Racket Boys yang mulai tayang sejak 31 Mei 2021 sebenarnya adalah drama yang cukup bagus. Alurnya ringan namun mengena dan inspiratif. Meski konfliknya tidak terlalu berat, namun penonton akan terhanyut oleh ceritanya yang dikemas secara sederhana. Tak ketinggalan beberapa adegan kocak membuat penonton makin betah menikmati drama yang disutradarai Cho Young kwang ini.Â
Sinopsis dramaÂ
Racket Boys berkisah tentang perjuangan anak-anak SMP Haenam Seo untuk menghidupkan klub bulu tangkis sekolah yang sudah difase hidup segan mati tak mau. Mereka adalah Hae kang (Tan Jung sang), Na Woo chan (Choi Hyun wook), Bang Yoo dam (Song San yeon), dan Lee Young tae (Kim Kang hoon). Mereka adalah anak-anak yang penuh semangat dan menjalin persahabatan ala-ala pejuang bulu tangkis yang saling melengkapi.Â
Hae kang adalah anak pindahan dari SMP Jeongseok dan seorang atlet bisbol. Keadaan membuatnya terpaksa harus berhenti dari bisbol. Kemudian dia dengan terpaksa bergabung dengan klub bulu tangkis agar tim bulu tangkis sekolah barunya dapat mengirimkan perwakilan. Namun dari pertandingan ini Hae kang justru mendapatkan tekad untuk terjun lagi ke dunia bulu tangkis.Â
Tentu bukan hal yang sulit bagi Hae kang untuk bermain bulu tangkis. Karena dulunya Hae kang adalah atlit junior yang hebat.Â
ProblemÂ
Di episode 5, ada pertandingan yang diadakan di Jakarta. Dalam scene ini dialognya dianggap melecehkan Indonesia. Diantaranya yaitu mengatakan penginapan yang tidak bagus dan diskriminasi tempat latihan yang mana tim Indonesia dikatakan berlatih di tempat pertandingan dan tim Korea berlatih di tempat latihan tua yang tidak ber AC. Masalahnya adalah perlakuan buruk ini dikatakan adalah taktik tim Indonesia untuk mengalahkan Han Se yoon, perwakilan Korea.Â
Kalau masalah menang kalah, wajar jika Korea yang menang, toh memang dramanya Korea. Hanya saja scriptnya mengundang kontroversi.Â
Bukan soal "hanya drama, hanya fiksi"Â
Meskipun banyak netizen Indonesia yang protes dengan episode 5, namun ada beberapa yang tidak ambil pusing. Ada yang masih lanjut menonton karena jika menurut mereka alurnya masih bagus why not?. "Toh cuma fiksi", begitu pendapat mereka.Â
Memang benar hanya fiksi, hanya sebuah drama. Namun hal ini dinilai dapat mendorong opini publik. Mengingat bahwa drama ini juga tayang secara internasional melalui Netflix, maka citra buruk Indonesia yang ditampilkan oleh drama ini akan dilihat secara luas.Â
Meski secara kenyataan indonesia juga bukan yang paling baik, namun sedikit dialog di episode 5 dinilai netizen Idonesia melukai harga diri bangsanya.Â
Permintaan maaf pihak SBSÂ
Menanggapi ramainya protes terkait episode 5, pihak SBS meminta maaf menggunakan bahasa Idonesia dan secara langsung menyebut Indonesia melalui akun @sbsnow_insta. Namun permintaan maaf ini kurang memuaskan netizen Indonesia karena hanya melalui kolom komentar, yaitu dalam postingan @sbsdrama.official.Â
Hingga tanggal 19 Juni 2021 komentar ini telah mendapatkan 3066 suka dan 6879 balasan. Dan ribuan balasan ini sebagian besar juga berisi ketidakpuasan netizen atas cara SBS meminta maaf.Â
Rating dramaÂ
Mengacu pada segi kualitas, Racket Boys memiliki banyak penonton sejak awal penayangannya. Peminatnya dari sisi rating google mencapai 90%. Namun semenjak adanya kontroversi terkait dialog di episode 5, ratingnya terus menurun. Pada 19 Juni 2021, ratingnya bahkan sudah di angka 7%. Diperkirakan angka ini akan terus menurun melihat 'pembelaan' netizen Indonesia yang masih terus berlanjut.Â
"Nila setitik rusak susu sebelanga" adalah peribahasa yang tepat untuk drama ini. Secara keseluruhan memang sudah bagus dan sangat rekomen untuk ditonton. Namun episode 5 seolah menjadi blunder yang membuat penonton meninggalkan Racket boys dan berimbas pada anjloknya rating.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H