Mohon tunggu...
Deva Ulia Sari
Deva Ulia Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Positif dan Negatif Pasar Oligopoli terhadap Perekonomian Indonesia

1 Desember 2023   12:09 Diperbarui: 1 Desember 2023   13:55 2866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* Industri Semen: Industri semen di Indonesia termasuk dalam contoh pasar oligopoli karena hanya didominasi oleh beberapa perusahaan semen saja di antaranya, seperti PT. Semen Indonesia

* Industri Rokok: Pasar rokok dikuasai oleh perusahaan besar seperti PT HM Sampoerna Tbk, PT Gudang Garam Tbk, dan PT Djarum

* Industri Energi: Perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina, Chevron, Total, dan ExxonMobil mendominasi sebagian besar industri energi di Indonesia

* Industri Penerbangan: Maskapai besar seperti Garuda Indonesia, Lion Air Group, dan Citilink mendominasi industri penerbangan di Indonesia

Pasar oligopoli memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia, terutama terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Beberapa dampak dari pasar oligopoli terhadap perekonomian UMKM antara lain adalah peningkatan harga bahan baku, persaingan yang ketat, sulitnya UMKM untuk bersaing, dan sulitnya UMKM untuk bergabung di pasar tersebut. Pasar oligopoli juga dapat menyebabkan banyak kondisi yang merugikan pengusaha kecil dan masyarakat. Peran pemerintah sangatlah penting dalam melindungi hak-hak konsumen agar terhindar dari batasan atau kondisi yang dapat merugikan pihak konsumen. Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan dukungan dalam hal permodalan dan pelatihan khusus bagi UMKM untuk dapat bersaing di pasar oligopoli.

Chamberlin memusatkan perhatiannya pada pasar monopolistik dalam bukunya The Theory of Monopolistic Competition, 1933. Ia menyebutkan bahwa banyak asumsi yang digunakan dalam pasar persaingan sempurna, terutama dalam produk yang homogen, yang tidak realistis. Karena tidak mungkin suatu pasar hanya memproduksi satu jenis barang saja (homogen).

Oleh karena itu, masih menurut Chamberlin, perusahaan-perusahaan pasti berusaha untuk melakukan diferensiasi pada produk-produknya guna mempertahankan perusahaannya supaya bertahan di pasar tersebut. Jika usaha itu (diferensiasi produk) berhasil maka perusahaan itu dapat memengaruhi harga-harga di pasar, dan dia dapat bertindak sebagai penentu harga (price setter), bukan sebagai penerima harga (price taker) (Karim, 2017).

Dengan demikian, pasar ini sudah tidak sempurna lagi karena ciri utama dalam pasar monopolistik adalah adanya diferensiasi produk dan perusahaan bertindak sebagai price setter bukan sebagai price taker. Juga biasanya harga yang terbentuk dalam pasar monopolistik lebih tinggi daripada harga yang terbentuk dalam pasar sempurna.Begitu juga dengan Joan Robinson, yang mempunyai analisis hampir mirip dengan Chamberlin. Namun, Joan Robinson dalam analisisnya lebih fokus pada pembahasan "pasar persaingan tidak sempurna (Imperfect Competition)". Menurutnya, tiap perusahaan dalam pasar tidak sempurna memegang posisi monopoli, dimana posisi ini didapatkan dari barang-barang yang dibeli berdasarkan preferensi konsumen (Customer Preference) walaupun ada barang substitusi yang dihasilkan oleh perusahaan lain.

Pasar oligopoli memiliki dampak positif dan negatif terhadap perekonomian Indonesia, antara lain:

* Meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

* Meningkatkan inovasi dan diversifikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun