Mohon tunggu...
Devan Altop
Devan Altop Mohon Tunggu... -

Kesedihan yang paling mendalam, jika aku selalu melanggar dan tak menjalankan perintah Allah Swt yang tertera dalam Alqur,an dan juga yang paling aku takutkan kehidupanku tak pernah diberikan hidayah kebaikan selama hidup di dunia ini. Astaghfirullah ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dongeng Cinta oleh: Devan Altop

24 Maret 2014   18:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:33 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Boleh Kak ... aku malah senang.” Ujar Safana, dengan perasaan bahagia.

Bara tak canggung lagi langsung pindah duduk di dekat Safana, lalu tangan Bara menindih pundak Safana yang terlihat jenjang. Tak menduga Bara mencium keningnya dengan mesra. Sehingga Safana, terlihat memerah di wajahnya yang cantik.

“Kak, aku mau kamu menikahiku.” Ucap Safana menggelayut manja di dada Bara yang bidang.

“Iya sayang ... pasti aku akan menikahimu.” Ucap Bara menjanjikan.

Safana tersenyum bahagia, ketika Bara kembali meyakinkannya. Dia memandang wajah ganteng Bara yang dibiarkan memesona oleh pandangannya. Mata Safana menerawang jauh melayang, lewat sayap-sayap cinta. Cermin yang berada di atas wastapel berwarna maroon sebagai saksi bisu yang menghantarkan ia bertatap muka pada pantulan cahaya cermin tersebut. Wajah Safana benar-benar cantik malam itu, lehernya yang dihiasi permata tak tampak dia gadis Abg, dia terlihat gadis dewasa yang manis dan lembut juga anggun penuh pesona. Sayangnya malam yang menghantarkan cinta itu, ternyata hanya dalam dongeng cinta. Kenyataan Safana setelah ini hilang bagai di telan bumi, karena diculik Bara yang merupakan sindikikat penculikan Abg  yang bergerombol dengan penjahat kelas kakap. Wajah cantiknya rusak akibat pukulan benda tumpul, lehernya digorok terputus,juga kaki dan tangannya dalam keadaan terpisah dengan tubuhnya karena dimutilasi untuk menghilangkan jejak. Dan Safana sebelum dimutilasi, dia adalah korban perkosaan secara bergilir oleh banyak orang selain Bara yang mayatnya sengaja di buang diberbagai titik di pinggir sungai Cisadane. Dan yang lebih tragis lagi, organ-organ penting yang ada di dalam tubuhnya hilang entah apa yang dinginkan Bara, yang merupakan pujangga Iblis yang sangat kejam dan bengis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun