Adanya virus corona atau Covid-19 yang menyerang berbagai negara di dunia sangat berdampak pada banyak sektor, terutama sektor pendidikan. Virus corona mengakibatkan dunia dilanda pandemi Covid-19, pandemi ini mengharuskan manusia untuk bekerja, belajar, dan kegiatan lainnya di dalam rumah untuk sementara waktu agar menekan penyebaran virus.Â
Seperti kegiatan pembelajaran di Indonesia contohnya, kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan di kelas selama pandemi pun diubah menjadi secara daring.Â
Akan tetapi, tampaknya pembelajaran secara daring yang sudah dilakukan selama satu tahun lebih ini menimbulkan dampak negatif berupa learning loss pada siswa.Â
Learning loss adalah suatu istilah di mana adanya kemunduran secara akademis yang berkaitan dengan kesenjangan yang berkepanjangan. Learning loss merupakan bentuk dari penurunan capaian belajar siswa.Â
Untuk mencegah semakin besarnya dampak learning loss, pemerintah melalui Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, membentuk sebuah program bernama Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).Â
Kampus Mengajar merupakan salah satu program dari MBKM yang bertujuan untuk membantu meningkatkan literasi dan numerasi, adaptasi teknologi, dan administrasi sekolah, terutama pada sekolah di daerah 3T.Â
Pada pertengahan 2021, saya mengikuti program Kampus Mengajar Angkatan 2. Salah satu sekolah yang menjadi sasaran Kampus Mengajar Angkatan 2 yaitu SDS Harapan yang berlokasi di Jl. Ks. Tubun I/13, Jakarta Barat. SDS Harapan adalah sekolah penempatan saya bersama 5 rekan kelompok saya selama 5 bulan atau 1 semester pada tahun 2021.
Pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa SDS Harapan ketika saya dan rekan kelompok melakukan program Kampus Mengajar yaitu blended learning. Para siswa sudah mulai belajar di kelas setelah satu setengah tahun lebih melakukan pembelajaran daring.Â
Terjadinya Learning Loss pada Siswa
Setelah mulai membantu para guru dalam mengajar, ada hal yang menjadi salah satu fokus perhatian saya dan rekan kelompok, yaitu adanya learning loss pada siswa-siswa SDS Harapan. Adanya kemunduran pada kemampuan akademis siswa, terutama pada siswa jenjang kelas 1-4.Â
Khususnya pada siswa yang saya bantu ajar, siswa kelas 4, beberapa siswa kelas 4 di SDS Harapan belum dapat membaca dengan lancar, bahkan belum dapat membaca, dan belum menguasai perkalian 1-10.Â
Tentunya hal ini dikarenakan pembelajaran daring yang sebelumnya dilakukan, pembelajaran daring yang dilakukan selama 1,5 tahun lebih membuat siswa cenderung bosan, malas belajar dan tidak memiliki ketertarikan lagi untuk terus mengikuti pembelajaran daring.
Program LiterasiÂ
Adanya learning loss pada siswa-siswa kelas 4 SDS Harapan ini membuat saya berinisiatif membuat program pribadi berupa kegiatan literasi. Dibuatnya program literasi ini juga karena SDS Harapan belum menerapkan program ini pada siswa.Â
Untuk mendukung program pribadi saya, saya membuat sebuah kumpulan teks bacaan yang berisi teks-teks fiksi dan non fiksi dengan sampul buku yang dibuat semenarik mungkin, agar membuat siswa kelas 4 tertarik untuk selalu membaca.Â
Kegiatan yang dilakukan pada program literasi ini yaitu siswa diminta untuk membaca teks bacaan yang ada, kemudian menceritakan kembali teks bacaan yang mereka baca.Â
Program ini bertujuan agar siswa-siswa kelas 4 yang saya bantu ajar selama Kampus Mengajar dapat membaca dengan lancar tanpa terbata-bata. Kegiatan ini rutin saya lakukan ketika pembelajaran di kelas maupun daring.Â
Untuk memotivasi siswa agar semakin tertarik untuk membaca kumpulan teks bacaan yang saya buat, saya juga membuat  "star chart", yang mana siswa akan mendapatkan 1 bintang pada star cart setiap kali mau aktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Matematika, contohnya membaca dan menceritakan kembali teks bacaan di depan kelas, memvideokan ketika membaca teks bacaan saat pembelajaran daring, atau dapat mengerjakan perkalian 1-10 di depan kelas.Â
Program pribadi ini dapat dikatakan sukses dilakukan pada siswa. Karena selama pembelajaran, siswa-siswa aktif untuk mengikuti pembelajaran, terutama pada kegiatan literasi. Para siswa tampak berlomba untuk mendapatkan banyak bintang pada "star chart".Â
Program-program Lainnya
Selain program literasi pribadi, saya bersama rekam kelompok juga turut membantu sekolah dalam hal adaptasi teknologi, seperti kelompok kami membuat aplikasi e-library, pemanfaatan media youtube untuk pembelajaran, dan membantu mengajarkan penggunaan laptop pada guru.Â
Kemudian membantu meningkatkan administrasi sekolah, seperti pembuatan website sekolah dan juga memberikan beberapa buku bacaan pada sekolah dari hasil donasi yang telah dilakukan.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata rekognisi dari Kampus Mengajar Angkatan 2 yang saya dan rekan kelompok saya lakukan selama 1 semester di SDS Harapan mendapat respon yang sangat baik dari pihak sekolah, terutama para guru.Â
Saya dan rekan kelompok berharap agar program-program yang telah kami buat dapat selalu digunakan dan selalu bermanfaat untuk pihak sekolah untuk digunakan dalam pembelajaran dan hal lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H