan yang terbaik demi kebahagiaan anaknya.

Meski hal ini tidak salah, namun keluarga sebaiknya tidak memberikan paksaan tentang kapan dan dengan siapa anaknya akan menikah. Menikahlah saat sudah sap dan benar-benar mengenal siapa pasangan kita. Jangan terburu-buru mengikuti tuntutan keluarga karena juga akan beresiko buruk kedepannya.

2. Menikah karena kesepian

Kesepian adalah perasaan umum yang akan dialami setiap orang. Dalam rasa sepi ini biasanya pikiran seseorang berkelana dengan berbekal kata andaikan.

Kesepian memang menjadi ironi perasaan yang membuat pelakunya merasa hampa dan tidak bersemangat. Jadi bisa saja seseorang mengharapkan pernikahan sebagai jalan menemukan teman hidupnya agar tidak kesepian.

Tentu saja alasan ini keliru. Pernikahan bukan pelarian. Jika menikah dengan seseorang yang tidak dapat mengobati rasa kesepian kita, maka yang ada justru rasa kecewa. Menyesal mengapa tidak mencari orang tepat agar terbebas dari kesepian.

3. Menikah karena ingin ada yang membahagiakan

Jika menikah karena ingin ada yang membahagiakan, maka pikiran kita sudah dipenuhi harapan kosong dan bertabur ilusi. Why ? Karena menikah tidak sesimple itu. Jika menikah karena harapan ini, harusnya menyiapkan hati untuk kecewa.

Orang-orang dengan keinginan seperti ini bisa jadi terjebak terjebak dengan kepercayaan setengah ilusi pada kisah-kisah drama yang kebanyakan happily ever after.

Karena dalam hidup ini, kebahagiaan kita adalah tanggung jawab kita sendiri. Kebahagiaan tidak selalu hadir meski orang lain memberi kita cinta lebih. Atau juga bisa kita tidak bisa merasa cukup dengan kebahagiaan yang orang lain berikan.

Jadi sebaiknya meminimalisir ilusi bahagia dari sebuah pernikahan. Bahkan jika seseorang menikah dengan orang yang tepat sekalipun, kehidupan pernikahan tidak selalu dipenuhi dengan keindahan dan kebahagiaan.

4. Menikah karena minder melihat orang lain sudah menikah

Ini masalah yang sering terjadi di kalangan orang dewasa. Memasuki fase usia 20-an keatas atau bahkan sebelumnya, undangan pernikahan akan datang siih berganti. Pose-pose bahagia dari teman menghiasi beranda sosial media.

Dengan fakta ini lantas kita menghela nafas, bertanya-tanya kapan kelak jodoh kita akan tiba. Secara tidak langsung disini kita merasa minder kenapa kita belum juga turut menyebar undangan.

Tapi, ingat kalau tahap kesiapan setiap orang untuk menikah berbeda-beda. Tidak semua orang harus melaksanakan pernikahan ditahun yang sama bukan ?

Menikah belakangan juga tidak akan menjadi masalah besar kalau hati kita tidak membesar-besarkan rasa mindernya. Karena menikah dengan alasan ini terkesan seperti sedang mengejar bayangan kita. Tampaknya dekat namun, tidak bisa kita gapai.

Jadi lebih baik fokus mempersiapkan diri. Membuat masa depan yang baik dan menjadi pribadi yang baik. Yakinlah jodoh akan datang pada waktu yang tepat, saat kita siap.

5. Menikah karena uang

Meski tampak langka, sebenarnya kasus menikah karena uang banyak ditemukan. Bisa karena pribadinya yang materialistis, niat memeras atau terpaksa karena butuh uang.

Apapun alasannya, alasan ini justru akan menjebak sebuah hubungan pernikahan pada ketidaksetaraan hubungan. Bisa jadi yang satunya sungguhan cita, yang satunya hanya cinta uang. Bagaimana bisa melangkah bersama kalau tujuannya saja berlainan ?

Jadi pikirkanlah baik-baik bahwa pernikahan bukan sarana mencari nafkah. Pasangan yang menikah karena cinta sejati saja bisa bermasalah karena faktor uang, apalagi yang menikah memang karena alasan ini.

***

Jadi pikirkan secara matang sebelum memutuskan untuk menikah. Jangan terjebak harapan dan imajinasi. Karena sebuah pernikahan aslinya tidak seindah potret-potret bahagia yang berseliweran di beranda media soaial kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun