Pengaruh Hallyu terhadap Gaya Hidup
Â
Globalisasi merupakan fenomena normal yang tidak dapat terhindarkan bagi suatu masyarakat untuk kemudian menikmati budaya lain terutama yang hadir dalam bentuk produk budaya populer (Shim, 2006: 26).  Pada kurun waktu sebelum tahun 1970-1990an ada dominasi Cool Japan (Valentina dan Istriyani, 2013: 74), dua decade kemudia memunculkan negara baru yaitu Korea Selatan. Dalam rentan waktu itu industri kreatif di Korea Selatan menjadi sangat berkembang karena dorongan dan kerjsama antara industri hiduran dan pemerintah yang bergerak bersama untuk melaju di kancah pasar global (Hennisa 2013: 121). Perkembangan industri kreatif dari Korea Selatan  memastikan standart dan kualitas yang dihasilkan dapat diterima dengan luas oleh masyarakat di berbagai temapt di dunia. Park Gil-Sung (2013) dalam (Jusmalia dan Teguh, 2021: 94) menyatakan bahwa Korea Selatan dahulu seringkali diasosiasikan sebagai negara miskin, Perang Korea dan tempat buruh industri. Namun dewasa ini semenjadi adanya Hallyu orang-orang mulai mengubah presepsi mereka terhadap Korea Selatan sehingga Korea Selatan kini sama dengan negara yang memiliki kebudayaan, kuliner serta produk-produk yang luar biasa. Faktanya banyak sekali orang-orang yang belajar Bahasa Korea yang merupakan sebuah inti yang menjadi ketertarikan penggemar K-Drama atau K-Pop. Hal tersebut tentu saja menjadi pelaung bagi Korea Selatan untuk secara terus menerus mengembangkan pengaruh mereka terhadap tataran Internasional termasuk di Indonesia. Pengaruh tersebut salah satunya yaitu gaya hidup masyarakat Indonesia yang dewasa ini telah berkiblat ke Korea Selatan.
      Gaya hidup merupakan suatu hal berupa aktivitas, minat dan opini suatu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks pembahasan ini yaitu gaya hidup masayarakat Indonesia khususnya remaja yang menggemari K-Drama, K-Pop atau budaya Korea yang lainnya. Gaya hidup disini berarti berbagai aktivitas, minat dan opini para remaja penggemar budaya Korea.
- Fashion
- Fashion merupakan gaya pakaian yang populer dan diadaptasi oleh suatu budaya. Di Indonesia budaya Korean Wave diterima dengan baik terlebih lagi oleh penggemar K-Pop dan K-drama. Salah satu budaya Korea yang dianut oleh masayrakat Indonesia yaitu trend fashion Korea. Busana korea memiliki keunikan karena menampilkan warna-warna cerah dan mudah menyatu dengan tubuh serta warna kulit Asia. Keunikan fashion Korea Selatan yang sering kali dipakai oleh artis K-Pop atau K-Drama membuat para remaja tertarik dan meniru trend tersebut. Adanya perkembangan teknologi dan penyebaran Korean Wave secara massif di Indonesia menyebabkan adanya perilaku konsumtif terhadap pakaian sehingga hal tersebut menyebabkan Indonesia impor tekstil dari Korea Selatan. Dalam (Shitara, Zulfa dan Andhita, 2023: 16) dikutip dari databoks berdasarkan Badan Pusat Statistika (BPS) selama kurun waktu 5 tahun Indonesia kebanjiran rata-rata 2,25 juta ton produk tekstil pada setiap tahunnya. Jika diamati 5 tahun terakhir, nilai impor tekstil Indonesia rata-rata mencapai US$8,96 milliar per tahun. Pada tahun 2021 nilai impor tekstil Indonesia juga meningkat 30,91% menjadi US$9,34 miliar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Korea selatan menjadi negara nomor 2 pemasok dengan nilai US$912.10 juta. Fenomena Korean Wave tersebar luas di Indonesai dan memberikan dampak secara signifikan yang dirasakan di kehidupan sehari-hari. Khususnya kalangan milenial dan Gen Z. awal mula merebaknya gaya berpakaian remaja di Indonesia yaitu fanatisme penggemar yang menirukan gaya berpakaian idola mereka seperti Blackpink, BTS, EXO, NCT dan lain-lainnya. Seiring waktu dominasi penggemar yang menirukan gaya berpakaian Idol K-Pop menyebabkan masyarakat secara luas turut serta ikut meniru gaya fashion tersebut. Gaya berpakaian secara casual, simple ala idol kpop menjadi daya ketertarikan bagi generasi muda karena kemudahan un tuk ditiru serta ketersedian dari gaya pakaian tersebut. Korean Style tidak hanya dipakai oleh kaum non-hijab. Indonesia merupakan negara mayoritas muslim, masih dalam (Shitara, Zulfa dan Andhita, 2023: 17018) menyebutkan laporan The Royal Islamic Strategic Studies Center (RISSC) yang bertajuk The Muslim 500 edisi 2023 menunjukan jumlah populasi muslim di Indonesia yang mencapai 237,55 juta jiwa. Jumlah tersebut merupakan jumlah terbesar di antara negara-negara ASEAN ataupun global. Populasi muslim di Indonesia setara dengan 86,7% dari total populasi di Indonesia. Tidak sedikit hijabers (sebutan untuk orang yang mengenakan hijab) memadukan Korean Style dengan hijab. Gaya hijab yang dipadukan dengan fashion Korea yang sencerung terbuka mulai banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Mereka memadukan Korean Style dengan hijab disertai dengan aksesoris pada busana mulai dari gelang, kalung, cincin, rantai, topi dan lain-lainnya.
- Makanan
- Serial Drama Korea kerap kali menayangkan scene sang actor dan aktris mengkonsumsi makanan korea. Hidangan Korea sering kali ditemukan di berbagai tontonan seperti drama, Variety Show, Reality Show dll. Â Hidangan korea yang sering muncul di acara-acara tersebut membuat orang-orang penasaran dan ingin mencari tahu nama hidangan tersebut. Tayangan drama korea secara terus-menerus tersebut menyebabkan kepopuleran hidangan Korea meningkat. Pada saat ini di Indonesia tersebar restoran dan caf yang memperjual belikan dan menyediakan makanan dan minuman Korea (Ni Made, Ida Bagus, Ida Ayu, 2022: 169). Korea Selatan menjadi salah satu negara yang menggunakan budaya kuliner sebafai soft power. Budaya kuliner merupakan tata cara penyajian makanan, proses pembuatan, sejarah makanan hingga identitas dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya (Fazri, Teuku, Windy, 2019: 143). Terdapat banyak makanan Korea Selatan yang populer di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Makanan populer tersebut terdiri dari makanan tradisional hingga makanan instan. Beberapa contoh makanan yang memiliki populeritas di masyarakat Indonesia yang berasal dari masyarakat Indonesia yaitu Kimchi. Kimchi merupakan makanan tradisional Korea Selatan yang terbuat dari fermentasi sayur dan diberi bumbu-bumbu khas Korea Selatan. Biasanya Kimchi sering kali dimakan dengan Mie Instan, selain itu juga Kimchi seperti makanan pendamping yang wajib di Korea Selatan. Selain Kimchi makanan yang tidak kalah populernya di Indonesia yaitu Toepokki, Corndog, Samyang serta makanan lainnya (Widya, Erwan, Wahyu dan Putri, 2023: 563-564).Â
- Bahasa dan Simbol yang populer di Korea Selatan
- Tontonan Drama Korea, Variety Show atau K-Pop mempengaruhi penggunaan bahasan dan simbol-simbol yang sering digunakan oleh drama Korea. Pada dewasa ini mengekspresikan perasaan dan kasih sayang, para remaja cenderung menggunakan istilah saranghae yang artinya "aku cinta kamu" dalam Bahasa Indonesia. Selain itu, generasi muda yang sering menonton Drama Korea akan mengucapkan salam atau menyapa seseorang dengan kata annyeonghaseyo. Istilah-isitlah diatas sering kali diucapkan oleh remaja-remaja karena memang terdengar ringan sehingga banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Selain istilah secara Bahasa, penggemar Kpop dan Kdrama sering menggunakan symbol-simbol atau gerakan yang diasanya dilakukan oleh sang Idol. Salah satu symbol yang kerap kali digunakan yaitu symbol finger heart atau jari berbentuk hati. Tujuan dari jari yaitu merupakan symbol cinta. Symbol tersebur sudah tersebar secara luas dan digunakan oleh masayrakat Indonesia. Adanya penggunaan Bahasa menjadikan instasi jurusan Bahasa Korea digemari oleh generasi muda. Hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh keinginan penggemar untuk dapat berkomunikasi dengan sang Idola.Â
Pengaruh Korean Wave mempengaruh proses pembentukan budaya dewasa ini, konteks budaya yang dimaksud disini adalah gaya hidup komsumtif dan tangkah laku atau tindakan seseorang. Sifat fanatisme yang dianut oleh remaja atau masyarakat luas pada umumnya terhadap kebudayaan Korea yang tersebar di Indonesia menyebabkan pada remaja lebih cenderung tertarik untuk menyukai trend fashion, makanan Korea, tarian hingga mempelajari Bahasa Korea dibandingkan dengan mempelajari kebudayaan Indonesia. Selain itu budaya konsumtif cenderung meningkat terhadap pembelian produk-produk kecantikan, makanan instan hingga pakaian. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri akan mengurasi konsumsi barang dari dalam negeri. Hal ini tentunya akan mempengaruhi pembentukan dan perkembangan tumbuh kembanya identitas diri generasi muda. Internalisai kebudayaan Korea tersebut didasarkan pada peniruan fashion, Bahasa, makanan hingga tingkah laku dari generasi muda yang menggemari Budaya Korea (Khalilah, 2015).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H