Mohon tunggu...
devavhisnu
devavhisnu Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah bagian dari masyarakat yang mencoba untuk membuat karya,mempelajari karya,dan memahami

Selanjutnya

Tutup

Seni

Seni pada Tempatnya

23 November 2024   19:30 Diperbarui: 23 November 2024   22:39 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 
Graffiti dengan warna-warna mencolok terlihat menghiasi dinding ruko di kawasan Jalan Raya Pemuda, Muntilan, Magelang. Karya seni ini menjadi bentuk ekspresi dari seniman lokal yang terpaksa menuangkannya di tempat umum karena tidak adanya fasilitas yang memadai untuk mendukung aktivitas seni mereka.

Karya ini diduga dibuat oleh seorang seniman lokal yang menggunakan inisial SEANI. Meski identitasnya tidak diungkapkan secara mendalam, kreativitasnya berhasil menarik perhatian masyarakat sekitar.

Graffiti ini dibuat pada sore hari di bulan Maret 2024. Waktu tersebut mungkin dipilih untuk memanfaatkan suasana yang lebih tenang saat aktivitas lalu lintas mulai berkurang.
 
Lokasi pembuatan graffiti berada di deretan ruko sepanjang Jalan Raya Pemuda, Muntilan, Magelang. Dinding ruko yang kosong menjadi "kanvas" alternatif bagi seniman tersebut.
 
Alasan utama di balik aksi ini adalah kurangnya fasilitas yang memadai bagi seniman lokal untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Ketiadaan ruang seni atau tempat yang mendukung aktivitas seni jalanan mendorong seniman ini mencari alternatif tempat.

Kondisi ini menunjukkan perlunya perhatian dari pihak pemerintah dan komunitas setempat untuk menyediakan ruang atau fasilitas yang layak bagi seniman. Dengan adanya tempat yang sesuai, seniman tidak perlu lagi menggunakan fasilitas umum untuk meluapkan kreativitasnya.
  
Fenomena ini seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah daerah untuk mendukung seni lokal dengan menyediakan ruang-ruang ekspresi yang memadai. Dengan begitu, kreativitas para seniman dapat tersalurkan dengan cara yang lebih terorganisir dan tetap menghormati fasilitas umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun