Oleh : Deva Nuraini dan Erfinda Hayuning Prastiti
Instansi : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Program Studi : Psikologi
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
      Pendidikan dan jiwa keagamaan adalah dua aspek penting dalam kehidupan manusia yang saling terkait erat. Pendidikan tidak hanya sebatas transfer pengetahuan, tetapi juga berperan dalam pembentukan karakter, nilai-nilai, dan sikap seseorang, termasuk di dalamnya aspek keagamaan.
      Meskipun para ahli masih belum memiliki kesepakatan tentang asal-usul jiwa keagamaan pada manusia, namun pada umumnya mereka mengakui peran Pendidikan dalam menanamkan rasa dan sikap keberagamaan pada manusia. Dengan kata lain, Pendidikan dinilai memiliki peran penting dalam upaya menanamkan rasa keagamaan pada seseorang anak. Kemudian, melalui Pendidikan pula dilakukan pembentukan sikap keagamaan tersebut.
A Pendidikan Keluarga
      Barangkali sulit untuk mengabaikan peran keluarga dalam Pendidikan. Anak-anak sejak masa bayi sehingga usia sekolah memiliki lingkungan tunggal, yaitu keluarga. Gilbert Highest menyatakan bahwa kebiasaan  yang dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh Pendidikan keluarga. Sejak dari bangun  tidur hingga ke saat akan tidur kembali, anak-anak menerima pengaruh dan Pendidikan dari lingkungan keluarga (Gilbert Highest, 1961: 78).Â
      Pendidikan keluarga merupakan Pendidikan dasar bagi pembentukan jiwa keagamaan. Perkembangan agama menurut W.H. Clark, berjalin dengan unsur-unsur kejiwaan sehingga sulit untuk diidentifikasi secara jelas, karena masalah yang menyangkut kejiwaan, manusia demikian rumit dan kompleksnya. Fungsi-fungsi jiwa yang masih sangat sederhana tersebut, agama terjalin dan terlibat di dalamnya melalui jalinan unsur-unsur dan tenaga kejiwaan ini pulalah agama itu berkembang (W.H. Clark, 1964: 4). Dalam kaitan itu pulalah terlihat peran Pendidikan keluarga dalam menanamkan jiwa keagamaan pada anak.
      Menurut Rasulullah Saw, fungsi dan peran orangtua bahkan mampu untuk membentuk arah keyakinan anak-anak mereka. Menurut beliau, setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama, namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya tergantung dari bimbingan, pemeliharaan, dan pengaruh kedua orangtua mereka.
B. Pendidikan Kelembagaan
      Pendidikan agama di Lembaga Pendidikan bagaimanapun akan memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun demikian, besar kecilnya pengaruh tersebut sangat tergantung pada berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai agama. Sebab, Pendidikan agama pada hakikatnya merupakan Pendidikan nilai. Pendidikan agama lebih dititikberatkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntunan agama.
      Kebiasaan adalah cara bertindak atau berbuat seragam (M. Buchori, 1982: 115). Dan pembentukan kebiasaan ini menurut Wetherington melalui dua cara. Pertama, dengan cara pengulangan dan kedua, dengan disengaja dan direncanakan (M. Buchori, 1982: 116). Jika melalui pendidikan keluarga pembentukan jiwa keagamaan dapat dilakukan dengan menggunakan cara yang pertama, maka melalui kelembagaan pendidikan cara yang kedua tampaknya akan lebih efektif. Dengan demikian, pengaruh pembentukan jiwa keagamaan pada anak di kelembagaan pendidikan, barangkali banyak tergantung dari bagaimana perencanaan pendidikan agama yang diberikan di sekolah (lembaga pendidikan)
C. Agama dan Masalah Sosial
      Tumbuh dan berkembangnya kesadaran agama (religious consciousnesl dan pengalarman agama (religious experience), ternyata melalui proses yang bertahap, tidak sekaligus. Pengaruh dari luar sangat berperan dalam menumbuh kembangkannya, khususnya pendidikan. Adapun pendidikan yang paling berpengaruh, yakni pendidikan dalam keluarga. Apabila dilingkungan keluarga anak-anak tidak diberikan pendidikan agama, biasanya sulit untuk memperoleh kesadaran dan pengalaman agama yang memadai.
      Seperti diketahui, bahwa dalam keadaan yang ideal, pertumbuhan seseorang menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang terintegrasi dalam berbagai aspek meliputi fisik, psikis, moral, dan spiritual (M. Buchori, perlu pola asuh yang serasi. Menurutnya ada enarm aspek dalarn mengasuh, 1982: 155). Makanya, menurut Wetherington, untuk mencapai tujuan itu pertumbuhan itu, yaitu: 1) fakta-fakta pengasuhan; 2) alat-alatnya; 3) peraturan-peraturan; 4) perlindungan; dan 5) unsur waktu (M. Buchori, 1982: 156).
       Wetherington memberikan contoh mengenai fakta pengasuhan yang diberikan kepada anak kembar yang diasuh di lingkungan yang berbeda. Hasilnya ternyata menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya sebagai akibat pengaruh lingkungan. Selanjutnya, ia mengutip hasil penelitian Newman tentang adanya perbedaan dalam lingkungan sosial dan pendidikan yang menghasilkan perbedaan-perbedaan yang tak dapat disangkal.
D. Hubungan Pendidikan dan Jiwa Keagamaan
        Pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan jiwa keagamaan seseorang. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan:
Pendidikan Formal:
Kurikulum Agama: Mata pelajaran agama di sekolah memberikan dasar-dasar pengetahuan tentang agama dan nilai-nilai moral.
Lingkungan Sekolah: Suasana sekolah yang kondusif dan guru yang inspiratif dapat menumbuhkan minat siswa terhadap agama.
Kegiatan Ekstrakurikuler: Kegiatan keagamaan seperti rohani, pramuka, atau klub keagamaan dapat memperkaya pengalaman keagamaan siswa.
Pendidikan Nonformal:
Keluarga : Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Nilai-nilai agama yang ditanamkan sejak dini akan membentuk karakter anak.
Masyarakat : Lingkungan sosial dan budaya memiliki pengaruh besar dalam membentuk pandangan seseorang tentang agama.
Organisasi Keagamaan: Organisasi keagamaan seperti masjid, gereja, atau pura berperan penting dalam mendalami ajaran agama.
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan.
Pendidikan memiliki pengaruh yang besar terhadap jiwa keagamaan seseorang, khususnya dalam pembentukan pribadi dan karakter. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik tingkat kecerdasan dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT
      Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H