Pendidikan agama di Lembaga Pendidikan bagaimanapun akan memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun demikian, besar kecilnya pengaruh tersebut sangat tergantung pada berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai agama. Sebab, Pendidikan agama pada hakikatnya merupakan Pendidikan nilai. Pendidikan agama lebih dititikberatkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntunan agama.
      Kebiasaan adalah cara bertindak atau berbuat seragam (M. Buchori, 1982: 115). Dan pembentukan kebiasaan ini menurut Wetherington melalui dua cara. Pertama, dengan cara pengulangan dan kedua, dengan disengaja dan direncanakan (M. Buchori, 1982: 116). Jika melalui pendidikan keluarga pembentukan jiwa keagamaan dapat dilakukan dengan menggunakan cara yang pertama, maka melalui kelembagaan pendidikan cara yang kedua tampaknya akan lebih efektif. Dengan demikian, pengaruh pembentukan jiwa keagamaan pada anak di kelembagaan pendidikan, barangkali banyak tergantung dari bagaimana perencanaan pendidikan agama yang diberikan di sekolah (lembaga pendidikan)
C. Agama dan Masalah Sosial
      Tumbuh dan berkembangnya kesadaran agama (religious consciousnesl dan pengalarman agama (religious experience), ternyata melalui proses yang bertahap, tidak sekaligus. Pengaruh dari luar sangat berperan dalam menumbuh kembangkannya, khususnya pendidikan. Adapun pendidikan yang paling berpengaruh, yakni pendidikan dalam keluarga. Apabila dilingkungan keluarga anak-anak tidak diberikan pendidikan agama, biasanya sulit untuk memperoleh kesadaran dan pengalaman agama yang memadai.
      Seperti diketahui, bahwa dalam keadaan yang ideal, pertumbuhan seseorang menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang terintegrasi dalam berbagai aspek meliputi fisik, psikis, moral, dan spiritual (M. Buchori, perlu pola asuh yang serasi. Menurutnya ada enarm aspek dalarn mengasuh, 1982: 155). Makanya, menurut Wetherington, untuk mencapai tujuan itu pertumbuhan itu, yaitu: 1) fakta-fakta pengasuhan; 2) alat-alatnya; 3) peraturan-peraturan; 4) perlindungan; dan 5) unsur waktu (M. Buchori, 1982: 156).
       Wetherington memberikan contoh mengenai fakta pengasuhan yang diberikan kepada anak kembar yang diasuh di lingkungan yang berbeda. Hasilnya ternyata menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya sebagai akibat pengaruh lingkungan. Selanjutnya, ia mengutip hasil penelitian Newman tentang adanya perbedaan dalam lingkungan sosial dan pendidikan yang menghasilkan perbedaan-perbedaan yang tak dapat disangkal.
D. Hubungan Pendidikan dan Jiwa Keagamaan
        Pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan jiwa keagamaan seseorang. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan:
Pendidikan Formal:
Kurikulum Agama: Mata pelajaran agama di sekolah memberikan dasar-dasar pengetahuan tentang agama dan nilai-nilai moral.
Lingkungan Sekolah: Suasana sekolah yang kondusif dan guru yang inspiratif dapat menumbuhkan minat siswa terhadap agama.