"Baru? Baru apaan lo?? Makannya jangan asal ngomong lo didepan gue. Ahh gue sleding lo! Yang bener mau kemana?"Â
Galih masih dengan raut wajah yang kesakitan, "Sakit Va... Lo mah pake jurus apaan si??"
"Jujutsu. Udah buruan gue sibuk mau diajak kemana ini??"
"Yeuu!! Iya iyaa, biasa lah ketoko buku abis itu nyari makan dah. Gas ga lo?"
"Gas lahh!! penting traktir gue buku 1," jawabku sambil tertawa dan tersenyum kearah Galih. Sayang kita cuma bisa jadi teman saja. Eh, tapi tidak apa-apa lah.Â
***
"Akhirnya gue ACC buat penelitian, penantian yang gue tunggu-tunggu bisa terkabul Tan," seruku sangat gembira. Ya, mana mungkin sih aku biasa aja menerima acc dari dospem. Pastinya harus excited itu, karena beliau sangat perfeksionis dan memang susah. Benar kata Tania, alur yang diciptakan beda-beda kuncinya cukup sabar dan ikhtiar.Â
"Kan, apa gue bilang. Lo harus sabar dan ikhtiar. Acc kan lo?? Dahlah lanjut penelitian abis itu susun dah sampe bab 5, bulan depan sidang oke??"
   Kalian tidak bisa melihat wajahku yang penuh dengan senyum dihari itu, aku seakan menjadi orang yang sedang bahagia mendapat hadiah. Sebenarnya memang hadiah, yaitu hadiah dari allah yang menyertai dan mendengarkan setiap keluh kesahku.Â
"Siap gue sidang bulan depan, gue bisa, gue kuat, gue sabar. Skripshit yang bikin gue shitt shitt terusss! Tetep haengbokhamnida walaupun yaa sekiyaa!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H