“Boleh Kak ... aku malah senang.” Ujar Safana, dengan perasaan bahagia.
Bara tak canggung lagi langsung pindah duduk di dekat Safana, lalu tangan Bara menindih pundak Safana yang terlihat jenjang. Tak menduga Bara mencium keningnya dengan mesra. Sehingga Safana, terlihat memerah di wajahnya yang cantik.
“Kak, aku mau kamu menikahiku.” Ucap Safana menggelayut manja di dada Bara yang bidang.
“Iya sayang ... pasti aku akan menikahimu.” Ucap Bara menjanjikan.
Safana tersenyum bahagia, ketika Bara kembali meyakinkannya. Dia memandang wajah ganteng Bara yang dibiarkan memesona oleh pandangannya. Mata Safana menerawang jauh melayang, lewat sayap-sayap cinta. Cermin yang berada di atas wastapel berwarna maroon sebagai saksi bisu yang menghantarkan ia bertatap muka pada pantulan cahaya cermin tersebut. Wajah Safana benar-benar cantik malam itu, lehernya yang dihiasi permata tak tampak dia gadis Abg, dia terlihat gadis dewasa yang manis dan lembut juga anggun penuh pesona. Sayangnya malam yang menghantarkan cinta itu, ternyata hanya dalam dongeng cinta. Kenyataan Safana setelah ini hilang bagai di telan bumi, karena diculik Bara yang merupakan sindikikat penculikan Abg yang bergerombol dengan penjahat kelas kakap. Wajah cantiknya rusak akibat pukulan benda tumpul, lehernya digorok terputus,juga kaki dan tangannya dalam keadaan terpisah dengan tubuhnya karena dimutilasi untuk menghilangkan jejak. Dan Safana sebelum dimutilasi, dia adalah korban perkosaan secara bergilir oleh banyak orang selain Bara yang mayatnya sengaja di buang diberbagai titik di pinggir sungai Cisadane. Dan yang lebih tragis lagi, organ-organ penting yang ada di dalam tubuhnya hilang entah apa yang dinginkan Bara, yang merupakan pujangga Iblis yang sangat kejam dan bengis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H