Pada momentum Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang jatuh setiap 12 Desember, masyarakat Indonesia kerap disuguhkan dengan berbagai promo menarik, diskon besar-besaran, dan obral fantastis. Harbolnas juga bertepatan dengan musim perayaan besar seperti Natal dan Tahun Baru, sehingga menambah semarak ajang belanja tahunan ini. Tapi pernahkah kita bertanya-tanya, mengapa diskon begitu menarik perhatian kita, bahkan kadang membuat kita membeli barang yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan?
Apa yang Terjadi saat Diskon Berlangsung?
Diskon adalah strategi pemasaran yang digunakan untuk menarik perhatian konsumen, dan pada dasarnya, siapa pun pasti menyukai harga yang lebih murah. Namun, di balik semua itu, ada trik psikologis yang secara tidak langsung "mengelabui" otak kita. Diskon dirancang untuk memicu respons biologis yang menciptakan kebahagiaan, bahkan euforia, pada diri konsumen.
Penelitian menunjukkan bahwa melihat diskon menarik dapat mengaktifkan bagian otak bernama nucleus accumbens. Bagian otak ini bertanggung jawab atas rasa kesenangan yang dirasakan manusia. Ketika kita membeli barang dengan harga murah, otak mengeluarkan dopamin, yaitu neurotransmitter yang dikenal sebagai "hormon bahagia." Dopamin membuat kita merasa puas dan bahagia, tetapi juga mendorong kita untuk bertindak impulsif, seperti membeli barang tanpa berpikir panjang.
Siapa yang Memanfaatkan Momentum Diskon?
Tentu saja, para peritel dan platform belanja daring menjadi pihak yang paling aktif memanfaatkan momen ini. Dari toko ritel hingga e-commerce besar, semuanya berlomba-lomba menawarkan potongan harga, cashback, hingga pengiriman gratis untuk menarik pelanggan. Mereka menggunakan strategi tertentu untuk menciptakan rasa urgensi, seperti penawaran dengan batas waktu singkat atau stok yang terbatas.
Pengatur waktu mundur yang sering terlihat di aplikasi belanja daring, misalnya, memberikan tekanan psikologis yang membuat konsumen merasa harus segera membeli barang tersebut sebelum kehabisan.
Kapan dan Dimana Konsumen Rentan Terpengaruh?
Fenomena ini tidak hanya terjadi saat Harbolnas. Diskon besar juga sering muncul pada momen lain seperti Black Friday, Cyber Monday, atau saat mendekati perayaan besar seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Konsumen yang sering berbelanja di marketplace atau toko daring adalah yang paling rentan terhadap efek diskon ini.
Bahkan dalam belanja offline, toko-toko ritel memanfaatkan strategi serupa. Papan diskon besar yang mencolok, suasana penuh antusiasme, hingga antrean panjang di kasir menjadi daya tarik yang sulit diabaikan.
Mengapa Kita Sulit Menahan Godaan Diskon?