2. Mencintai
3. Menginginkan
4. Mengerjakan
Poin-poin diatas ini akan membentuk sesuatu yang berkesinambungan. Formula itu memiliki arti bahwasanya kepribadian itu yang dilakukan dengan kesadaran yang utuh sedangkan kesadaran yang utuh itu sesuatu yang dilakukan dalam keadaan sadar, yang dicintainya, dan diinginkannya. Dari itulah hal-hal yang telah diajarkan membuat siswa mengerjakannya dengan suka rela dan sadar.
Koesoema memberikan rumusan agar pendidikan karakter menjadi efektif harus menerapkan tiga rancangan berikut:
1. Pendidikan karakter bedasarkan pada kelas.
Rancangan ini berdasarkan pada hubungan guru sebagai pengajar dan siswa yang menjadi murid ajar dalam kelas. Tidak hanya guru yang monolog namun dikalas merupakan ajang interaksi antara guru dan murid membahas suatu materi. Memberikan arahan, pemahaman dan membentuk situasi kelas yang kondusif dan nyaman.
2. Pendidikan karakter berdasarkan pada kultur ( kebudayaan) sekolah
Membangun kultur atau kebudayaan sekolah yang mampu membangun dan membentuk karakter siswa dengan perantara sosial sekolah sehingga nilai-nilai yang dibangun tertanam. Menanamkan nilai seperti nilai kebaikan, kejujuran tidak serta merta hanya dengan perintah yang tersurat maupun tersirat namun harus ada tindakan penguat guna nilai-nilai tersebut dapat terrealisasikan dengan optimal. Tidak cukup dengan pesan moral saja tapi harus diadakat pembentukan kebudayaan sekolah yang tegas dan selaras dengan nilai-nilai kejujuran.
3. Pendidikan karakter berdasarkan pada komunitas.
Dalam proses mendidik dan pengajaran, anggota atau kelompok yang berada dalam kelembagaan sekolah tidak beroprasi sendiri. Organisasi atau komunitas di luar kelembagaan sekolah juga memiliki andil besar dalam membentuk kepribadian dan karakter anak seperti halnya keluarga, masyarakat, dan negara mereka memiliki tanggung jawab untuk menggabungkan moral dalam kehidupan mereka. Contohnya saja bilamana tatanan negara lemah akan penegakkan hukum, ketika mereka yang bersalah tidak mendapatkan sanksi, ketika mereka yang korupsi dan tidak jujur malah dibiarkan maka dari itu negara telah mendidik warga negaranya menjadi warga yang acuh dan tidak menghargai makna sosial bersama. Padahal manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan pernah lepas atas orang lain.