Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Masa Lalu: Cara Bijak Berperilaku Cerdas di Tengah Ketidakpastian Covid-19

30 Juni 2020   09:58 Diperbarui: 30 Juni 2020   12:08 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelajaran Berharga dari 'La Grande Peur'

Berdasarkan La Grande Peur di Dunia maupun Indonesia, kita dapat mempelajari bahwa kabar angin menjadi biang keladi dari kepanikan. Jika kepanikan besar tak dikurangi, maka akan menimbukan banyak biaya: menghabiskan energi pikiran, mehabiskan waktu, mengganggu kesehatan tubuh, dan mengganggu stabilitas keuangan negara.

Apalagi, mengingat COVID-19 yang masih mewabah menyerang orang tanpa pandang bulu. Saking parahnya COVID-19, krisis terjadi dimana-mana. Dalam perjalanannya krisis mulai menjalar ke pebisnis besar, hingga pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia.

Mau tak mau, keadaan ini akan mempengaruhi kondisi global dan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia. Boleh jadi, pemerintah melalui Bank Indonesia telah bersiasat memberikan sejumlah insentif kepada pengusaha dan UMKM supaya memberikan napas baru agar mereka bangkit dan bertahan.


Namun, untuk bertahan di tengah ketidakpastian dan menjaga SSK, tak melulu menjadi wewenang Bank Indonesia. Baik pemerintah maupun masyarakat harus bergerak bersama, bergotong royong demi membantu mewujudkan SSK yang sehat.

Sebab, persoalan seputar SSK menyangkut hajat Hidup orang banyak. Kiranya, guna mewujudkan SSK yang sehat, sebagai warga sipil kita dapat ikut membantu dengan mengadopsi empat perilaku cerdas berikut ini. Paling tidak hal ini dapat menjadi pedoman utama untuk terhindar dari krisis keuangan yang besar.

Pertama, jadilah agen penyebar konten positif. Perlu dipahami, benang merah ragam kepanikan besar di dunia sedari dulu ialah hadirnya kabar angin (yang sering kali membawa kabar bohong). Oleh sebab itu, supaya kepanikan tak terjadi, penting halnya untuk khalayak "saring sebelum sharing." Dalam artian, segala sesuatu yang bernuansa kepanikan dan belum tentu kebenarannya, jangan langsung disebar.

Lakukanlah cek dan ricek terlebih dahulu. Lalu, bandingkan dengan berita yang ada di media mainstream terpercaya. Setelahnya, baru timbang kandungan asas manfaat dari konten yang akan dibagikan. Jika tak memiliki manfaat, lebih baik urungkan niatan untuk berbagi. Jika memiliki manfaat, silahkan bagikan sembari menyebar semangat optimisme dalam melawan ketidakpastian.

Kedua, dukung UMKM. Dalam melanggengkan semangat optimisme melawan ketidakpastian, nilai-nilai luhur dari budaya gotong royong sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara membantu para pelaku UMKM supaya bertahan di tengah mewabahnya virus dari Wuhan.

Beberapa di antaranya bisa dengan menyalurkan bantuan sosial kepada mereka dan membeli barang-barang yang dijual dengan harga pantas. Kalau pun memiliki dana yang terbatas, namun Anda tetap ingin membantu, maka bantulah promosi usaha mereka melalui media sosial yang dimiliki. Tak perlu jauh-jauh, cukup bantu UMKM yang ada di daerah sekitar tempat Anda tinggal saja.

Ketiga, tidak ikut panic buying. Kepanikan akan terjadi ketika semua orang panik kemudian buru-buru membeli segala macam kebutuhan dengan berlebihan. Alhasil, stok yang ada di pasaran menjadi habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun