Mohon tunggu...
Devan Altop
Devan Altop Mohon Tunggu... -

Kesedihan yang paling mendalam, jika aku selalu melanggar dan tak menjalankan perintah Allah Swt yang tertera dalam Alqur,an dan juga yang paling aku takutkan kehidupanku tak pernah diberikan hidayah kebaikan selama hidup di dunia ini. Astaghfirullah ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Bisu oleh : Alfan Davo

19 Februari 2015   17:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:53 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

GADIS BISU

Saat Mira melihat ayahnya sedang memarahi adik angkatnya. Rasanya kepala Mira mau pecah saja. Wajah ayahnya yang menegangkan, matanya terlihat melotot dan sangar membuat Mira semakin tak habis pikir dan tak masuk akal. Sungguh, Mira tak tega melihatnya.

“Dasar anak sialan! Pembawa sial! Kamu pikir, aku senang dipanggil ayah? Sok kegeeran kamu! Jangan harap kamu bisa berada dikeluargaku! Plak!” Tamparan ini mengenai pipinya.

Liana hanya terdiam kaku saat ayah Mira menamparnya. Bahkan ayah Mira tak segan –segan memukulnya dengan kasar, dan bringas. Sehingga saking Mira tak kuatnya melihat keadaan ini, air matanya berderai deras bergelombang resah. Mira pun segera mendatangi ayahnya yang sedang berada di dalam kamar Mira.

“Ayah?” Sapa Mira perlahan.

Ayah Mira terperanjat dan menoleh dengan sangat terkejut. Suaranya yang keras , tiba-tiba membungkam tak bersuara lagi. Mimik wajahnya yang memerah padam, membuat sikap ayah Mira tambah kikuk dan tak bisa bicara apa-apa.

“Ayah ... kenapa harus Liana yang ayah marahi. Dia gadis tak berdosa dan cuma gadis bisu yaah, dan dia tak punya siapa-siapa kecuali keluarga kita. Seharusnya ayah sadar, aku bahagia karena kehadiran adik angkatku satu-satunya. Dan memang Liana gadis tak berdaya, apa pun yang ayah perbuat padanya tak kan bisa melawan dan akan selalu diam.” Sergah Mira pada ayahnya.

“Maafkan Ayah, Mira. Ayah hanya sedang bercanda pada Liana. Dan ayah tidak serius. Lagian memperlakukan Liana menurut ayah wajar-wajar saja kok ...” Ucap ayahnya.

“Apa ...! Wajaar...? Ayah keterlaluan! Sudah salah! Masih saja berkelit.” Timpal Mira emosi.

“Bukan begitu Mira, Ibumu meminta juga agar adik angkatmu dikembalikan saja.”

“Ayah ini sudah gila, apa! Ini sungguh, keterlaluan Yaah!” Kembali Mira membela Liana. Dan saat itu juga Mira menangis sedih, dan langsung memeluk Liana. Sesekali rambut Liana yang tergerai panjang diusapnya penuh kasih sayang. Mira merasa ayahnya keter laluan. Karena walau Liana gadis bisu, tetapi ini anugrah bagi Mira.

“Liana ... jangan bersedih ya, kakakmu akan selalu menjagamu.”

“Walau kau cuma gadis bisu, kuyakin kau adalah kuat dan tahan banting.”

“Dan Kakak yakin, suatu hari kelak kamu akan menjadi adik yang hebat.” Bisik Mira pada Liana.

“Mira ... maafkan ayah Nak, ayah tidak bermaksud ingin menyakiti kamu. Tetapi ayah tidak mau kamu memperlakukan Liana berlebihan ... dan ayah tidak suka, begitu juga dengan ibumu setuju apa yang dikatakan ayah.” Sangkal ayahnya perlahan sambil memberikan nasihat.

“Cukup, Ayah! Ini sangat menyakitkan! Dan ini, benar-benar gila!” Ucap Mira tambah emosi.

“Looo, yang gila, ayah atau kamu. Wong cuma boneka Berbi saja kok, dianggap adik angkat beneran ... ya iyalah gadis bisu, mana ada boneka bisa bicara!”

“Whaaaaaat?”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun