Namun, oknum dosen tersebut tetap memaksa mengajak korban P untuk pergi ke Hotel bersamanya dan berusaha mencegah korban P untuk tidak meminta teman korban menjemputnya.
 "Minta temanmu (menyebutkan nama) untuk jemput nanti saja, sekarang kamu ikut saya dulu. Biar temanmu nanti tunggu di lobby hotelnya saja." ujar si pelaku
Kemudian korban pun meminta pertolongan pada teman-temannya
"Tidak lama dari itu teman-teman saya datang, lalu kami menemui beliau di lobby hotel untuk menolak dengan tegas ajakan beliau kepada saya". Tutur korban P (7/02/2023)
Selain korban terdapat dua orang saksi korban yang mengetahui peristiwa tersebut diantaranya saksi berinisial N saat diwawamcarai ia menceritakan awal mula kecurigaannya terhadap oknum dosen tersebut.
Bahkan saksi Korban yaitu N pun ikut merasakan adanya kejanggalan terhadap sikap oknum dosen tersebut yang terlihat berbeda kepada korban P
"Awalnya itu sebenernya saya ngerasa aneh sama pelakunya, karena punya nama panggilan khusus ke korban kaya teteh apa eneng gitu aku lupa antara dua itu pokoknya, tapi ya menurut aku kek yaudah mungkin karena si pelaku tau korban itu orang sunda jadi dipanggil kaya gitu". Tutur N
Lebih lanjut ia kembali merasa curiga pada oknum dosen tersebut bahkan dikatakan bahwa Oknum dosen tersebut mengganti koordinator kelas yang pada awalnya pria digantikan semua menjadi wanita. Menurut N hal itu sangat tidak biasa dilakukan oleh seorang dosen karena tidak ada alasan jelas oknum dosen tersebut dengan memilih koordinator kelas berdasarkan gender.
Kemudian oknum dosen tersebut menghubungi saksi N untuk mencari informasi tentang korban P yang merupakan teman dekat N.
"karena pelaku tahu saya salah satu teman dekat korban dikampus, pelaku pun mulai mengirim pesan ke saya, awalnya tentang kelas, karena saya salah satu koordinatornya juga, tetapi dia malah mengarahkan chat untuk menanyai alamat kos korban dan dimata saya itu cukup memaksa sampai akhirnya saya tidak balas chat pelaku" jelas N (7/02/2023).
Tentu saja hal tersebut sangat tidak lazim dilakukan pada seorang mahasiswi oleh dosen tanpa adanya kepentingan atau urgensi.