Mohon tunggu...
Devi
Devi Mohon Tunggu... Lainnya - IRT

Masak,nulis, jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hancurnya Masa Depanku Karna Keegoisan Ibuku

4 Februari 2024   22:40 Diperbarui: 4 Februari 2024   22:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah seorang kakak (), adik ()john( )dan . Memiliki ibu penyayang itu keinginan setiap anak namun hal itu tak pernah dirasakan oleh Ela. Kesibukan ibunya yang g pernah ada waktu untuk anaknya membuat kedua anaknya merindukan sosok ibu. Ibunya seolah benci dengan Ela, itu yang dirasakan Era melihat perlakuan ibunya terhadap kakaknya. Era sangat sayang kakaknya, Era merasa kasihan dengan keadaan kakaknya. Berhari hari Ela pergi mencari keberadaan Alan anaknya namun hasilnya nihil. Suatu hari Ela ingin pergi lagi mencari anaknya yang hilang.

 "Kak, mau kemana? Ini masih jam 08.00 kak" tanya Era 

" Kakak mau cara Alan" Ucap Ela menyebut nama anaknya 

"Kak, jangan pergi Alan pasti baik saja" ucap Era memohon tapi tak dihiraukan Ela

"Nggak,, pokoknya aku mau cari Alan" Ucap Ela sambil berlalu pergi 

"Kak,, kakak,, kak" teriak Era coba menghentikan Ela

 Namun Ela tetap melangkah pergi menjauh. Karna tak bisa menahan kakaknya, ahirnya Era pun bersiap untuk pergi kerja pulang sekitar pukul 16.00 sore. Sepulang kerja Era belum melihat keberadaan kakaknya. Era pun menjadi cemas. Ditanyalah sang ibu kenapa kakaknya belum pulang? Ibunya pun seakan cuek tak peduli dengan anaknya. 

"Ma, kakak belum pulang ma,, kita cari kakak aku takut dia kenapa ma" Ucap Era kawatir

 " Sudahla biarkan saja dia sudah besar mau ngapain aja urusan dia" Ucap ibu Ela 

" Ma kok gitu ngomongnya? Kak Ela anak mama juga,kok mama tega ngomong gitu" Ucap Era 

"Biar saja,, aku juga g peduli dia hidup atau mati" jawab ibu Ela

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun