Mohon tunggu...
Deva Rahmawati
Deva Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jangan lupa like and comment yaa, terima kasih!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rawan Penipuan Belanja Online, Bagaimana Sosiolog Melihatnya?

4 Januari 2023   12:05 Diperbarui: 4 Januari 2023   19:44 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosiologi mempelajari berbagai aspek kehidupan manusia dan salah satu ruang lingkup yang diamati adalah interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat. Inti dari interaksi sosial adalah komunikasi, sehingga muncul yang dinamakan Sosiologi Komunikasi. Sosiologi Komunikasi adalah ilmu yang mempelajari atau menelaah hubungan timbal balik antara media massa dengan masyarakat (Hasti Hasmira, 2008). Sosiologi Komunikasi juga mempelajari bagaimana komunikasi dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti  budaya populer dan khalayak.

Budaya populer sangat melekat dengan kehidupan masyarakat. Hampir semua masyarakat mengikuti budaya populer dan sudah menjadi gaya hidup mereka. Istilah budaya populer merujuk pada budaya masyarakat. Pada umumnya, budaya populer relevan dengan kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Budaya populer adalah budaya yang lahir atas keterkaitan dengan media. Artinya, media mampu memproduksi sebuah bentuk budaya, maka publik akan menyerapnya (Setiawan, 2013).

Saat ini hampir semua masyarakat menggunakan media. Jadi, mayoritas masyarakat merupakan khalayak. Khalayak merupakan masyarakat yang menggunakan media massa sebagai sumber pemenuhan kebutuhan medianya. Khalayak dapat dibedakan menjadi dua yaitu khalayak aktif dan pasif. Khalayak aktif berangkat dari Stuart Hall dalam tradisi culturalstudies model encoding atau decoding. Dalam proses komunikasi penyampaian pesan dikirim (encoding), kemudian diterima (decoding). Pesan yang disampaikan akan dimaknai secara berbeda-beda yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti kepentingan atau latar belakang dan pengalaman. Sedangkan, khalayak pasif yaitu khalayak yang tidak berdaya di hadapan media.

Adanya relasi antara budaya populer dan khalayak dapat dicerminkan dengan fenomena belanja online yang terus mengalami peningkatan di Indonesia. Belanja online adalah layanan jual beli barang yang dilakukan melalui internet tanpa harus bertatap muka secara langsung antara penjual dan pembeli (Sari, 2015).

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi masa kini yang semakin canggih, belanja online dapat dilakukan melalui beberapa aplikasi seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak, Tiktok Shop, dan lain sebagainya. Hal ini dapat memudahkan khalayak sebagai konsumen dalam mencari barang yang mereka inginkan. Konsumen bisa melihat barang-barang berupa foto atau bahkan juga video (Nurhayati, 2017).

Meskipun belanja online sudah menjadi hal lazim dan banyak toko online terpercaya, bukan berarti tidak ada hal seperti penipuan. Masih banyak oknum mengincar pembeli yang kurang cerdas dalam belanja online. Penipuan belanja online adalah suatu bentuk kecurangan yang terjadi melalui medium internet, sehingga Sosiologi Komunikasi dapat membantu untuk memahami bagaimana penipuan tersebut terjadi serta bagaimana dampaknya terhadap individu dan masyarakat.

Penipuan belanja online dapat terjadi ketika seseorang menjual produk yang tidak ada atau tidak sesuai dengan deskripsi, mengambil uang pelanggan tanpa mengirimkan produk yang telah dibeli, dan mengirimkan produk yang tidak sesuai dengan apa yang telah dibeli pelanggan. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk berhati-hati saat belanja online dan mengikuti beberapa langkah pencegahan untuk menghindari penipuan belanja online.

Berikut beberapa langkah pencegahan untuk menghindari penipuan belanja online :

  • Belanja di toko online yang terpercaya

Pastikan bahwa toko online yang digunakan terpercaya.

  • Membaca ulasan pelanggan

Baca ulasan pelanggan sebelum membeli untuk mendapatkan gambaran tentang kualitas produk dan layanan penjual.

  • Menggunakan metode pembayaran yang aman

Gunakan metode pembayaran yang aman seperti kartu kredit yang memberikan perlindungan terhadap penipuan.

  • Menghindari penawaran yang terlalu bagus

Jika menemukan penawaran yang terlalu bagus, mungkin ini merupakan tanda penipuan. Jadi, jangan terlalu tergiur dan pastikan memverifikasi kebenaran penawaran tersebut.

  • Memastikan informasi pribadi tetap rahasia

Jangan memberikan informasi pribadi kepada siapa pun secara online, kecuali yakin bahwa situs tersebut aman.

  • Mengaktifkan keamanan browser

Aktifkan keamanan browser untuk menambah lapisan perlindungan terhadap penipuan online.

  • Meminta rekomendasi dari teman atau keluarga

Mintalah rekomendasi dari teman atau keluarga yang pernah belanja online di situs tersebut. Hal ini akan membantu untuk memastikan bahwa situs tersebut terpercaya.

Selain itu, penipuan belanja online dapat memiliki dampak yang buruk terhadap individu dan masyarakat. Dampak terhadap individu berupa kehilangan uang, stres, dan rasa tidak percaya lagi pada belanja online. Dampak terhadap masyarakat berupa menurunnya kepercayaan pada belanja online, mengurangi volume transaksi, mengurangi keuntungan bagi penjual online yang jujur, dan mengakibatkan kerugian finansial karena uang yang telah hilang tidak dapat digunakan untuk membeli barang yang bermanfaat.

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa budaya populer sangat melekat dengan kehidupan masyarakat dan media. Sebagai contoh, adanya fenomena belanja online yang sampai saat ini terus mengalami peningkatan di Indonesia. Terlebih lagi, teknologi masa kini yang semakin canggih dapat memudahkan khalayak dalam melakukan aktivitas belanja online. Namun, sebagai khalayak yang cerdas tetap harus waspada dan teliti dahulu sebelum membeli produk. Pastikan belanja di toko online terpercaya dan memiliki review produk yang baik. Jangan sampai uang sudah ditransfer, tetapi barang tidak pernah sampai ke rumah, alih-alih mendapatkan harga yang murah malah mengalami kerugian akibat telah tertipu.

DAFTAR PUSTAKA

Hasti Hasmira, M. (2008). Sosiologi Komunikasi. Padang: Universitas Negeri Padang.

Nurhayati. (2017). "Belanja Online Sebagai Cara Belanja di Kalangan Mahasiswa". Journal Aceh Anthropological. 1, (2), 1-22.

Sari, C. A. (2015). "Perilaku Belanja Online di Kalangan Mahasiswi Antropologi Universitas Airlangga". AntroUnairdotNet. 4, (2), 1-12.

Setiawan, R. (2013). "Kekuatan New Media dalam Membentuk Budaya Populer di Indonesia". Ilmu Komunikasi. 1, (2), 355-374.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun