Mohon tunggu...
Deva Rahmawati
Deva Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jangan lupa like and comment yaa, terima kasih!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rawan Penipuan Belanja Online, Bagaimana Sosiolog Melihatnya?

4 Januari 2023   12:05 Diperbarui: 4 Januari 2023   19:44 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunakan metode pembayaran yang aman seperti kartu kredit yang memberikan perlindungan terhadap penipuan.

  • Menghindari penawaran yang terlalu bagus

Jika menemukan penawaran yang terlalu bagus, mungkin ini merupakan tanda penipuan. Jadi, jangan terlalu tergiur dan pastikan memverifikasi kebenaran penawaran tersebut.

  • Memastikan informasi pribadi tetap rahasia

Jangan memberikan informasi pribadi kepada siapa pun secara online, kecuali yakin bahwa situs tersebut aman.

  • Mengaktifkan keamanan browser

Aktifkan keamanan browser untuk menambah lapisan perlindungan terhadap penipuan online.

  • Meminta rekomendasi dari teman atau keluarga

Mintalah rekomendasi dari teman atau keluarga yang pernah belanja online di situs tersebut. Hal ini akan membantu untuk memastikan bahwa situs tersebut terpercaya.

Selain itu, penipuan belanja online dapat memiliki dampak yang buruk terhadap individu dan masyarakat. Dampak terhadap individu berupa kehilangan uang, stres, dan rasa tidak percaya lagi pada belanja online. Dampak terhadap masyarakat berupa menurunnya kepercayaan pada belanja online, mengurangi volume transaksi, mengurangi keuntungan bagi penjual online yang jujur, dan mengakibatkan kerugian finansial karena uang yang telah hilang tidak dapat digunakan untuk membeli barang yang bermanfaat.

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa budaya populer sangat melekat dengan kehidupan masyarakat dan media. Sebagai contoh, adanya fenomena belanja online yang sampai saat ini terus mengalami peningkatan di Indonesia. Terlebih lagi, teknologi masa kini yang semakin canggih dapat memudahkan khalayak dalam melakukan aktivitas belanja online. Namun, sebagai khalayak yang cerdas tetap harus waspada dan teliti dahulu sebelum membeli produk. Pastikan belanja di toko online terpercaya dan memiliki review produk yang baik. Jangan sampai uang sudah ditransfer, tetapi barang tidak pernah sampai ke rumah, alih-alih mendapatkan harga yang murah malah mengalami kerugian akibat telah tertipu.

DAFTAR PUSTAKA

Hasti Hasmira, M. (2008). Sosiologi Komunikasi. Padang: Universitas Negeri Padang.

Nurhayati. (2017). "Belanja Online Sebagai Cara Belanja di Kalangan Mahasiswa". Journal Aceh Anthropological. 1, (2), 1-22.

Sari, C. A. (2015). "Perilaku Belanja Online di Kalangan Mahasiswi Antropologi Universitas Airlangga". AntroUnairdotNet. 4, (2), 1-12.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun