Mohon tunggu...
Devi Lestari
Devi Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah seorang yang berkepribadian santai karakter saya ambisius tetapi menyenangkan, saya suka bergaul dengan banyak orang tetapi saya adalah seorang yang ambivert

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ngeri! Oknum Dosen Lecehkan Mahasiswinya, Mengajak Pergi ke Hotel dengan Modus Ingin Lakukan Terapi, Begini Kronologisnya

10 Februari 2023   12:23 Diperbarui: 10 Februari 2023   13:41 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru baru ini seorang mahasiswi berinisial P dari salah satu kampus swasta di Yogyakarta mengaku mengalami pelecehan, tak disangka sangka orang yang menjadi pelaku pelecehan tersebut tak lain adalah seorang dosen senior di kampus tersebut.

Mahasiswi tersebut mengaku telah dilecehkan secara verbal oleh dosen yang berinisial D. Lebih mengejutkan lagi dosen tersebut merupakan dosen senior yang sudah lama mengajar di kampus tersebut. Pelaku yang berprofesi sebagai dosen itu tak malu untuk merayu korban.

Korban yang merupakan mahasiswi (20) mengaku oknum dosen (37) tersebut mendekatinya melalui sosial media direct message instagram dan whatsapp. Pelaku selalu menghubungi korban dan mengajak bertemu dengan alasan untuk memenuhi tugas mata kuliah. Saat diwawancarai korban beserta dua orang saksi menceritakan bagaimana awal mula kronolgis terjadinya peristiwa pelecehan tersebut.

Korban P (20) mengatakan awal mula bertemu dengan pelaku itu saat dirinya datang ke kampus dan pelaku yang merupakan dosen tersebut mengajar dikelas korban. "Awal mula saya bertemu dengan beliau itu sekitar bulan september 2022, dia merupakan dosen yang mengajar di kelas saya". Ujar korban

Kemudian korban menceritakan bagaimana awal mula perkenalan korban dengan si pelaku "Kami saling mengenal ketika kuliah offline, pada saat itu saya dengan beliau hanya bertemu di kelas saja. Tetapi memang sejak awal saya seringkali ditunjuk untuk berinteraksi dengan beliau, sampai akhirnya diminta untuk menjadi koordinator mata kuliah beliau secara tiba-tiba". Ujar korban P (7/02/2023).

Korban juga menceritakan awal mula oknum dosen tersebut melakukan tindakan yang menyimpang

"Tindakan yang menyimpangnya bermula dari sering chat lewat whatsapp dan dm instagram, kemudian beliau juga tidak lama dari situ meminta saya untuk bertemu dengan beliau di luar kampus. Tetapi hal yang sangat menyimpangnya adalah beliau memaksa saya untuk melakukan terapi dengan beliau di tempat yang tidak etis, bahkan melanggar kode etik." Ujar korban

Pelaku juga sempat beberapa kali mencoba menemui korban dengan menelepon dan datang ke tembat kos korban P. Lebih lanjut korban menceritakan saat pelaku mengajaknya ke sebuah hotel dengan modus untuk melakukan terapi Psikologis.

whatsapp-image-2023-02-10-at-12-18-14-63e5ddbdc3967b20ef1c0eb2.jpeg
whatsapp-image-2023-02-10-at-12-18-14-63e5ddbdc3967b20ef1c0eb2.jpeg
korban P mengatakan bahwa ia akhirnya bertemu dengan oknum dosen tersebut disebuah caf. Oknum dosen tersebut mengajak Korban P dengan modus akan melakukan terapi psikologis. Saat itu korban sudah merasa aneh dan janggal karena oknum dosen tersebut tidak mempunyai hak sesuai kode etik untuk melakukan terapi psikologis.

Sampai pada akhirnya oknum dosen tersebut mengajak korban P untuk pindah dari caf ke sebuah hotel dengan alasan terapi psikologis tersebut lebih efektif jika dilakukan di hotel. Oknum dosen tersebut bahkan sudah memesan hotel tersebut untuk menginap berdua dengan korban P. Namun, dengan cepat korban P pun langsung menolak ajakan oknum dosen tersebut.

"Saya jelas menolak dan langsung menghubungi teman untuk segera menjemput saya" ujar Korban P (7/02/2023).

Namun, oknum dosen tersebut tetap memaksa mengajak korban P untuk pergi ke Hotel bersamanya dan berusaha mencegah korban P untuk tidak meminta teman korban menjemputnya.

 "Minta temanmu (menyebutkan nama) untuk jemput nanti saja, sekarang kamu ikut saya dulu. Biar temanmu nanti tunggu di lobby hotelnya saja." ujar si pelaku

Kemudian korban pun meminta pertolongan pada teman-temannya

"Tidak lama dari itu teman-teman saya datang, lalu kami menemui beliau di lobby hotel untuk menolak dengan tegas ajakan beliau kepada saya". Tutur korban P (7/02/2023)

Selain korban terdapat dua orang saksi korban yang mengetahui peristiwa tersebut diantaranya saksi berinisial N saat diwawamcarai ia menceritakan awal mula kecurigaannya terhadap oknum dosen tersebut.

Bahkan saksi Korban yaitu N pun ikut merasakan adanya kejanggalan terhadap sikap oknum dosen tersebut yang terlihat berbeda kepada korban P

"Awalnya itu sebenernya saya ngerasa aneh sama pelakunya, karena punya nama panggilan khusus ke korban kaya teteh apa eneng gitu aku lupa antara dua itu pokoknya, tapi ya menurut aku kek yaudah mungkin karena si pelaku tau korban itu orang sunda jadi dipanggil kaya gitu". Tutur N

Lebih lanjut ia kembali merasa curiga pada oknum dosen tersebut bahkan dikatakan bahwa Oknum dosen tersebut mengganti koordinator kelas yang pada awalnya pria digantikan semua menjadi wanita. Menurut N hal itu sangat tidak biasa dilakukan oleh seorang dosen karena tidak ada alasan jelas oknum dosen tersebut dengan memilih koordinator kelas berdasarkan gender.

Kemudian oknum dosen tersebut menghubungi saksi N untuk mencari informasi tentang korban P yang merupakan teman dekat N.

"karena pelaku tahu saya salah satu teman dekat korban dikampus, pelaku pun mulai mengirim pesan ke saya, awalnya tentang kelas, karena saya salah satu koordinatornya juga, tetapi dia malah mengarahkan chat untuk menanyai alamat kos korban dan dimata saya itu cukup memaksa sampai akhirnya saya tidak balas chat pelaku" jelas N (7/02/2023).

Tentu saja hal tersebut sangat tidak lazim dilakukan pada seorang mahasiswi oleh dosen tanpa adanya kepentingan atau urgensi.

Kemudian saksi selanjutnya yang berinisial U yang juga merupakan sahabat korban pun mengetahui oknum dosen tersebut melakukan tindakan yang menyimpang terhadap korban karena saksi U sempat bersama dengan korban P sebelum oknum dosen tersebut mengajak korban P pergi ke hotel.

"Saya sempat mengantar korban ke lokasi pertemuan korban P dan oknum dosen di caf tetapi saya langsung pergi setelah mengantar korban saat itu. Namun , saat korban P diajak oleh oknum dosen ke hotel,  saya segera kembali ke tempat korban untuk mencegah agar korban tidak pergi ke hotel berdua dengan oknum dosen tersebut." Tutur Saksi U (7/02/2023).

Setelah adanya kejadian tersebut korban P pun menceritakan kejadian ini kepada teman - teman dekatnya dan kepada senior kampusnya. Tetapi bahkan setelah kejadian tersebut pun Oknum dosen tersebut masih saja mencoba mendekati korban P dengan menghubunginya melalui chat whatsapp.

Dengan adanya hal tersebut Korban P ditemani dengan teman-temannya pun akhirnya melaporkan oknum dosen tersebut kepada ketua Prodi kampusnya untuk meminta perlindungan.

"Setelah itu karena beliau juga masih saja menghubungi saya, akhirnya teman-teman saya melapor kepada ketua prodi untuk melindungi saya, saya juga kemudian menceritakan seluruh kronologisnya kepada dosen yang menangani kasus ini". Tutur korban saat dimintai keterangan lengkapnya, Selasa (7/02/2023).

Beruntungnya korban P tidak mengalami trauma yang berat karena adanya dukungan dari teman-teman dan pihak kampus.

Dengan adanya peristiwa tersebut telah menambah deretan panjang kasus pelecehan terhadap perempuan dilingkungan perkuliahan. Perlu adanya langkah-langkah yang preventif pihak-pihak kampus terkait agar kasus pelecehan verbal maupun nonverbal terhadap perempuan dilingkungan kampus tidak terjadi lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun