Akan tetapi beberapa peneliti pada akhirnya menemukan bahwa justru anggapan skeptis dan ketidakpercayaan The Fed pada kebijakan moneter itulah yang membawa bubble economy makin tidak terkendali hingga melahirkan krisis keuangan (Ferguson et Al, 2005). Kebijakan moneter dikatakan dapat memiliki kontribusi pada pengetasan bubble economy dengan mengendalikan asset price melalui ekspektasi inflasi (Indeed et Al, 1999).
Namun pertentangan lain justru menampakkan dirinya pada fakta kebijakan moneter yang diampu Jepang di masa bubble economy. Jepang sudah menganut penggencaran alat moneter untuk mengatasi bubble yakni dengan penerapan monetary easing. Melalui upaya menurunkan tingkat suku bunga, namun sayangnya hal ini malah dianggap sebagai blunder yang makin membawa krisis di Jepang berjalan kian lama, red: dekade yang hilang (Smick, 2009).Â
Lantas bagaimana sebenarnya peran serta kebijakan moneter dalam fenomena bubble  economy yang pada hakikatnya dapat menyerang negara manapun, baik negara maju ataupun berkembang di era keterbukaan ekonomi ini.
Kebijakan moneter saja tidak tepat untuk mengatasi terjadinya bubble, karena selain pelemahan fundamental yang tidak mengiringi peningkatan harga dan demand asset, bubble juga ditopang adanya ketidakpastian perilaku agen ekonomi yang terlibat.Â
Hal ini memerlukan kebijakan yang prudential dimana di dalamnya terintegrasi kebijakan moneter serta juga kebijakan lindung risiko berupa pendalaman fundamental yang ada pada kebijakan makroprudential (Callens et Al, 2014). Untuk menghadapi bubble, bukan hanya kebijakan moneter semacam penurunan suku bunga untuk menghambat gejolak akibat bertambahnya capital masuk yang rawan, melainkan juga dengan sistem pengadaan buffer yang akan membantu meredam ketidakpastian dan risiko yang menjadi hal krusial dalam bubble economy.
Maka belajar dari bubble economy yang sudah terjadi sepanjang perekonomian dunia, tidak mungkin apabila kebijakan moneter tidak diikutsertakan dalam penanganan.
Namun juga tidak baik jika kebijakan moneter ialah alat tunggal yang berperan. Pelajaran menghadapi bubble ini bukan hanya hal krusial bagi perekonomian maju, namun negara berkembang juga perlu paham. Karena bubble economy akan rawan mengenai negara manapun yang menerapkan open economy, atas dasar semakin besarnya risiko ketidakpastian ekonomi yang akan terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H