Pesantren lekat dengan kitab kuning. Berbagai judul kitab dikaji setiap harinya. Bahkan jika moment ramadhan ditambah dengan beberapa kitab dan dikhatamkan pada bulan ramadhan itu juga.
Salah satu kitab yang menjadi menu wajib pondok pesantren adalah Ta'lim Muta'allim karangan Syekh Burhanuddin al-Zarnuji al-Hanafi. Secara keseluruhan kitab ini membahas tentang tuntunan belajar.
Di pondok saya dulu, kitab Ta'lim Muta'allim diajarkan langsung oleh bapak Kyai. Mengajinya seminggu sekali ba'da maghrib. Meskipun kitab ini dikaji berulang-ulang ketika khatam, namun tidak pernah terasa membosankan. Karena selain berisi pengetahuan yang menarik juga banyak cerita-cerita luar biasa dari pengalaman ulama-ulama terdahulu dalam menuntut ilmu.
Juga mengacu pada quotes legendaris dalam menuntut ilmu : 'Walaupun sudah didengarkan 1000 kali namun harus tetap didengarkan dan direnungkan karena hal ini termasuk menghormati dan memuliakan ilmu.'
Isi kitab Talim Muta'allim :
Kitab Ta'lim karangan Imam al-Zarnuji berisi 13 pasal yang keseluruhan menjelaskan tentang metode belajar, yaitu :
1. Hakikat ilmu dan keutamaannya
"Carilah ilmu karena ilmu akan menjadi perhiasan bagi yang memilikinya."
Berdasarkan sabda Nabi, menuntut ilmu itu hukumnya fardhu 'ain, namun tidak diwajibkan untuk mencari semua ilmu. Yang wajib adalah mencari ilmu untuk sesuatu yang akan digunakan. Semisal ilmu iman dan ilmu sholat. Contoh lain adaah ketika ingin menjdi guru maka yang dipelajari adalah ilmu keguruan
2. Niat ketika belajar
"Sesungguhnya amal seseorang bergantung pada niatnya."
Sabda ini adalah landasan yang digunakan Imam al-Zurnuji dalam mensyaratkan niat dalam mencari ilmu. Niat disini adalah niat yang baik, bukan untuk jalan keburukan.
3. Memilih ilmu, guru dan teman serta keteguhan dalam menuntut ilmu
Memilih disini berarti menyeleksi dengan baik. Mempelajari ilmu yang tidak akan digunakan akan sia-sia. Kemudian untuk kriteria guru seperti yang alim / pandai, wira'i dan lebih tua. Termasuk juga teman yang berbudi baik. Bagaimanapun seorang teman akan membawa pengaruh yang besar terhadap pribadi seseorang.
4. Menghormati ilmu dan ahlinya
"Saya siap menjadi budak orang yang mengajari ilmu meskipun hanya satu huruf." (Sayyidina Ali)
Imam al-Zurnuji menguraikan bahwa seorang penuntut ilmu harus menghormati muallimnya agar mendapatkan ilmu. Disebutkan beberapa etika yang harus dimiliki seorang penuntut ilmu seperti tidak menggunakan tempat duduk guru, tidak mengawali percakapan kecuali ada izin, dan masih banyak lagi.
5. Sungguh-sungguh, tekun dan semangat
"Sungguh-sungguh itu mendekatkan perkara yang jauh."
Sungguh-sungguh itu ibarat membuka setiap pintu yang ditutup. Dikatakan bahwa orang berilmu dijanjikan untuk mudah memperoleh sesuatu, tapi orang yang bersungguh-sungguh akan memperoleh sesuatu yang lebih bisa dinikmati.
6. Tahap awal, ukuran dan urutannya
Ilmu diajarkan oleh muallim kepada muridnya. Porsi ilmu yang diajarkan juga sesuai takarannya. Dari tingkat dasar kemudian semakin ditingkatkan seiring dengan pemahaman.
7. Tawakal kepada Allah
Tawakal adalah berserah diri setelah berdoa dan berusaha. Setelah melakukan berbagai hal tersebut diatas, seorang pencari ilmu hendaknya berserah diri kepada Allah SWT. Tidak dianjurkan untuk merasa sulit dan menyibukkan diri dengan masalah rezeki.
8. Masa produktif
Golden age dalam mencari ilmu tentu saja dimasa muda, yang mana masa ini memang usia mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya. Namun waktu mencari ilmu itu sendiri adalah sepanjang hayat.
9. Kasih sayang dan nasihat
Ilmu dan akhlak adalah dua hal yang sangat lekat. Seorang pencari ilmu hendaknya memiliki rasa kasih sayang dan tidak enggan memberi nasehat dengan berbekal pengetahuannya.
10. Megambil faedah pelajaran
Pelajaran yang berfaedah adalah yang dapat memberikan manfaat. Maka agar setiap pelajaran yang diterima tidak sia-sia, sebaiknya selalu mencatat apa yang sekiranya penting dari ilmu yang dipelajari. Berdasarkan pepatah 'Ilmu itu ibarat hewan peliharaan, cara mengikatnya ya ditulis.'
11. Bersikap wara' ketika belajar
Wara' dapat diartikan sebagai berhati-hati. Dalam menuntut ilmu sebaiknya menjaga sikap seperti menjauhi rasa kenyang, banyak tidur dan banyak membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat. Juga lebih mengutamakan melakukan amalan-amalan ibadah daripada melakukan sesuatu yang kurang bermanfaat
12. Penyebab hafal dan lupa
Ada yang dinamakan sebagai waktu-waktu terbaik dalam menghafal atau mempelajari ilmu. Disamping itu juga ada perilaku atau sikap tertentu yang mengakibatkan lunturnya ilmu.
13. Sesuatu yang mendatangkan dan menjauhkan rezeki, serta menambah dan memperpendek umur
Beberapa orang menganggap bangun kesiangan adalah hal yang wajar, apalagi kalau malamnya habis bergadang. Padahal aslinya bangun pagi banyak mendatangkan manfaat. Beberapa sumber menyebutkan kalau bangun pagi dapat mendatangkan segala kemudahan dan dapat mendatangkan rezeki.
Dalam kitab Ta'lim Muta'allim, Imam al-Zarnuji banyak menyelipkan hadis dan syair guna memperkuat pendapatnya. Syair dalam kitab ini terbilang cukup banyak sampai dihimpun dalam kitab khusus yang kemudian dinamai syair Alala.
Demikian mengapa kitab Ta'lim Muta'allim menjadi kajian wajib bagi santri karena didalamnya terkandung makna yang sangat dalam seputar adab mencari ilmu. Kitab ini akan menguatkan keteguhan dan tekad setiap orang yang mempelajarinya. Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H