Mohon tunggu...
Made Mariana
Made Mariana Mohon Tunggu... -

Seorang Buruh Migran, Murid dari Guru Kehidupan, tinggal di UAE. Penulis buku: Titik-Titik Air di Padang Pasir.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama featured

Perayaan Hari Raya Nyepi, Berguru pada Keheningan

9 Maret 2013   12:20 Diperbarui: 25 Maret 2020   15:19 1839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan yang biasanya ramai jadi Sepi dan lenggang saat Hari Nyepi, sumber: nitasaras.wordpress.com

"Only let the moving waters calm down, and the sun and moon will be reflected on the surface of your being.” Biarkanlah air yang bergerak menjadi tenang, dan mentari dan bulan akan tampak pada wajah kehidupan Anda. (The great Sufi poet Rumi)

***

Siang ini angin berhembus kencang, ia menyapu dan menerbangkan debu halus gurun pasir Rub Al Khali, membuat daerah di sekitar kami tinggal menjadi gelap.

Pandangan terhalang oleh tebalnya debu yang menyelimuti Ruwais Housing complex, suasana seperti ini hanya dijumpai di daerah gurun pasir. Udara di luar rumah pengap membuat saya enggan keluar.

Dari sudut jendela tampak jalanan sepi, tiada satupun kendaraaan yang melintas. Suasana sepi ini mengingatkan saya pada Hari Raya Nyepi, perayaan tahun baru Caka yang diisi dengan melaksanakan empat pantangan yaitu; amati lelunganan (tidak bepergian/diam, diisi pula dengan tidak berbicara ), amati kriya (tidak bekerja), amati lelangunan (tidak mencari kesenangan), amati geni (tidak menyalakan api masak , api nafsu di dalam diri/puasa). Kenapa perayaan tahun baru dilalui dengan melakukan berbagai pantangan?

Badai Debu, sumber:www.khaleejtimes.com
Badai Debu, sumber:www.khaleejtimes.com

Belajar diam (tidak bekerja dan tidak bepergian)
"Çaçiwimba haneng ghata mesi banyu, Ndanasing suci nirmala mesi wulan, Iwa mangkana rakwa kiteng kadadin, Ring angambeki yoga kiteng sakala" Ibarat melihat bayangan bulan di dalam tempayan yang berisi air bila airnya tenang maka bayangan bulan akan tampak bulat penuh (terjemahan bebasnya dari tembang Totaka).

Sejalan dengan ungkapan Master Sufi Rumi pada awal tulisan ini, leluhur di nusantara mengajarkan pula bahwa hanya pada air yang tenang kita bisa melihat bayangan bulan yang bulat.

Ketenangan (baca: diam) mampu merefleksikan diri kita lebih terang. Sejelas bayangan bulan purnama pada air di dalam tempayan yang tidak bergelombang.

Dalam diam kita bisa melihat diri kita lebih jelas, apa yang telah kita lakukan, apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan kita. Petinju legendaris kelas berat Muhammad Ali mengatakan, “Silence is golden when you can't think of a good answer", diam adalah emas ketika Anda tidak mampu memikirkan  sebuah jawaban yang baik.

Kemudian tokoh spritual dari negeri Tirai Bambu, Lao Tzu mengatakan, “Silence is a source of Great Strength” diam adalah sebuah sumber dari kekuatan yang besar. Bahkan pelukis ternama Leonardo da Vinci berpendapat bahwa “Nothing strengthens authority so much as silence.” Tidak ada yang memperkuat otoritas sekuat diam. 

Bila diperhatikan dalam kehidupan, seorang pendiam banyak disegani. Diam ketika teman, rekan kerja, dan anggota keluarga sedang berbicara, adalah sebuah bentuk penghargaan.

Diam memungkinkan kita menjadi pendengar yang baik (a good listener), menjadi pendengar yang baik bisa menambah pengetahuan kita, kita bisa mendapatkan banyak informasi. Bila berbicara kita hanya bisa membicarakan sesuatu yang kita tahu, tapi ketika kita menjadi pendengar, kita bisa mendengar yang kita tahu dan yang tidak kita ketahui.

Diam (baca: menjadi pendengar yang baik) ketika sahabat atau anggota keluarga kita sedang curhat, menyampaikan keluh kesahnya, membantu meringankan beban penderitaan mereka. Diam (baca: istiharat dari kerja) sejenak mampu mengembalikan energi kita yang telah terkuras melakukan aktivitas. 

Bisa dikatakan bahwa diam memberikan kita banyak manfaat, banyak pelajaran yang bermakna seperti yang disampaikan oleh para tokoh legendaris di atas, pantas saja bila para leluhur mengajarkan kita untuk mengawali tahun baru dengan diam.

Berpantang Kesenangan
Lantas apa manfaatnya berpantang kesenangan? Bukankah setiap orang ingin hidupnya senang?. Ada korelasi yang jelas antara kesenangan dan sukses dalam hidup, seperti yang diungkapkan Dale Carnegie "People rarely succeed unless they have fun in what they are doing.”

Orang jarang sukses kecuali mereka menikmati apa yang mereka lakukan. Ketika senang, energi di dalam diri berlipat ganda. Hal ini terjadi karena hormon insulin meningkat. Insulin membantu tubuh mengkonversi makanan menjadi energi bertambah.

Tanpa insulin, glucose dari makanan yang kita makan tidak mampu memasuki sel, dan glucose ini menumpuk di dalam darah, mengakibatkan diabetes. Energi ini sangat bermanfaat untuk mewujudkan hal-hal yang besar dalam hidup. 

Dalam keseharian adapula kesenangan yang membawa ketidakharmonisan dalam hidup, misalnya: kesangan dalam memenuhi hobby/interest, bila berlebih bisa mengkorupsi waktu yang mesti disediakan buat anak-anak, istri, orang tua/mertua dan bermasyarakat.

Saya teringat ketika sedang mabuk mancing di laut, beberapa tahun yang lalu. Tidak peduli waktu, subuh, siang, malam hari selalu dikejar, hingga pada suatu ketika putri sulung saya berkata, "Pa..could you please take us to the play ground? Diva want to play swinging and sliding" (Pa tolong anter kami ke tempat bermain, Diva ingin bermain ayunan dan prosotan).

Saya tersadar, telah mengkonsumsi waktu bermain mereka demi mendapatkan kesenangan saya pribadi. Ada beberapa hal yang bisa membuat kita senang dalam hidup ini, kadang dalam mengejar kesenangan itu, kita lupa akan kewajiban sendiri dan hak-hak orang lain, tanpa sadar kita telah menciptakan disharmony dalam kehidupan kita. 

Sesungguhnya kesenangan itu ada di mana? Ia ada di dalam diri kita. Berarti Ia bisa kita kendalikan. Pantas saja Leo Tolstoy sastrawan ternama dari Rusia mengatakan, “But that's the whole aim of civilization: to make everything a source of enjoyment.” (Tapi itulah tujuan seluruh peradaban: untuk membuat segalanya menjadi sumber kesenangan).

Hal inipun diamini oleh Allen Klein, pengarang dan pebisnis dari negeri Paman Sam. The lesson adults can learn here is that the world is filled with things for our enjoyment (Pelajaran yang bisa dipetik oleh orang-orang dewasa di sini adalah bahwa dunia ini dipenuhi oleh sesuatu untuk kenikmatan kita).

Jika kita tidak mampu menikmati setiap bagian dari kehidupan ini, kita akan merasa bosan seperti diungkapkan Marty Rubin, “Boredom is the price one pays for not enjoying everything.”

Idealnya, mendapatkan teman, lingkungan, tempat tinggal, pasangan, dan pekerjaan yang kita senangi, tapi kenyataan dalam hidup tidak banyak orang yang mendapatkan berkah ini. Menyenangi apa yang saat ini kita miliki akan memastikan kebahagiaan kita pegang.

Berpuasa
Kenapa pula perayaan ini diawali dengan puasa? apa manfaat puasa? bukan rahasia lagi, puasa menawarkan banyak manfaat baik secara medis, psikologis maupun spiritual. Wajar saja bila hampir di setiap agama mewajibkan untuk melakukan puasa.

Inti puasa adalah pengendalian diri. Dengan puasa kita menjadi lebih peka, lebih kuat, dan membangun daya tahan tubuh. Penelitian secara ilmiah tentang puasa telah banyak dilakukan dan puasa terbukti sangat bermanfaat, seperti diberitakan sciencedaily.comMay 20, 2011:

Fasting has long been associated with religious rituals, diets, and political protests. Now new evidence from cardiac researchers at the Intermountain Medical Center Heart Institute demonstrates that routine periodic fasting is also good for your health, and your heart.."

Saya teringat dengan Sharma, seorang sahabat dari Baratawarsa India. Ketika saya tinggal di Al-Jubail Saudi Arabia beberapa tahun yang lalu. 

Awalnya ia sangat tidak setuju dengan aktivitas puasa. Berbagai argumen sanggahan ia ungkapkan atas penjelasan saya tentang manfaat puasa. Hingga suatu hari ia harus menjalani operasi, dokter mewajibakan ia untuk melakukan puasa sebelum operasi.

Sharma awalnya khawatir dengan kesehatan tubuhnya saat berpuasa, tapi ia tidak punya pilihan. Saya berusaha untuk membesarkan hatinya. 

Akhirnya ia berhasil melewatinya dengan baik. Suatu hari pagi-pagi buta ia menelepon saya, "Good morning Made, very sorry to disturb you in early morning, I just want to say thanks a lot for your support, you opened my eyes for the hidden treasure of our traditions, fasting is a gift to our civilization man!, I do fasting regularly".

Digabung menjadi satu, ternyata apa yang diwariskan leluhur, banyak sekali manfaatnya, ia tetap sesuai dengan jaman ini. Melakukan perayaan nyepi memungkinkan kita melakukan instrospeksi diri, menemukan the area of improvement  hingga hidup benar-benar hidup, terus bergerak maju.

Untuk mengakhiri karya kecil ini perkenankan saya mengutip perkataan Deepak Chopra.

“Silence is the great teacher, and to learn its lessons you must pay attention to it. There is no substitute for the creative inspiration, knowledge, and stability that come from knowing how to contact your core of inner silence."

(Diam adalah guru besar, dan untuk mendapatkan pelajaran darinya Anda harus memperhatikannya. Tidak ada pengganti untuk inspirasi kreatif, pengetahuan, dan stabilitas yang berasal dari keheningan mengetahui menghubungkan diri dengan inti keheningan di dalam diri).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun