Mohon tunggu...
Devid Saputra
Devid Saputra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN Raden Intan Lampung

Kecintaan terhadap lingkungan dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejauh Mana Kita Melangkah? Evaluasi Diplomasi Indonesia di Laut China Selatan

31 Mei 2024   22:00 Diperbarui: 31 Mei 2024   22:44 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Koleksi Penulis

Laut China Selatan merupakan salah satu kawasan maritim yang paling diperebutkan dan mengalami sengketa di dunia, dengan cadangan sumber daya alam yang melimpah, termasuk minyak bumi dan gas alam, serta jalur perdagangan internasional yang strategis, Laut China Selatan menjadi fokus perhatian global dan menjadi titik konflik antara berbagai negara di Asia Tenggara, terutama klaim dari China, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei. Meskipun Indonesia tidak secara langsung terlibat dalam klaim wilayah yang diperebutkan, memiliki peran krusial dalam menjaga stabilitas dan keamanan kawasan.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia sekaligus salah satu kekuatan ekonomi di Asia Tenggara, Indonesia memiliki kepentingan strategis dalam memastikan bahwa Laut China Selatan tetap menjadi jalur navigasi yang aman dan bebas konflik. Terletak di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, Indonesia juga memegang peran penting dalam jalur perdagangan global yang melewati wilayah tersebut. Dalam upaya mengatasi sengketa yang terjadi, Indonesia menempuh berbagai strategi diplomatik yang bertujuan untuk menjaga kedaulatan teritorialnya, mempromosikan perdamaian, serta memastikan keamanan dan stabilitas regional.

Pendekatan diplomatik Indonesia terhadap isu Laut China Selatan melibatkan berbagai aspek, termasuk kerja sama melalui ASEAN, dialog bilateral dan multilateral, serta penggunaan saluran diplomasi maritim dan pertahanan. Indonesia juga secara aktif mendorong penyelesaian sengketa berdasarkan hukum internasional, khususnya melalui Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS). Di tengah dinamika geopolitik yang kompleks dan tekanan dari berbagai pihak, strategi diplomatik Indonesia dituntut fleksibel, proaktif, dan berorientasi pada hasil.

Manajemen strategi memungkinkan negara untuk melakukan analisis mendalam terhadap lingkungan internasional dan domestik. Melalui proses ini, pemerintah dapat mengidentifikasi potensi ancaman dan peluang, serta merancang strategi yang tepat untuk menghadapi dan memanfaatkan situasi tersebut. 

Misalnya, dalam konteks globalisasi dan liberalisasi ekonomi, negara perlu strategi yang komprehensif untuk bersaing di pasar global, melindungi industri domestik dari praktik perdagangan yang tidak adil. Hal ini juga berlaku dalam pengelolaan sumber daya alam, di mana strategi yang baik akan memastikan pemanfaatan yang berkelanjutan dan adil untuk generasi mendatang.

Manajemen strategi dapat membantu dalam membangun kesatuan dan integrasi nasional, dengan strategi yang tepat, pemerintah dapat mengatasi perbedaan dan potensi konflik antar kelompok etnis, agama, atau wilayah. Program-program strategis yang dirancang untuk meningkatkan partisipasi dan kesejahteraan masyarakat dapat minimalisir ketidakstabilan sosial dan memperkuat rasa kebangsaan.

Foreign Policy

Kebijakan luar negeri Indonesia memiliki berbagai manfaat signifikan yang berdampak langsung pada kebijakan dalam negeri, terutama dalam hal stabilitas keamanan, pembangunan ekonomi, dan peningkatan reputasi internasional. Kebijakan luar negeri yang baik dapat membantu menjaga ketertiban dan kedaulatan negara, serta memastikan bahwa Indonesia tetap dihormati dan diakui dalam komunitas internasional. 

Melalui hubungan diplomasi yang kuat, Indonesia dapat memperoleh dukungan dalam isu-isu global serta memanfaatkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. Salah satu manfaat utama dari kebijakan luar negeri yang efektif adalah peningkatan keamanan nasional. 

Melalui kerja sama dengan negara-negara lain, Indonesia dapat meningkatkan kapasitas pertahanannya, menyelenggarakan pelatihan militer bersama, dan berbagi informasi intelijen untuk menghadapi ancaman keamanan bersama. Hal ini juga berlaku untuk keamanan maritim, di mana kolaborasi dengan negara-negara sahabat dapat membantu mengamankan jalur perdagangan laut yang vital dan mengurangi aktivitas ilegal seperti perompakan dan penyelundupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun