Mohon tunggu...
Devi KaniaMutiara
Devi KaniaMutiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro

Berani berbuat berani bertanggung jawab.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN Tematik UPI Kelompok 15 Pembuat Kompos di LISIDA (Limbah Sisa Dapur) RW 06 Desa Sukajaya, Lembang

5 Maret 2023   19:10 Diperbarui: 5 Maret 2023   19:15 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa KKN Tematik Berbasis SDG’S Desa dan Proyek Kemanusiaan Kelompok 15 Universitas Pendidikan Indonesia membuat kompos di LISIDA (Limbah Sisa Dapur) RW 06 Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (25/02/2023).

Semakin banyaknya pendudukan di Indonesia, maka semakin banyak pula sampah yang berserakan terutama sampah ruamh tangga. Ada sekitar 1750.000 ton sampah yang dihasilkan Indonesia per harinya, didominasi hingga 60% oleh sampah rumah tangga.

Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sudah ada sejak lama. Pengertian kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut.

Bahan organik yang dimaksud pada pengertian kompos adalah rumput, jerami, sisa ranting dan dahan, kotoran hewan, bunga yang rontok, air kencing hewan ternak, serta bahan organik lainnya. Semua bahan organik tersebut akan mengalami pelapukan yang diakibatkan oleh mikroorganisme yang tumbuh subur pada lingkungan lembap dan basah.

Pada dasarnya, proses pelapukan ini merupakan proses alamiah yang biasa terjadi di alam. Namun, proses pelapukan secara alami ini berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama, bahkan bisa mencapai puluhan tahun. Untuk mempersingkat proses pelapukan, diperlukan adanya bantuan dari manusia. Jika proses pengomposan dilakukan dengan benar, proses hanya berlangsung selama 1—3 bulan saja, tidak sampai bertahun-tahun.

Kompos juga berguna untuk meningkatkan daya ikat tanah terhadap air sehingga dapat menyimpan air tanah lebih lama. Ketersediaan air di dalam tanah dapat mencegah lapisan kering pada tanah. Penggunaan kompos bermanfaat untuk menjaga kesehatan akar serta membuat akar tanaman mudah tumbuh.

Terdapat beberapa alasan yang valid pengomposan dengan menggunakan berbagai macam jenis limbah/sampah organik dan komposisinya, yaitu sebagai berikut :

  • Memperbaiki karakteristik fisik dari limbah pertanian sehingga menjadi gampang ditangani dan digunakan
  • Pengomposan menurunkan rasio C:N dari material yang memiliki rasio C:N lebar, contohnya jerami, sehingga menghindari kompetisi nutrient antara tanaman dan mikroorganisme
  • Menurunkan volume akhir limbah sampai ½ dari volume awal
  • Memfasilitasi daur ulang humus dan nutrien ke dalam tanah
  • Melindungi dan meningkatkan diversitas mikroorganisme dan kualitas tanah budidaya
  • Temperatur tinggi yang dihasilkan selama proses pengomposan dapat mensterilisasi gulma, membunuh pathogen dan hama dalam limbah, sehingga dapat mengurangi biaya produksi dan pengendalian hama dan penyakit
  • Meminimalkan masalah yang muncul akibat aerasi yang buruk, seperti emisi HS, senyawa fenolik, metan dan lain-lain.
  • Selama pengomposan, berbagai macam mikroorganisme dapat mendorong biodegradasi dari senyawa toksik dan polutan (bioremediasi).

Cara Membuat Pupuk Kompos dari Sampah Organik Rumah Tangga

Alat dan Bahan Membuat Pupuk Kompos

  • Wadah berukuran besar dengan penutup (tong, ember atau karung)
  • Sarung tangan

Bahan Membuat Pupuk Kompos

  • Sampah rumah tangga (bisa sisa makanan atau bekas sayuran)
  • Tanah
  • Air secukupnya
  • Arang sekam
  • kapur
  • Cairan pupuk EM4 sebagai tambahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun